Selamatkan Nazli

91 94 65
                                    

Follow dulu sebelum membaca. Jangan lupa vote dan komen.

Tiba-tiba Kazeo datang dengan mendobrak pintu ruang OSIS. Seluruh orang yang disana terkejut dengan kedatangan Kazeo.

"Halo Nazli, maaf telat."

"Kamu ini siapa? Apa kepentingan kamu masuk ke ruang OSIS?" tanya Nirvana dengan nada tinggi.

"Hehh... ternyata kamu bisa tegas juga. Kok nggak berani lawan orang yang bully kamu?" Pertanyaan Kazeo berhasil membuat Nirvana terdiam. Bagaimana bisa Kazeo tahu perihal ini?

"Apa maksud kamu, aku nggak pernah dibully siapapun," kelit Nirvana. "Jangan asal tuduh kamu, kamu bersengkongkol dengan Nazli?" tuduh Nirvana balik.

Kazeo pun berjalan mendekati Nirvana. Kazeo berhenti tepat didepan meja tempat Nirvana duduk.

"Aku tegaskan ini pada kamu jangan coba-coba memasukkan Nazli kedalam rencana busuk mu, dasar pemalsu dokumen."

"Apa... maksud kamu aku tidak me-malsukannya. Jangan asal tuduh kamu," Nirvana masih tetap berkelit dan tidak mau mengakui. Kazeo hanya bisa berkacak pinggang. Kazeo tertawa geli dia sangat heran dengan Nirvana. Di situasi dimana dia sudah tersudut pun dia masih tetap teguh, walau teguh dalam hal negatif.

"Nirvana, aku menerima aduan berkas pembullyan kamu, kami tadi awalnya ingin menolong dan menyelamatkan kamu. Tapi tujuan kami berubah saat aku menemukan dokumen OSIS yang dipalsukan, dan kaulah penanggungjawabnya."

"Apa maksud mu kami?" Pertanyaan Nirvana membuat Kazeo menghela nafas sejenak. Kazeo tadinya tidak ingin OSIS bawah diketahui, tapi ini satu-satunya cara menyelamatkan Nazli.

"Aku Kazeo, penerima 3 stempel dari 3 Guru pilar, dengan penghargaan tersebut aku menciptakan organisasi OSIS baru yang kuberi nama OSIS bawah. Tugas kami adalah membersihkan kotoran yang kalian lupa buang, menyelesaikan semua masalah disekolah yang kalian abaikan karena kalian adalah penjilat, melindungi kalian dari segala ancaman bahaya dari manapun." Penjelasan dari Kazeo membuat seisi ruangan terkejut. Bukan karena OSIS bawah, tapi juga karena status Kazeo yang mendapatkan 3 persetujuan. Pasalnya mereka tahu sendiri mendapatkan satu saja susahnya minta ampun tapi Kazeo dengan mudahnya mendapatkan ketiganya.

"Kamu jangan coba-coba menipu, siswa bodoh kayak kamu mana mungkin bisa mendapatkan semuanya," bantah salah seorang di sana.

"Benar, kamu pasti berbohong," tambah lagi.

Lagi-lagi Kazeo hanya bisa tertawa sambil berkacak pinggang. "Kalian ini para OSIS atas apasih yang kalian lakukan? Kalian ini cuma menjilat para orang tua murid yang kaya saja, apakah kalian pikir aku tidak tahu kebusukan kalian? Yang kalian lakukan setiap rapat hanyalah duduk-duduk saja, semua tugas dilakukan oleh Nazli, kalian ini hanya anggota pasif, aku bisa saja membuat kalian semua dikeluarkan dari Sekolah tapi aku masih bisa menoleransi kalian!" Kazeo yang sedang berapi-api tidak ada yang berani membantah argumennya.

"Kazeo udah cukuk hentikan," ucap Nazli dengan suara parau. Air matanya menetes dari sela matanya.

"Nazli, sampai kapan kamu terus begini, disini kamu cuma dijadiin mainan aja. Kamu dimanfaatkan Nazli ayo bergabung dengan OSIS bawah," ajak Kazeo mengulurkan tangannya.

"Kalian hentikan drama menye-menye kalian! Aku sudah tidak tahan!" teriak Nirvana geram. Sorot mata Nirvana menyiratkan dia sangat kesal dengan Kazeo, mungkin saja Kazeo akan dihajar langsung oleh Nirvana? Siapa tahu?

"Aku keluar dari OSIS! Untuk kamu Nazli kamu, dasar wanita murahan, dan kamu Kazeo dasar..."

"Aku wibu dan aku bangga!" potong Kazeo semangat. Yang malah membuat Nirvana semakin meluap emosinya. Nirvana pun maju mendekati Kazeo dengan langkah yang cepat.

"Eitsss, nggak kena," ledek Kazeo sambil menjulurkan lidahnya. Nirvana tadinya ingin menampar Kazeo tapi bukan Kazeo namanya kalau tidak jahil. "Nazli kita keluar saja yuk dari sini."

Kazeo langsung meraih tangan Nazli dan menggandengnya keluar.

"Kazeo aku boleh nangis nggak?" tanya Nazli sendu. Mata Nazli berkaca-kaca perlakuan anggota OSIS sangat menyakiti perasannya.

"Nangis-nangis aja Naz, jangan ditahan."

Nazli pun langsung meluapkan tangisannya. Air matanya mengalir deras. Kazeo yang ikut sedih reflek memeluk Nazli dan menepuk-nepuk kepalanya lembut.

"Nazli, udah enakan?"

"Udah."

"Lepasin dong."

"Kenapa? Aku masih nyaman nih dipeluk."

"Ingus kamu nempel di seragam aku," ucap Kazeo terkikik.

"Ih Kazeo!"

NazliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang