Jenguk Nazli

41 30 48
                                    

"Kazeo kamu kenapa kesini?" Sepertinya Nazli masih terkejut dengan kedatangan Kazeo.

"Aku kan udah bilang tetep maksa buat jenguk kamu."

"Dia siapa Naz?" Ayah Nazli menunjuk Kazeo.

"Dia... itu hmm... dia itu..."

"Saya pacar Nazli, calon menantu anda, salam kenal Ayah." Jawaban Kazeo hampir menbuat Nazli terkena serangan jantung. Bisa-bisanya dia dengan angkuhnya menjawab begitu.

Ayah Nazli tertawa geli. Baru kali ini ada anak muda berani berbicara blak-blakan, lebih tepatnya sepertinya Kazeo ini punya pemikiran diluar kotak.

"Kamu sangat lucu sekali, saya suka dengan kamu," puji Ayah Nazli menepuk keras bahu Kazeo. Kazeo hampir terpental, bagaimana bisa Ayah Nazli yang sepertinya sudah renta ini memiliki tenaga sekuat ini. Setelah Kazeo amati seksama, Ayah Nazli bukanya kurus tapi berotot dengan masa yang kecil. Tangannya yang diliputi urat-urat yang kencang itu menegaskan dia suka bekerja keras.

"Bapak suka berkebun pastinya."

"Kenapa bisa tahu?"

"Peralatan anda sangat lengkap, topi, pakaian kaus kutang, cangkul, sarung tangan yang penuh bekas pupuk. Itu sudah membuktikan bahwa anda sering berkebun, bahkan sampai berotot."

"Kamu benar nak, ah saya lupa untuk berkenalan, perkenalkan saya Nervanda Ayah Nazli, mungkin saja calon Ayah mertuamu," salam Nervanda diselingi humor.

"Ayah!" Seru Nazli.

"Saya Kazeo, saya putra dari Galaksi." Salam Kazeo hangat. Kali ini dia tidak pakai gaya wibunya.

"Kamu putra dari Galaksi?"

"Be-benar memangnya ada apa?" gugup Kazeo. Takut ada yang salah dari perkenalannya.

"Hahahaha! Sudah aku duga hanya dia yang bisa seperti ini. Ayo Kazeo masuk ada banyak hal yang ingin aku tanyakan." Nervanda sepertinya sangat senang mengetahui Ayah Kazeo. Memangnya apa spesialnya Galaksi Ayah Kazeo yang wibu garis keras itu? "Ayah pinjam pacar kamu ya Naz."

"Ih Ayah mana bisa gitu!" seru Nazli menolak dan menahan tanganku.

"Katanya kamu nggak mau dijenguk."

"Iya sih.... tapi nggak boleh pokoknya."
Akhirnya terjadilah adegan saling tarik-menarik antara Ayah dan anak memperebutkan Kazeo.

"Kazeo sama aku!" tarik Nazli kencang

"Dia sama Ayah aja!" Nervanda tidak mau kalah. Kazeo yang tidak tahan akhirnya melerai paksa mereka berdua.

"Stop!" teriak Kazeo. "Aku ini bukan bintang laut yang kalau putus bisa jadi bintang laut yang baru. Aku ini hanya manusia biasa, jika aku terbelah aku akan mati!" Lanjut Kazeo.

"Maaf," Nazli tertunduk lesu.

"Maaf ya Kazeo, aku jadi bersemangat mengetahui nama Ayah mu."

"Memangnya ada apa dengan Ayah saya?"

"Lebih baik kita masuk dulu saja," ajak Nervanda. Kazeo pun mengangguk dan mengekor Nervanda. Saat Nervanda tidak melihat belakang diam-diam Kazeo menggandeng Nazli.

"Sttt." Kazeo memberi isyarat agar Nazli diam. Jantung Nazli berdegup kencang, Nazli sampai memegang dadanya erat-erat takut suaranya didengar Kazeo.

Kazeo masuk di ruang tamu Nazli yang sepertinya sebesar lapangan sepak bola. "Gila lebar banget ini ruangan, habis berapa jam kalau buat ngepel," celetuk Kazeo memegang janggutnya.

"Biasanya sih 2 jam," jawab Nazli.

"Gila!" seru Kazeo berdecak kagum. "Kalau tiba-tiba ada kucing lewat kakinya kotor, bibinya pasti kena mental."

"Selera humor kamu persis Galaksi, memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya." Kazeo masih menatap heran. Hal yang bisa diketahui Kazeo tentang ayahnya adalah dia urakan, jarang pulang, dan wibu. Lalu hubungan sedekat apa Ayah Kazeo dengan Nervanda.

"Kamu pasti penasaran kan? Sini duduk, kamu juga Nazli."

"Kenapa aku juga Ayah?"

"Sudah kalian berdua duduk." Kazeo dan Nazli menurut saja walau mereka masih tidak paham.

"Kazeo ayah kamu adalah teman kerjaku, dia semua yang menasihati bisnisku." Kazeo menaikan alisnya. Dia semakin fokus dengan cerita dari Nervanda.

"Aku dengan Galaksi punya janji..." kalimat Nervanda menggantung.

"Janji apa Ayah?"

"Aku tidak tahu harus aku ceritakan atau tidak?" ragu Nervanda. Sejenak dia menatap langit-langit seperti teringat akan suatu hal. Nervanda menghela nafas. "Aku punya perjanjian dengan Galaksi, yaitu menikahkan anak kami, jika berbeda kelamin."

Mata Kazeo terbelalak, ia mengangkat alisnya berusaha mencerna perkataan Nervanda. "Kalian memiliki perjanjian menikahkan anak kalian berdua jika berbeda kelamin. Aku putra dari Galaksi aku laki-laki, Nazli putri mu perempuan, berarti-"

"Kita menikah!?"

NazliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang