Takdir yang sudah tertulis

32 29 57
                                    

"Apa? Kalian sebenarnya sudah dijodohkan, bahkan sejak kalian belum dilahirkan?" Obrolan disekolah pagi ini dihebohkan dengan berita pertunangan Nazli dan Kazeo. Beljum genap sebulan mereka berpacaran mereka sudah naik kasta yaitu tunangan.

"Aku juga kaget, mana aku tahu kalau Ayah Kazeo itu pernah bikin perjanjian kayak gitu." Pertemuan Kazeo dengan Nervanda kemarin menghasilkan keputusan yaitu Kazeo dan Nazli akan menikah.

"Ayah kok nggak pernah bilang sih sebelumnya."

"Maaf Ayah sendiri juga hampir lupa," jawab Nervanda. "Galaksi tidak pernah memberi kabar sama sekali, bahkan aku mengira dia sudah meninggal."

"Maafkan ayah saya," Kaze memegang pahanya dan menundukkan kepala.

"Tidak usah minta maaf, yang salah adalah Ayahmu. Lain kali kalau dia pulang aku akan membantingnya."

Kazeo dan Nazli saling bertaut tatapan. Tatapan Kazeo yang hangat menghilangkan kegugupan Nazli.

"Kalian tahu? Kalian berdua pernah bertemu saat umur kalian masih 1 tahun." Nervanda membeberkan fakta yang sangat membuat Nazli terkejut. Dia pernah bertemu dengan Kazeo? Pantas saja Nazli merasa Dejavu saat bertemu Kazeo, begitu juga Kazeo dia merasakan pernah bertemu dengan Nazli.

"Kalian saat pertama kali bertemu langsung akrab, Kazeo bahkan tidak mau melepaskan tangan Nazli. Ya seperti itu," tunjuk Nervanda memanyunkan bibir. Tangan Kazeo menggenggam tangan Nazli.

"Ehh? Pantas saja kalau ketemu Nazli aku kayak pengen gandeng dia, ternyata memang sejak dari kecil."

"Yosh. Sudah ku putuskan, aset perusahaan ku akan aku warisi ke kamu Kazeo. Calon menantuku dan calon suami putriku."

"Gila serius bilang gitu ayah kamu?" Eri masih tidak percaya.

"Beneran Er, jangan mentang-mentang aku belum haji kamu nggak percaya," keukeh Nazli.

"Tapi aku nggak nyangka lo kalian ini udah kayak terikat takdir," Navi yang datang dari belakang masuk ke ruang obrolan mereka. "Apa jangan-jangan Rikha meninggal karena dia bukan yang ditakdirkan bersama Kaze-"

Plakkk. Tamparan keras menyambar mulut Navi yang lemes.

"Hush! Kamu ini nggak mikirin perasaan Nazli?"

"Maaf." Navi memegangi bibirnya yang masih perih. Sepertinya dia akan kena sariawan.

"Ya aku disatu sisi senang Er, cuma gitu kayak tiba-tiba aja," lirih Nazli. Eri yang peka langsung memeluk Nazli untuk menenangkannya.

"Udah, kamu sayang sama Kazeo kan?"

"Sayang." Jawab Nazli memanyunkan bibir.

"Kalau kami sayang harusnya kamu senang dong, ayo semangat!" seru Eri menyemangati Nazli. Nazli langsung bangkit dari tempat duduknya dan mendeklarasikan. "Aku Nazli pacar dari Kazeo dan juga tunangannya, walau belum resmi. Dengan ini menyatakan Kazeo punya ku!"

Eri menepuk jidat dan tergeleng heran dengan Nazli. Respon Navi pun sama, dia tertawa gelak mendengar Nazli yang keluar dari tabiat biasanya. Bersama Kazeo mengubah citra Nazli.

"Nazli ada kabar buruk!" Kesenangan Nazli buyar. Tatkala Windy berteriak menyampaikan berita buruk.

"Apa berita buruknya? Bukankah wajah buruk Navi sudah cukup mengerikan," ledek Nazli.

"Hmm dasar, diajari Kazeo nih pasti buat ledek."

"Udah stop kalian berdua, ini Windy ada berita yang lebih penting!" Lerai Eri. "Windy cepat kasih tahu apa beritanya."

"Ada dua beri-ta," nafas Windy masih tesenggal-senggal. "Yang per-tama Kazeo sedang ditembak Ketua OSIS yang ba-ru."

"Apa?" pekik Nazli. "Beneran?"

"Jangan dipotong dulu. Ini ada berita kedua, Kazeo menolaknya tapi Nirvana tidak terima, dia memerintahkan ajudannya untuk menghajar Kazeo."

"Kita harus menolongnya." Usul Navi

"Menolong Kazeo?" tanya Eri.

"Nggak Er, yang kita harus khawatirkan itu malah ajudan Nirvana. Nazli kamu tahu sendiri kan kemampuan beladiri Kazeo?" Nazli mengangguk, dia tahu Kazeo memiliki tingkatan beladiri yang kuat. Mengatasi dua ajudan bagi dia hanyalah melawan anak kecil.

Navi dan yang lain langsung bergegas menuju lokasi yang di informasikan Windy. Yaitu ditengah taman sekolah. Sesampainya disana mereka terkejut, benar dugaan Navi Kazeo dapat dengan mudah mengalahkan mereka.

Dua ajudan tersebut terkapar tidak berdaya. Muka mereka penuh dengan lebam-lebam, sepertinya mereka dihajar telak oleh Kazeo. Kazeo yang sedang menghadap belakang tidak menyadari ada Nazli dan yang lain..

"Kalian semua ini lemah sekali, 'mau menghajar ku' kata kalian maaf musuh yang bisa mengalahkan belum dilahirkan!"

"Kazeo!" teriak Nazli. Kazeo yang terkejut langsung menoleh kebelakang. "Ehh Nanas."

"Kesini kamu!" perintah Nazli penuh wibawa. Kazeo yang tadinya garang sekarang ciut seperti kucing yang basah.

"Kamu kenapa berantem?" tanya Nazli sambil menjewer kuping Kazeo.

"Aduh! Sakit Naz," ringis Kazeo. Semua siswa yang tadinya menonton Kazeo bertengkar sekarang menertawakannya.

"Iya, aku jelasin tapi lepas dulu ya," mohon Kazeo memelas.

"Jadi begini..."

NazliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang