Rapat OSIS

102 119 23
                                    

Kazeo memulai rapat dia duduk di kursinya yang tepat diujung.

"Ketua interupsi!" cegah Ken.

"Iya ada apa Ken?"

"Apakah setiap Rapat Ketua harus memakai jubah itu?" tunjuk Ken ke jubah panjang Kazeo. Memang jiwa Wibu dari Kazeo masih melekat.

"Maaf Ken, tapi ini adalah kebanggaan saya sebagai Ketua."

"Bilang aja sih lo Kazeo itu tuh jaket pemberian Rikha yang kebesaran pas ultah lo," beber Navi tanpa bersalah.

"Navi harus ya dikasih tahu?" ujar Kazeo kesal.

"Udah ini ada yang lebih penting kita ada agenda yang mau dibahas." Potong Windy.

"Ehem kita hampir lupa, baik disini ada berkas dari Windy dia sudah dapat seluruh informasi, Windy jelaskan."

Windy lalu berdiri menuju ke papan tulis dan mengeluarkan berkasnya.

"Baik dia adalah Gevano siswa terkenal dengan prestasinya tidak seperti Ketua kita, dari luar dia seperti murid rajin dan teladan tapi itu hanya kedok busuknya saja."

"Akhir-akhir ini dia sering melakukan tindakan pembullyan, targetnya adalah siswa beasiswa dia mengincarnya karena ayah Gevano adalah sosok penting dan salah satu donatur SMA Garuda para murid yang dibully diancam beasiswanya akan dicabut jadi mereka tidak berani melawan." Jelas Windy cukup lama sampai membuat Kazeo mengantuk.

"Kazeo bangun!" Navi langsung memberi geplakan manja ke pipi Kazeo.

"Buset santai Navi," protes Kazeo.

"Iya Navi ntar kalau pipi Kazeo sakit gimana, ntar gantengnya berkurang," saut Kyla.

"Nyaut mulu lo kayak bajai."

"Udah stop jangan berkawan."

"Berantem!"

"Udahan ish kalian ini malah, kita lagi  rapat ini," protes Windy yang kesal sejak tadi diacuhkan.

"Maaf Windy, jadi siapa saja yang sudah jadi korban?" tanya Kazeo serius.

"Nirvana, murid kelas dua dia adalah murid beasiswa sering disuruh-suruh Gevano dan paling parah kemarin dia dipukuli dan hampir dilecehkan, untungnya kemarin ada Simon yang menolongnya."

"Kelas berat rupanya kayaknya kita harus segera ambil tindakan sebelum jadi lebih parah," ujar Kazeo menghela nafas membaca berkas kejahatan Gevano.

"Oh ya satu lagi, dia sedang dekat dengan Nazli." Tambah Windy.

Mendengar nama Nazli raut Kazeo berubah, Kazeo langsung meremas pena yang sedang dia pegang dan mematahkannya.

"Kazeo tahan emosi lo, gue tahu lo ke sulut tapi lo harus handel jangan sampai lo bertindak gegabah," tegur Navi.

"Iya gue tenang kok saking tenangnya gue bisa bikin dia lumpuh."

"Ehem!"

"B-baik kita apakan dia enaknya?"

"Kita nggak mungkin langsung serahin bukti ini, kita harus dapat bukti yang lebih otentik lagi, ingat slogan kita."

"Buat dia kena mental sampai keluar sendiri." Jawab seluruh anggota

"Lalu gimana caranya?"

"Biar gue aja yang turun buat ngatasin masalah ini," ujar Kazeo menawarkan dirinya.

"Lo yakin Kazeo? Ntar yang ada tuh anak lo lumpuhin."

"Kagak Nav kan gue ngajak elo," jawab Kazeo sambil menarik kerah Navi.

"Kenapa aku selalu terseret dalam permasalahan mu," keluh Navi yang diabaikan Kazeo karena Kazeo menyeretnya keluar.

"Hati-hati Ketua jangan kebablasan!" seru Windy.

"Siap tenang aja palingan cuma trauma doang," jawab Kazeo dengan senyum Psikopat ditambah pose Navi yang menggorok lehernya dengan tangan.

"Iya mampus deh tuh anak."

NazliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang