Dengan susah payah Nazli berusaha menyamakan langkah kakinya dengan Kazeo. Bagaimana bisa Nazli yang seorang atlet sprint bisa kalah cepat langkah dengan Kazeo?
"Kazeo tunggu ih," pinta Nazli kesusahan. "Kamu jalanya cepat banget."
Kazeo yang kasihan akhirnya mengalah dan melambatkan langkahnya.
"Kazeo kita telat masuk kelas lo." Nazli baru sadar bahwa sejak tadi mereka meninggalkan kelas.
"Setelah satu jam lebih menangis dan membuat seragam ku penuh dengan ingus kamu baru sadar?" ketus Kazeo. "Sudah kita anggota OSIS bawah tidak terikat peraturan seperti itu. Selama di naungan OSIS bawah ada peraturan yang tidak berlaku."
"Ehh, baru tahu aku. Jadi ini alasannya kenapa kamu sering bolos tapi tidak dihukum?"
"Iyup benar, 100 buat kamu," puji Kazeo mengacungkan jempol. "Sepertinya di ruang OSIS para anggota sudah berkumpul, ayo bergegas."
Setelah melewati beberapa lorong yang asing bagi Nazli. Akhirnya mereka sampai didepan ruangan dengan pintu yang sepertinya baru dipasang.
"Nazli, kamu kenapa?" tanya Kazeo. Sejak tadi Nazli celingak-celinguk, pandangannya tidak fokus ruangan OSIS yang tersembunyi ini sepertinya membuat Nazli penasaran. Bagaimana bisa dia tidak tahu ada tempat seperti ini? Padahal Nazli sangat yakin dia hafal denah sekolahan.
"Tidak semua dalam pengetahuan Nazli, ada beberapa hal yang lebih baik tetap jadi rahasia." Kalimat Kazeo sangat mewakili apa yang sedang dipikirkan Nazli.
"Ayo masuk, aku bakal kenalin kamu ke yang lain." Ajakan Kazeo membuat jantung Nazli berdegup kencang seperti gendang. Nazli masih belum siap menjadi anggota OSIS bawah, yang berarti Nazli akan lebih sering bersama Kazeo.
"Halo semua...."
Plakk.
Sebongkah kue ulang tahun menghantam wajah Kazeo.
"Selamat ulang tahun Ketua!" Ucap selamat para anggota. Tepat 29 Oktober Kazeo berulang tahun ke 17.
"Mampus," umpat Nazli. Dia lupa hari ini Kazeo berulang tahun.
"Kamu bilwanhg apa Naz?" tanya Kazeo meracau. Wajah dan mulutnya penuh dengan Kue sekarang.
"Nggak papa, ini muka kamu dibersihin dulu." Nazli langsung merogoh sakunya dan mengeluarkan sapu tangan kecil lalu mengusap wajah Kazeo dengan Kasar.
"Ketua, dia kan?" tanya Windy menunjuk heran ke Nazli.
"Dia... adkadhhs, Nazli stop."
"Maaf."
"Kalian semua pasti sudah tahu siapa dia." Semuanya lalu mengangguk. "Tadinya dia adalah Ketua OSIS atas dan sekarang secara teknis dia keluar dari OSIS atas dan meninggalkan jabatanya," jelas Kazeo.
"Apa? Kenapa bisa keluar?" tanya Kyla.
"Saya dituduh memalsukan dokumen keuangan OSIS, dan kemungkinan pelakunya..."
"Nirvana, Bendahara OSIS. Itu sudah bukan kemungkinan lagi, tapi memang sudah fakta," Kazeo memotong Nazli dengan kesal.
"Sudah-sudah redam dulu emosi kamu, nggak lihat tuh apa?" Navi yang sejak tadi disebalah Kazeo menunjuk ke arah meja yang berisikan penuh kado dan makanan.
"Gila, ini dari kalian semua?"
"Iya Ketua, memang nggak seberapa tapi ini ucapan terimakasih kami karena berkat Ketua kita kita bisa menemukan keluarga." Ken yang mengucapkan terimakasih itu langsung menunduk hormat.
"Terimakasih semuanya. Mumpung kalian sudah disini aku mau mengenalkan anggota baru kita."
"Stop jangan bilang anggota barunya dia?" tanya Kyla menunjuk Nazli.
"Benar Kyla, perkenalkan Nazli dia adalah anggota kita yang baru."
"Ehhhh!?"
"Udah-udah, aku mau buka kado dulu," Kazeo langsung menuju ke tumpukan kado. Dia langsung mengambil kadonya sembarangan dan langsung membuka salah satu kado dengan bungkus warna-warni.
"Ehhhh!? Akhirnya jaket limited edition," Mata Kazeo berbinar bahagia. Barang yang sudah Kazeo idamkan akhirnya dia dapatkan. "Ini dari siapa?"
"Itu dari saya Ketua," jawab Ken. "Saya sudah tahu Ketua sangat ingin Jaket itu, tapi Ketua telat Po, untung saja Ayah saya adalah pemilik saham franchise baju tersebut jadinya saya bisa mendapatkan satu untuk Ketua."
"Terimakasih Ken." Ken hanya mengangguk.
Kazeo lantas membuka satu demi satu kado. Berbagai hadiah dia dapat dari, IPhone, Ps5, bahkan sampai kunci apartemen.
"Nazli kamu nggak ngasih aku kado, tinggal kamu doang lo." Nazli langsung terperanjat. Keringat dingin membasahi wajahnya. Nazli benar-benar lupa hari ini Kazeo ulang tahun, mungkin karena kesibukan OSIS dia jadi lupa akan hal ini. Dasar Nazli.
"Maaf aku mana tahu kamu ulang tahunnya kapan," bohong Nazli.
"Ayo dong apa aja, itung-itung ospek anggota baru OSIS bawah," goda Kazeo. Setelah berpikir keras ada ide sesat terlintas dipikirannya. Dengan menggumpulkan keberaniannya akhirnya Nazli memutuskan.
"Yaudah aku kasih kamu kado yang bakal kamu inget terus."
"Apa coba kadonya?" tantang Kazeo.
Cup.
Ciuman lembut dari Nazli mendarat di pipi Kazeo. Bibir Nazli yang halus bertemu dengan pipi Kazeo.
"Udah itu hadia ultah dari aku," ucap Nazli tersipu malu. Dia sudah siap dengan segala reaksi dari Kazeo tapi reaksi Kazeo sangat lah mengejutkan. Kazeo juga ikut tersipu malu garis bibirnya melengkung membentuk senyum yang sangat manis.
Navi yang melihat ini sebagai momen yang tepat memberi kode kepada Kazeo. "Kazeo, ini waktunya."
Untuk sejenak Kazeo menghirup nafas panjang dan menoleh ke Nazli.
"Nazli ada satu hal yang harus kamu tahu." Kazeo memegang erat bahu Nazli. "Aku sejak lama itu... nahan berak, aku harus ke kamar mandi."
"Kazeo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nazli
Teen Fiction[Akan Direvisi setelah tamat, semoga kalian suka dengan karyaku] Nazli Wanita paling sempurna. Seperti itulah yang dilihat oleh orang lain. Pintar cantik memiliki banyak segudang prestasi dikagumi oleh semua murid diseluruh SMA Garuda. Tapi Nazli m...