Chapter 29

18.1K 988 55
                                        

" Anak Ibu yang tampan!"

Bocah laki-laki kecil berambut gelap mendekati wanita muda yang berwajah sangat cantik. Mereka berlarian di sebuah peternakan dengan hamparan rumput yang luas.

" Alexander anakku."

Seorang pria menyusul dari dalam rumah kayu. Berpakaian rapi dengan kacamata minusnya. Pria itu memiliki rambut berwarna sama dengan bocah kecil tersebut.

" Kemarilah, sayang."

Alexander kecil berlari mendekati ayahnya. Memeluknya dengan erat dan berbisik.

" Ayah dan Ibu mencintaimu, sayang."

" Akkkk!"

Teriak Pria itu.

Keringat dingin jatuh bercucuran dari dahinya. Nafasnya terengah-engah dengan sepasang mata yang mendelik seperti akan keluar dari kelopaknya. Tatapan kosong dan dingin, wajahnya pucat pasi.

Rose yang tertidur nyenyak akhirnya terbangun ketika mendengar teriakan itu. Dia sangat panik dan segera mendekati Alexander yang menatap lurus dengan pandangan penuh ketakutan.

" Al, are you okay?"

Tanya Gadis itu segera.

Dia menatap penuh khawatir. Alexander terdiam sejenak menenangkan diri.

" Hanya sebuah mimpi buruk, aku baik-baik saja."

Ucapnya ketika sepenuhnya tersadar.

Tatapannya masih saja kosong.

Rose segera beranjak dari tempat tidur sementara Pria itu membersihkan keringat dengan punggung tangannya. Gadis  pergi menuju dapur untuk mengambil segelas air lalu berjalan cepat kemudian memberikannya pada Alexander yang kini sedang duduk di pinggir tempat tidur.

Dia menyodorkan air itu dan Alexander menerimanya. Dia menegak dengan cepat untuk membuat kondisi tubuhnya segera membaik.

" Sudah merasa lebih baik?"

Rose memberikan tatapan ragu tetapi senyum tipis dan anggukan kecil membuatnya sedikit merasa lega.

Ada tanya hadir di benaknya tetapi keadaan Pria itu adalah prioritas utamanya. Mungkin dia akan bertanya nanti. Baginya, itu mungkin bukan hanya sekadar mimpi yang buruk.

" Aku sudah lebih baik."

Balasnya singkat.

Dia memeluk pinggang Gadis yang sudah berdiri di hadapannya ini dan memejamkan mata. Dia memang sudah berbohong. Mimpi buruk itu sudah lama menghantuinya tetapi minggu-minggu dimana Rose hadir dalam hidupnya mimpi itu hilang begitu saja. Gadis itu membelai rambut hitamnya dan perlakuan itu membuatnya benar-benar merasa tenang.

Mimpi buruk penuh kerinduan pelan-pelan lenyap.

" Tidurlah."

"........ besok kita harus pergi ke kantor."

Ucapnya sembari mengelus-elus rambut Pria itu.

Alexander mengangguk pelan dan menuruti semua perkataannya.

Sinar matahari mengintip dari balik jendela kamar. Pria itu kembali terbangun tetapi tidak dengan kembali bermimpi buruk. Dia membuka matanya dengan hal pertama yang di lakukan adalah melirik ke arah di sebelahnya dan tidak menemukan Rose. Dia mengangkat tubuhnya segera
berjalan keluar kamar menuju dapur. Hidungnya mencium aroma harum bawang bombay yang terkaramelisasi.

IMPULSIVE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang