Alexander menarik wanita itu hingga terjatuh tepat di atasnya tubuhnya. Rose terjatuh dengan box yang isinya sudah berserakan di tempat itu. Dia menarik lengannya memperhatikan wajahnya dengan seksama untuk memastikan tidak ada satu pun yang kurang. Dia merasa lega bahwa tidak ada satu pun luka yang di dapat oleh perempuan itu.
" Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu?"
Ucap Pria itu setengah membentak.
Dia ingin sekali marah tetapi berusaha untuk menahan diri. Jantungnya berdegup kencang sejak tadi hingga perut terasa mual.
" Apa maksudmu?"
Ucap Rose setengah berteriak.
Dia merasa benar-benar terkejut dengan refleks spontan itu dan berusaha mengatur nafas yang memburu. Pandangannya tetap pada Alexander yang menurutnya sangat aneh.
" Kau ingin membuang dirimu untuk bunuh diri bukan?"
Ucapnya kembali.
Rose yang terdiam mendengar kata sadis itu akhirnya tertawa lepas. Dia tak bisa menahan tawanya lagi mendengar apa yang sudah keluar dari bibir pria itu. Dia tertawa hingga air matanya keluar dan sikap itu membuat Pria itu luar biasa bingung.
" Dimana letak lucunya?"
Ucapnya dengan mata mendelik.
Rose masih tertawa walaupun sudah tidak sekeras tadi.
" Bunuh diri?"
Rose menggeleng-gelengkan kepalanya.
" Tapi kau berdiri di atas pagar pembatas itu tadi."
Menunjuk pagar itu.
" Karena aku harus melempar barang-barang ini agar hanyut bersama air di sungai itu."
Ucapnya dengan yakin.
Rose akhirnya sadar bahwa barang-barangnya sudah tercecer. Cepat-cepat dia memasukkan barang-barang itu ke dalam kotak yang terlepas dari genggamannya. Alexander merasa sangat lega mendengar alasan itu dan mengatur nafasnya yang masih terengah-engah akibat berlari tadi. Dokter belum memberinya ijin untuk kembali berolah raga yang ternyata berdampak buruk pada spontanitasnya.
Dia menatap satu buah foto polaroid yang terbang ke arah kakinya dan meraihnya untuk di berikan pada Rose yang kini sangat sibuk memungutinya. Dia sebenarnya enggan untuk melihat siapa yang berada di foto itu tetapi tangannya tetap membalikkannya. Dengan menajamkan mata dia tak percaya apa yang baru saja dia lihat. Rose menyambar foto itu ketika menyadari laki-laki itu mulai penasaran. Usahanya terlambat karena akhirnya dia sudah melihat apa yang membuatnya penasaran.
Jantung Rose kembali berdegup kencang. Dia menatap dalam-dalam mata Pria itu menunggu ekspresi yang akan di berikan dan bersiap-siap merangkai kata-kata untuk memberinya sebuah penjelasan.
Ada rahasia yang sama sekali tidak bisa kita simpan selamanya.
Apa yang harus ku lakukan?
Gumamnya panik.
Dia berusaha untuk terlihat tenang.
" Aku sudah mencurigai banyak hal sejak melihat background ponselmu."
Tanya di kepala itu semakin menyiksanya. Dia butuh penjelasan.
" Apa yang sebenarnya terjadi di antara kita, Rose?"
Pertanyaan itu akhirnya terlontar.
Sebuah pertanyaan dengan jawaban yang tidak bisa di proses oleh nalar.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPULSIVE BOSS
Любовные романыRose Elizabeth Nolan adalah gadis cantik dari kalangan menengah keatas yang berasal dari Inggris. Dia diterima bekerja di sebuah perusahaan raksasa bernama Thorn Company yang berada di Newyork dan memutuskan untuk pindah ke Amerika demi mengejar cit...