Peekhills satu tahun kemudian
Peekhills, hari ini sangat cerah. Hari ini adalah tepat hari ulang tahun Kasey yang ke empat. Setelah perjalanan panjang mereka untuk sampai di sini, kisah mereka berakhir dengan bahagia. Wanita itu bersedia untuk kembali bersamanya, tanpa pikir panjang, Alexander memboyongnya ke Amerika Serikat segera setelah Rose menerima lamarannya kembali. Mereka menikah secara sederhana dengan di saksikan oleh kerabat terdekat.
Pria itu membeli lahan seluas lima hektar di Peekhills, sebuah tempat yang berada tidak jauh dengan Kota New York. Lokasinya adalah tempat terbaik yang berada di pinggir Sungai Hudson, tempat yang sangat menenangkan untuk membesarkan anak-anak.
Mereka ingin anak-anak mereka tumbuh di tempat yang luas, tempat mereka bisa bermain sepeda tanpa harus khawatir pada keramaian, Pria itu juga membangun sebuah landasan helipad di halaman rumahnya, setiap pagi selama lima hari, dia berangkat bekerja dengan helikopter yang menjemputnya.
Rose adalah Ibu Rumah Tangga, Pria itu tidak mengijinkan istrinya untuk bekerja dengan alasan apapun. Dia ingin seseorang untuk mengurus rumah dan mendidik anak-anaknya dengan baik, dia menikmati peran barunya sebagai Nyonya Thorn, namanya berubah menjadi Rose Elizabeth Thorn.
Wanita itu menyiapkan semua dekorasi dan makanan yang akan di hidangkan, hari ini akan ada acara perayaan ulang tahun kecil-kecilan putrinya ini, tidak ada orang lain hanya mereka bertiga.
Waktu semakin dekat, kandungan Rose sudah memasuki minggu ke empat puluh satu membuat Pria itu selalu menghubunginya setiap jam. Hari ini dia memutuskan untuk tidak datang ke kantor, dia ingin menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya.
" Apa kau sudah mempersiapkan perlengkapan bayinya?"
Tanya Pria itu.
Dia membantunya menyiapkan meja di halaman luas rumahnya.
Rose, dengan perutnya yang besar menaiki tangga untuk memasang dekorasi pada dinding dengan sangat berhati-hati, dia tidak menjawab pertanyaan itu dan membuat Pria itu memalingkan wajahnya.
Alexander melihatnya menjadi marah.
" Apa kau bisa berhenti sekali saja melakukan hal membahayakan seperti ini?"
Ucapnya dengan menahan marah.
Dia membantu Rose untuk turun dari tangga itu dan tertawa kecil mendengar Suaminya yang kini sedang memberikan banyak petuah, sejak dia di nyatakan hamil anak kedua, Alexander berubah menjadi Pria paling banyak bicara yang pernah dia kenal.
Alexander yang kini memasangnya hiasan gantung itu.
Wanita itu memutuskan untuk duduk di kursi dan seorang pelayan membawakan teh dan cemilan. Dia membuka tudung cemilan itu dan mendapati cemilan itu adalah semangkuk buah kiwi dan berries. Dia menatap pelayan tadi dengan mata mendelik. Tatapan yang membuat pelayan itu menjadi salah tingkah.
" Maafkan saya, Nyonya."
" Tuan memerintahkan saya untuk membuang semua cemilan tidak sehat dan mengganti dengan cemilan sehat seperti buah-buahan ini."
Menunjuk buah-buahan tersebut.
Dia mengalihkan pandangan dengan cepat dan menatap tajam penuh kekesalan pada Alexander yang kini sedang mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia tahu istrinya sedang kesal.
Dia mendekati Alexander dengan langkah kura-kura, begitu Pria itu menyebutnya lalu mencubit perutnya.
" Suamiku tercinta, bukankah itu terlalu berlebihan?"
Ucapnya kesal.
" Aku hanya ingin yang terbaik, jadi...."
Mengambil mangkuknya dan menyuapi Rose dengan buah.
" Jangan salahkan aku.'
Membelai perut besar itu dan menciumnya.
" Ayolah sayang, kenapa kau betah sekali di dalam, apa kau tidak ingin bertemu dengan ayahmu yang tampan ini?"
Ucapnya pada anak yang masih dalam kandungan itu.
Rose membalas dengan mendesis, tingkahnya membuatnya malu sendiri. Sampai detik ini dia masih tidak bisa percaya bahwa seorang Alexander bisa berubah drastis seperti ini.
" Dia terlalu betah di dalam."
Menghela nafas.
" Ayolah, sayang apa kau tidak ingin bertemu dengan kami semua?"
Berbicara pada bayi dalam kandungannya.
Alexander berdiri dan memeluknya dari arah belakang, memainkan perutnya dengan mengusap berkali-kali, mangkuk itu telah kembali ke tangan wanita yang kini bergantian memberinya suapan buah dengan pandangan yang sama, pandangan pada halaman luas yang tertata dengan rapi, halaman dengan rerumputan hijau dan tumbuhan perdu di setiap sudut, pandangannya berada di pada seekor kuda poni di ujung taman, kuda poni yang sedang memakan rumput.
" Apa tidak terlalu berlebihan untuk membelikan Kasey seekor kuda poni?"
Aleexander menggelengkan kepala.
" Al, dia masih berusia 4 tahun."
Rose sedikit tidak setuju dengan itu.
" jangan terlalu memanjakannya, Al."
Alexander terkekeh.
" Apa yang bisa kubilang? Dia seorang Thorn."
Rose hanya mampu memutar kedua bola matanya, Pria itu memang sangat memanjakan Kasey, dia membelikan seekor kuda poni yang cantik sebagai hadiah ulang tahun untuknya.
" Dia seorang Thorn yang cantik dan pemberani, dia akan menjadi seperti itu."
Ucapnya yakin.
Acara ulang tahun berlangsung dengan baik dan hadiah terbaik datang keesokan harinya, penantian mereka akhirnya tiba, seorang bayi laki-laki lahir melengkapi kehidupan mereka menjadi sempurna.
Mereka memberinya nama, Logan.
*** The End ***
Ketika semesta membawaku ke dalam 180 derajat dikehidupanku, tidak ada hal lain yang bisa kulakukan selain memasrahkan semua. Ketika pasrah itu menjadi sebuah doa, semesta membawa 170 derajat kembali karena 360 derajat akan terlalu sempurna untukku.
350 derajat itu kini sudah menjadi takdir hidupku. Mungkin mereka merasa bersalah karena sempat mempermainkan kami. Kusadari tidak ada cinta yang abadi tanpa pengorbanan berarti.
Dan 10 derajat yang hilang tadi adalah masa dimana hanya aku yang bisa membawanya kembali. Melalui mesin waktu dalam memori ingatan akan kenanganku dan aku selalu menceritakan padanya, kisah kami yang hilang dalam ingatannya.
- Rose Elizabeth Nolan -

KAMU SEDANG MEMBACA
IMPULSIVE BOSS
Storie d'amoreRose Elizabeth Nolan adalah gadis cantik dari kalangan menengah keatas yang berasal dari Inggris. Dia diterima bekerja di sebuah perusahaan raksasa bernama Thorn Company yang berada di Newyork dan memutuskan untuk pindah ke Amerika demi mengejar cit...