Kazeo

113 118 30
                                    

Hari ini adalah hari gabut bagi Nazli, bagaimana tidak rapat OSIS libur, kegiatan ekstrakurikuler juga libur karena Nazli gabut dia menghabiskan waktunya di perpustakaan sekolah yang udah kayak markas rahasia penyihir. Nazli masih suka heran seperti apa fantasi pendirian sekolah ini banyak desain bangunan yang aneh bahkan di SMA Garuda punya kebun binatang mini.

"Buset gabut banget gue, baru kali ini gue capek belajar padahal biasanya kalau nggak ada tugas gue aja suka minta tugas pribadi." Gerutu Nazli mengacak-acak rambutnya. Nazli lalu menaruh mukanya dimeja angin dari kipas perpustakaan membuatnya sedikit kantuk tapi kantuknya langsung hilang saat melihat seseorang mirip Kazeo tapi berkacamata. "Siapa tuh, kok kayak Kazeo?" Nazli melototi murid tersebut dari cara berpakaian yang rapi menegaskan dia bukan Kazeo yang slengean.

"Masa dia Kazeo, orang kayak dia kan alergi ama perpus." Gumam Nazli. Setahu Nazli Kazeo tidak pernah ke perpustakaan sekalinya ke perpus pun karena diseret Nazli. Daripada mati penasaran Nazli pun bangkit dari bangku perpus dan mendekati murid misterius dan ingin bertanya siapa dia.

"Maaf ma-" Belum sempat memanggil tangan Nazli ditarik Eri.

"Naz gue cariin lo satu sekolah gue kelilingin buat nyari lo malah disini," tahan Eri memegang tangan Nazli.

"I-itu Er gue ma-"

"Udah ikut dulu sama gue, ada info penting nih," potong Eri sebelum Nazli menyelesaikan kalimatnya.

"Apaan Er?" tanya Nazli.

"Ini tentang Kazeo, udah kita nyari tempat yang sepi jangan disini, ntar kedengeran orang," bisik Eri ke Nazli.

Eri pun menggandeng Nazli dan menariknya ke sudut perpustakaan dan memang sepi karena tempat nya berada di sudut.

"Apaan sih emangnya?" tanya Nazli sungutan.

"Loh nggak curiga gitu sama Kazeo?"

"Curiga karena apa, buat apa gue curiga emang dia bandar?" bingung Nazli.

"Ish bukan gitu bego, lo nggak aneh gitu sama dia Kazeo bisa masuk ke SMA Garuda loh, loh tahu sendiri kan ujian masuk SMA Garuda kayak apa."

Mendengar pernyataan Eri Nazli termenung sebentar, benar juga bagaimana Kazeo bisa lulus tes masuk sekolah. Nazli yang murid pintar saja ini harus belajar dari kelas 3 SMP demi masuk SMA Garuda.

"Iya juga Er, kok gue baru sadar ya sekarang kita juga nggak tahu latar belakang Kazeo loh, dimana rumahnya, siapa ortunya." Jelas Nazli setuju.

"Gimana kalo kita selidiki Kazeo," usul Eri.

"Caranya gimana?"

"Kita tanya ke Navi aja dia kan temen Kazeo di SMP," jawab Eri..

"Hmm kalau itu loh sekalian modus," tukas Nazli.

"Hehe tau aja loh Nazli," jawab Eri terkekeh.

"Ngapa ngomongin gue." Tiba-tiba Navi datang dari belakang entah darimana.

"Buset jangan bikin kita jantungan bego!" sungut Nazli.

"Maaf-maaf bikin kaget ada apa dengan gue emangnya?"

"Mumpung ada loh disini kita mau tanya, loh kenal Kazeo sejak kapan?" tanya Nazli.

"Sejak kelas satu SMP."

"Gimana orangnya pas SMP, emangnya dia udah goblok dari dulu?" tanya Eri blak-blakan.

"Mana ada dia bodo, dia tuh murid teladan kalian belum tahu kan kami dari SMP mana?"

"SMP apa emang?" tanya Nazli intens.

"SMP Angkasa."

"Apa!?" teriak Nazli dan Eri tidak percaya.

"Beneran lo? Sumpeh?" tanya Eri memegang kerah Navi. Navi pun menurunkan tangan Eri dan mengangguk tanda dia tidak berbohong.

"Kalian tuh harusnya udah curiga dong, kok bisa murid kayak Kazeo bisa keterima disini kalau emang bukan karena dia pura-pura bego, ujian masuk Kazeo aja dipasin."

Jawaban Navi membuat Nazli dan Eri tidak percaya. "Gini Naz lo yang sering berurusan sama Kazeo, gimana hasil dari kerjaan nya rapi apa berantakan?" tanya Navi.

"Rapi banget malah."

"Itu semua dia nggak nyari di internet."

"Terus?"

"Semua buku di perpustakaan ini udah ada didalam kepala Kazeo."

"What?" Eri masih tidak percaya dengan Navi.

"Naz lo tadi lihat ada orang pakai kacamata mirip Kazeo) kan?"

"Iyaa bener tapi Eri nggak percaya."

"Itu tuh Kazeo, dia suka belajar di perpustakaan diem-diem makanya kalian nggak tahu, ntar pas keluar langsung deh dia selengean lagi."

"Kalau nggak percaya ayuk ikut gue, tapi kalian lihatin dari belakang aja soalnya yang tahu cuma gue aja," ajak Navi. Eri dan Nazli pun setuju dan mengikuti saran Navi.

Navi berjalan menuju ke lorong perpustakaan disana ada sesosok pria berperawakan Tinggi persis seperti Kazeo tapi dengan dandanan yang rapi.

"Kalian nunggu disini aja, jangan berisik ketahuan ntar," perintah Navi.

Navi pun berjalan menuju ke orang tersebut, kaget lah Eri dan Nazli saat siswa itu menengok ke belakang benar dia adalah Kazeo dengan kacamata dan rambut yang rapi bahkan seragamnya sangat rapi.

Dengan refleks Nazli memotret Kazeo untung nya dia tidak pakai flash.

"Kaz udah dapet bukunya?" tanya Navi.

"Udah Nav, mau gue baca disini nggak cukup waktunya gue rental aja palingan semalem juga kebaca semua ini." Tunjuk Kaze memperlihatkan buku-buku tebalnya.

"Gila tebel banget buku loh Kazeo."

"Nggak usah lebay deh Nav, kayak kagak pernah lihat rumah gue aja lo," ketus Kazeo.

"Iya-ya rumah loh kan perpustakaan mini."

"Tugas Fisika loh udah selesai belum yang bikin percobaan katrol?"

"Belum Kaz, mentok gue."

"Mentok apa males Nav, kan dari awal awal udah gue tawarin buat bantuin biar cepet kelar, kalau kayak gini siapa yang rugi?" Kazeo memarahi Navi seperti anak kecil.

"Iya maaf, bantuin gue ya, ntar ayam geprek deh seminggu," pinta Navi.

"Dua minggu baru oke."

"Siap deal dua minggu." Akhirnya terjadi kesepakatan dengan ayam geprek sebagian reward nya.

Takut ketahuan Nazli memutuskan untuk keluar perpustakaan.

"Buset baru tahu gue ternyata dia pintar gila," sergah Eri.

"Sama Er, bisa jadi dia lebih pintar dari gue tapi dia nyembunyiin Identitasnya."

"Kenapa dia pura-pura gini ya?" bingung Eri.

"Entah Er tapi kita harus merahasiakan ini dari Kazeo, dia bisa marah, lebih baik kita tanya Kak Chintya dia kan kenal Kazeo dari lahir, mungkin dia tahu alasan Kazeo berubah," usul Nazli.

"Sabi tuh yuk kita ke kelasnya."

NazliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang