Banyak Saingan

123 133 16
                                    

Nazli hari ini duduk termenung di bangku kantin, bubur yang sudah dia pesan dianggurin hanya diaduk-aduk tidak jelas seperti perasaannya. Nazli menjedot-jedotkan kepala nya ke meja kantin, untung saja kantin sedang sepi karena memang belum waktunya jam istirahat. Kalau tidak dia sudah malu.

"Gila pusing banget gue, kenapa banyak banget sih yang tiba-tiba deket ama Kazeo," gerutu Nazli mengacak-acak rambutnya.

"Ada apa dengan gue Nas?" Ucap Kazeo tiba-tiba.

Nazli langsung terkejut orang yang dia bicarakan datang, "lo... lo nga... pain kesini?" tanya Nazli terbata-bata.

"Harusnya yang nanya kayak gitu tuh gue Nas, lo ngapain disini lo kan murid teladan, masak malah bolos ke kantin sih," ujar Kazeo heran. "Kalau gue mah udah biasa ke kantin pas jam pejaran, gabut gue dikelas."

"Emang enak sih, kantin sepi gini," ucap Nazli berusaha tenang. Dia sekarang berduaan saja kalau bu Ning nggak dihitung sih, Nazli berusaha menekan detak jantungnya takut di dengar Kazeo.

"Oh ya, lo tadi nyebut gue ada apa?"

"Nggak ada apa-apa kok cuma kepo siapa sih mereka berdua?"

"Ohhh," mangut Kazeo paham. "Mereka tuh temen gue dulu, kalau si Ayunindya tuh temen SMP gue, kalau kak Chintya itu temen gue dari kecil, badan dia doang kecil tapi jangan tanya kalau soal tenaga, truk aja kalau nabrak dia truknya yang rusak."

Cerita Kazeo membuat Nazli tertawa, apalagi soal Chintya pernah dikeroyok satu sekolah dan dia menang untuk anak SD itu sangat gila

"Dah ya, gue mau balik dulu ke kelas takut dicariin Pak Bambang," pamit Kazeo.

"Oh ya sana cepetan balik lagian lagi KBM malah madol."

Kazeo berbalik badan memberi salam peace dan tersenyum lebar. Nazli langsung tertegun jantungnya berdegup kencang Nazli berusaha untuk tidak salting.

Setelah Kazeo pergi cukup jauh Nazli menghela nafas cukup panjang ini adalah percakapannya dengan Kazeo paling lama, biasanya dia berbicara dengan Kazeo ditemani Eri, ini pertama kalinya dia bisa berbicara panjang lebar dengan Kazeo.

Biasanya jika hanya sendirian dengan Kazeo Nazli hanya akan diam dan cengo. "Oi Nazli ngapain lo!"

Nazli terkejut dengan orang dibelakangnya untung nya itu hanya Eri bukan kuntilanak atau pocong.

"Gila gue kaget Er, bisa nggak sih jangan teriak dikuping gue," protes Nazli meniupi kupingnya seperti anak 90-an.

"Santuy sis mentang-mentang habis pacaran sama Kazeo," ledek Eri dengan wajah yang sangat ingin dipukul.

"Dari kapan lo denger?" selidik Nazli.

"Dari lo ngaduk bubur."

"Dari awal dong?"

Eri menganggukkan kepalanya, Nazli langsung menjedotkan kepalanya lagi.

"Kapan lo mau jujur?"

"Jujur buat apa?"

"Nazli bestie ku, nggak usah belagak bego lo ya jujur sama Kazeo kalau lo suka dia!" seru Eri, menyentil kepala Nazli.

"Gue masih belum berani Er," ucap Nazli lesu.

"Naz lo harus cepet bergerak, lo suka Kazeo kan?" Nazli mengangguk. "Lo sayang Kazeo kan?" Nazli mengangguk lagi. "Kalau gitu lo harus gercep jangan nunggu lagi, saingan lo banyak ada murid pindahan yang terang-terangan nembak Kazeo, ada Chintya temen masa kecil Kazeo, kalau lo nggak gerak cepet lo bakal kehilangan Kazeo."

Nazli langsung berdiri dari bangkunya dia melakukan pose hormat anime Shingeki no Kyojin.

"Yosh demi Kazeo gue harus gercep, Eri bantuin gue PDKT."

"Siap demi teman ku."

Eri mengikuti pose Nazli.

"Shinzou sasageyo!"

NazliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang