Ngerjain Bareng

140 141 38
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang agak canggung Kazeo dan Nazli akhirnya sampai dikediaman Nazli. Nazli tinggal di komplek elit bernama Indah Cemara.

"Buset namanya norak banget," nyinyir Kazeo.

"Hush ntar kedengeran orang," ucap Nazli menempelkan jarinya dibibir agar Kazeo diam.

"Habisnya nama komplek nya lucu Nas." Kazeo tidak henti-hentinya tertawa dia bahkan sampai menepuk-nepuk pahanya karena tidak kuat melihat nama komplek tempat tinggal Nazli.

"Yaudah ayok cepatan masuk, katanya mau ngerjain tugas."

Kazeo akhirnya berhenti tertawa dia menyeka air matanya karena terlalu banyak tertawa. Rumah Nazli sangat mewah dan besar, bahkan paling besar di komplek ini mungkin perjalan dari pintu gerbang masuk menuju teras rumahnya saja memakan waktu 10 menit.

"Gila Naz, belum sampai rumah lo gue udah capek," ledek Kazeo, menyeka keringatnya.

"Ntar gue kasih minuman dingin," bujuk Nazli.

"Yey makasih Nanas," ucap Kazeo dengan wajah berbinar. Dia sudah bisa membayangkan minuman segar itu mengalir ke tenggorokannya. "Ef Naz kita ngerjain tugas di mana di kamar kamu? Atau di ruang tamu?"

Nazli langsung membatu dia lupa akan sesuatu yang penting, Nazli ingat dia lupa membereskan kamarnya jika Kazeo tahu isi kamar Nazli maka ini akan jadi bencana, kamar Nazli sudah seperti surga baginya di kamarnya banyak foto Kazeo yang sudah dicetak jadi poster berukuran A3.

Bahkan Nazli merajut boneka dengan wajah Kazeo agar bisa dipeluk, Eri saat pernah di ajak masuk ke kamar Nazli sampai bergedik ngeri.

"Kaz kita kerjain di ruang tamu aja ya, nggak sopan masuk kamar cewek," usul Nazli agar Kazeo tidak tahu isi kamarnya.

Kazeo mangut-mangut saja, yang dipikirkan dia sekarang adalah minuman dingin maklum dia emang rada bego.

"Buset pintu rumah lo gedenya segede gaban Nas," kagum Kazeo melihat pintu rumah Nazli yang besar saking besarnya kalau daun pintunya dilepas bisa dibuat lemari pakaian.

"Ngga usah lebay Kaz," saut Nazli sambil membuka pintu. "Yuk masuk."

Kazeo lalu masuk pandangannya mengedar ke segala sudut ruangan rumah Nazli, banyak interior mahal vas mahal, sofa kulit sapi, lukisan-lukisan langka, dan karpet Harimau.

"Anjing eh kok anjing sih dia kan Harimau," latah Kazeo melihat karpet Nazli. Nazli menepuk jidatnya dan ter geleng-geleng melihat tingkah norak Kazeo.

"Naz dia nggak bakal hidup lagi kan?" tanya Kazeo menowel karpet Harimau.

"Nggak kok Kaz, tapi kalau tengah malam suka hidup sendiri dia," jawab Nazli menakuti Kazeo.

"Ih jangan nakutin kamu Naz, udah ah ayok cepetan ngerjain tugasnya mau cepet balik gue."

Setelah puas goda Kazeo akhirnya Nazli dan Kazeo kembali ke topik utama yaitu ngerjain Kazeo eh salah maksudnya ngerjain makalah, Nazli mengeluarkan laptop nya yang bergambar Apel digigit, mereka berdua duduk di sofa dan mengerjakan tugas dengan seksama.

"Naz ini udah semua kan?" tanya Kazeo setelah selesai mengetik berkas makalahnya. Ternyata Kazeo sebenarnya sudah menulis makalahnya tapin Kazeo terlalu malas untuk menyelesaikannya, nggak ada motifasi katanya.

Tapi pertanyaan Kazeo tidak digubris karena Nazli tiba-tiba menghilang dari hadapan Kazeo.

"Lah ini bocah kemana deh?" cari Kazeo. Karena dasarnya udah gesrek bukanya nyari dimana atau manggil Nazli, Kazeo malah nyari Nazli ditempat yang nggak mungkin kayak di sudut sofa, dibalik bantal, dalam vas bunga tapi yang dicari nggak nampak batang hidungnya. "Ini dimana sih Nazli?" Gerutu Kazeo menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Ternyata Nazli sedang bersembunyi di lantai dua, dia sedang mengawasi Kazeo yang sedang bingung mencarinya.

"Mumpung dia di rumah harus di foto dong, jarang-jarang nih," ucap Nazli terkekeh. Sejak tadi dia sedang mengambil Foto Kazeo untuk dimasukkan daftar koleksi. "Gila gue kurang foto Kazeo pakai pakaian casual."

"Naz ngapain lo nangkring di atas sana?" tanya Kazeo dari bawah.

"Nggak pa~pa Kaz, gue la~gi itu lagi," Nazli jadi terbata-bata. "Lagi apa sih Naz, cepetan sini udah selesai gue."

"Cepet banget, demi apa?"

"Demi Tuhan Naz, gue udah selesai," gerundel Kazeo. Akhirnya Nazli turun dan memeriksa tugas Kazeo. Nazli mengecek dengan sangat teliti siapa tahu Kazeo malah menulis surat cinta. 10 menit mengecek tugas Nazli tidak menemukan kesalahan apa pun bahkan untuk sekadar typo saja tidak ada, tulisan Kazeo sangat rapi tulisannya mudah dipahami sumber nya juga jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Nazli jadi sedikit lega.

"Udah bener semua tinggal lo print aja, nih flashdisk lo."

"Ok Naz, makasih udah mau bantuin nyelesain makalah gue dan buat gue lolos juga dari cewek tadi," ucap Kazeo dengan tersenyum.

"Dia tadi siapa sih?"

"Ada deh, kepo banget sih lo," jawab Kazeo ngeselin. Nazli tadinya masih ingin bertanya tapi dia urungkan, takut menganggu privasi Kazeo.

"Gue anter sampai depan ya," tawar Nazli.

"Udah lo disini aja," tolak Kazeo cepat. Kazeo tidak ingin merepotkan Nazli sebagai tuan rumah. "Makasih minuman dinginnya, salam sama papa kamu ya."

"Kamu kenal papa aku emang?" Nazli mengernyitkan dahinya.

"Ada deh."

"Ih tiap ditanya jawabnya gitu," manyun Nazli.

"Jangan ngambek dong tambah asam lo ntar." Kazeo langsung dapat pukulan karate Nazli. "Gila tulang gue bisa patah Naz, iya iya gue pulang tapi lo kesini dulu," pinta Kazeo agar Nazli mendekat. Kazeo lalu mendekatkan wajahnya ke Nazli lalu mengambil foto dengan Hpnya.

"Dah Nazli ntar gue kirim WA." Kazeo langsung pergi meninggalkan Nazli yang terdiam.

Setelah memastikan Kazeo sudah pergi Nazli langsung tertunduk lemas, wajahnya memerah karena malu dan senang juga. Beberapa detik kemudian ada pesan masuk dari Kazeo yang ternyata adalah fotonya tadi bersama Kazeo. Nazli melompat bahagia di atas sofa, wajahnya berseri-seri Nazli tidak bisa berhenti tersenyum.

"Bisa gila gue!"

NazliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang