Chapter 17

31.4K 1.5K 77
                                    

Ponselnya berbunyi terus-menerus sejak pagi subuh. Rose akhirnya bangun dari tidurnya setelah suara ponsel itu memasuki alam bawah sadarnya. Dia menarik tubuhnya dengan mata setengah mengantuk berjalan menuju meja tempat dia mengisi daya ponselnya lalu mencabutnya. Dia mengusap mata menatap layar dan menemukan nama Alexander. Cepat-cepat dia mengangkat sambungan itu.

" Ya ampun aku kira sesuatu terjadi padamu."

Ucap Alexander setengah marah.

Dia sudah berpuluh-puluh kali menghubunginya sejak tadi. Rose melirik jam ponselnya sebentar lalu kembali menaruhnya di telinga. Waktu menunjukkan jam tiga lewat empat puluh empat dini hari.

" Maaf aku tertidur dan lupa memberi kabar."

Dia sudah berjanji untuk memberi kabar tapi apa daya kelelahan membuatnya tertidur begitu saja.

" Bagaimana dengan rapatnya?"

Tanya Gadis itu.

" Berjalan baik."

Jawabnya singkat.

Dia masih marah tetapi tetap ingin mendengar suaranya.

" Apa yang akan kau lakukan pagi ini?"

Tanya Pria itu.

" Mengunjungi El Greco di Toledo."

Jawabnya singkat.

" Alexander kau seharusnya pergi istirahat saat ini."

Berbicara.

" Ini sudah hampir pagi."

Ucapnya memberi nasehat.

Dia memang mengkhawatirkannya.

" Baiklah aku akan pergi tidur untuk beberapa jam."

Marahnya mereda dan nada bicaranya mulai normal.

" Aku hanya ingin mendengar suaramu saja."

Ucapnya menghela nafas panjang.

Rose di sisi lain tersenyum mendengarnya. Dia sudah lama merindukan kata-kata seperti itu keluar dari bibirnya. Hanya kalimat singkat namun berhasil membuatnya tersenyum-senyum sejak tadi.

" Apa kau sudah memutuskan tentang hubungan kita?"

Tanya Pria itu.

Rose terdiam mendengarnya.

" Aku akan menjawabnya tidak melalui ponsel, Al."

" Jadi bersabarlah."

" Beristirahatlah semoga mimpimu indah."

Ucapnya.

" Kata-katamu itu justru membuatku tidak akan bisa pergi tidur."

" Kau tahu aku mungkin benar-benar tidak akan tidur hari ini."

Pagi akhirnya datang dan benar saja Pria itu tidak benar-benar bisa tidur sejak subuh. Dia memang berbaring di atas kamar tidur hotel tetapi sepasang matanya tidak mampu terpejam sejak pembicaraan mereka melalui sambungan telepon terputus.⁶ Hatinya menjadi gundah memikirkan apa jawaban yang akan di berikan oleh wanita itu. Pikirannya menjadi acak segera setelah menutup sambungan telepon dari mereka.

Setelah pagi tiba dia memutuskan langsung pergi dari Hotel menuju Bandara tanpa sarapan pagi. Dia akan melakukannya nanti setelah bertemu dengannya. Bentley itu terpacu luar biasa cepat melewati jalan bebas hambatan. Dia memang sudah sangat tidak sabar untuk memberi wanita itu sebuah kejutan tentang kehadirannya. Dia sengaja tidak memberitahu tentang kedatangannya karena sesuai rencana awal, Rose yang akan mendatanginya ke Barcelona tetapi rasa tidak sabar itu seperti mencekik membuatnya kesusahan bernafas. Gadis itu sudah seperti alkohol yang membuat ketagihan.

IMPULSIVE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang