Hampir setahun Kazeo sudah berpacaran dengan Rikha saat itu juga kondisi kesehatan Rikha terus menurun sampai tidak bisa masuk sekolah. Dalam waktu kurang satu tahun Kazeo berusaha mewujudkan daftar lis hal-hal yang ingin dilakukan Rikha sebelum meninggal, seperti ke bioskop, ke mall, ke alun-alun, memakan es krim, makan makanan yang pedas semua daftar tersebut sudah diwujudkan Kazeo dengan tulus dan berusaha keras.
"Rikha aku datang," panggil Kazeo masuk ke ruangan Rikha. Yup Rikha sedang rawat inap karena kesehatannya semakin buruk bahkan untuk pindah ke kursi roda saja dia sudah tidak bisa.
"Kazeo kamu bolos lagi ya? Aku kan dah bilang jangan bolos lagi, ntar kamu nggak naik kelas loh." Ujar Rikha marah karena Kazeo membesuknya saat jam sekolah.
"Tenang aja Rikha aku bakalan tetep naik kelas secara aku adalah murid terpintar wahahaha," sombong Kazeo.
"Padahal kamu dulu aku ajak bolos nggak mau loh sekarang kamu udah berubah banget."
"Aku gini kan juga karena kamu, kamu yang ngajarin aku buat menikmati masa remaja kalau nggak ada kamu mungkin aku bakalan tetep jadi sosok Kazeo yang membosankan yang tahunya cuma belajar-belajar aja."
"Maaf ya Kazeo," ucap Rikha terisak.
"Maaf buat apa? Kamu nggak pernah salah sama aku."
"Maaf karena nggak bisa sama kamu seterusnya, maaf karena aku bakal ninggalin kamu, padahal masih banyak hal yang aku pengen lakuin sama kamu maafin aku ya Kazeo," tutur Rikha terisak-isak.
"Aku tuh yang harusnya Terima kasih sama kamu Rikha kehadiran kamu merubah sudut pandang aku tentang belajar, hidup aku jadi lebih berwarna sejak ada kamu aku juga nggak pengen kehilangan kamu Rikha tapi... " Kazeo tidak kuasa lagi menahan tangisnya dia tidak bisa meneruskan kata-katanya lagi, dia menggenggam tangan Rikha erat-erat seperti tidak ingin Rikha meninggalkannya.
Alasan Kazeo selalu bolos adalah usia Rikha sudah tinggal menghitung hari Kazeo tidak ingin melewatkan barang satu hari untuk bersama Rikha.
"Uhuk-uhuk!" Rikha terbatuk-batuk parah.
"Rikha kamu nggak papa?"
"Uhuk nggak papa Kazeo cuma uhuk batuk aja," jawab Rikha masih batuk.
Tapi Rikha tidak bisa berbohong batuk Rikha bercampur darah cukup banyak sampai mengotori sprei kasur dan baju Rikha.
"Rikh aku panggilin dokter, kamu tunggu aja." Kazeo langsung keluar dan memanggil dokter, setelah diperiksa dokter Rikha dipindahkan ke ruang ICU keadaan Rikha semakin lemas untuk berbicara saja dia sudah tidak punya tenaga lagi.
"Dok pacar saya nggak kenapa-napa kan?" tanya Kazeo dengan raut wajah takut.
"Kamu Kazeo kan? Kamu harusnya sudah tahu penyakit yang diderita Rikha memang sakit tapi usia Rikha tinggal beberapa jam lagi sebaiknya kamu telpon keluarga dan teman-teman nya untuk berkumpul disini."
Tubuh Kazeo mendadak kehilangan tenaga dia tersungkur air matanya mengalir dengan deras Kazeo masih tidak ingin Rikha pergi selamanya tapi Kazeo harus bisa merelakan Rikha.
Akhirnya Kazeo menelpon keluarga Rikha.
"Halo Kazeo ada apa jam segini telpon?"
"Tante Rikha Tante."
"Rikha kenapa?"
"Umur Rikha tinggal beberapa jam sebaiknya Tante datang kerumah sakit." Sambungan langsung terputus Kazeo mendengar suara barang terjatuh mungkin itu adalah handpon ibu Rikha yang terjatuh karena panik.
Kazeo menelpon semua temannya untuk berkumpul di rumah sakit.
"Kazeo!" panggil Chintya dari lorong rumah sakit.
"Kak Chintya," ucap Kazeo terisak dia berusaha untuk tidak menangis.
Chintya langsung memeluk Kazeo yang sedang duduk di kursi rumah sakit.
"Jangan ditahan Kazeo aku tahu kamu sedih pokoknya keluarin aja semuanya lepasin aja," ujar Chintya menghibur Kazeo. Sudah tidak kuasa Kazeo langsung menangis keras teriakan tangis Kazeo mengisi seluruh rumah sakit beberapa pasien memberi simpati pada Kazeo.
Semua orang sudah berkumpul dari teman-teman Rikha dan juga Ayah ibunya.
"Nak Kazeo Rikha dimana?" tanya Ibu Rikha. Kazeo tidak menjawab dia hanya menunjuk ke ruang ICU.
"Kamu yang kuat ya nak tante tahu kamu sedih banget kami juga sedih tapi kamu harus kuat inget pesan Rikha kan?"
"Ingat tante, dia bilang buat selalu tersenyum dan slengekan di manapun kamu berada." Suasana yang tadinya sedang tegang jadi pecah karena kata-kata Kazeo.
Setelah beberapa menit akhirnya dokter keluar dari ruang ICU.
"Anda keluarganya kan?".
" Iya Dok kami orangtuanya."
"Maaf Ibu-Bapak seperti yang kalian tahu saudari Rikha menderita penyakit detak dan penyakit ini belum ada obatnya dan cara penanganannya, kami sudah berusaha sekuat mungkin tapi apa daya takdir berkata lain saudari Rikha sudah meninggal."
Tangis semua orang disana menjadi pecah Ibu Rikha menangisi Rikha yang sudah tidak bernyawa.
"Rikha!!" Teriak Ibu Rikha.
"Kazeo kamu tidak ikut masuk?" tanya Chintya.
"Nggak Kak aku nggak kuat," jawab Kazeo sendu.
Hari itu adalah hari terakhir Kazeo bersama Rikha, selepas pemakaman Rikha Kazeo tidak masuk sekolah selama satu Minggu dia menutup pintu kamarnya kalau dulu dia masih mau keluar sekarang dia tidak mau sama sekali untuk keluar.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Nazli
Teen Fiction[Akan Direvisi setelah tamat, semoga kalian suka dengan karyaku] Nazli Wanita paling sempurna. Seperti itulah yang dilihat oleh orang lain. Pintar cantik memiliki banyak segudang prestasi dikagumi oleh semua murid diseluruh SMA Garuda. Tapi Nazli m...