Chapter 35

11.6K 607 13
                                        

Tidak sampai satu jam menunggu hasil tes urin sudah keluar. Tidak ada yang berubah dengan adanya hal tersebut yang justru mempertegas tentang kehamilannya. Setelah memutuskan untuk melakukan USG trans akhirnya Rose mengetahui bahwa janinnya kini sudah berusia enam minggu empat hari. Dengan semua pemeriksaan menyatakan bahwa ukuran bayi sudah sesuai dengan usianya dan pemeriksaan bisa dilakukan satu bulan lagi.

Dia memperoleh surat rekomendasi untuk dokter yang akan di tuju nanti di New York. Dokter meresepkan beberapa vitamin yang harus dia minum untuk kesehatan tubuhnya dan menasehati untuk tidak terlalu lelah dalam bekerja.dokter juga mengingatkannya untuk kembali besok memeriksakan kandungannya karena harus menempuh perjalanan jauh. Penerbangan bisa saja cukup beresiko hanya saja Rose bersikeras untuk tetap pulang.

Sementara David mengurus bagian administrasi di lobi, Rose berkemas untuk kembali pulang ke tempat tinggal sementaranya. Tentu tidak banyak barang. Hanya menggunakan kembali pakaiannya dan memeriksa isi dari tasnya.

Matahari sudah sejak tadi terbenam. Dia melirik jam tangan dan waktu menunjukan tiga menit lagi sudah jam delapan malam. Rose berjalan menyusuri lorong untuk menghampiri David yang dibalas dengan senyuman dari pria itu.

" Terima kasih."

Ucapnya dengan senyum tipis yang lemah.

Dia tahu David sudah membuang waktunya untuk mengurus dirinya.

Tidak ada percakapan antara mereka. Hanya suara antara David dan pegawai administrasi. Rose memandang sekelilingnya yang sekarang sedang sepi. Rumah sakit di sana cukup sederhana yang tentu tidak bisa di bandingkan dengan kota asalnya.

Tak selang beberapa lama ponsel milik David berdering. Dia merogoh kantong celananya kemudian mengeluarkannya. Posisinya yang strategis dengan mudah membaca siapa yang sedang menghubungi David hingga akhirnya pandangan mereka beradu dan tangan David menekan tombol hijau pada layar ponselnya.

" Katakan saja baterai ponselku habis."

David melangkahkan kaki menuju luar lobi. Pintu kaca menghalangi kedua telinganya untuk ikut mendengar. Dia tidak juga terlalu tertarik untuk mendengarkan percakapan itu. Dia tahu apa yang akan Max tanyakan pada David karena baginya, itu terlalu mudah untuk di tebak.

Selamat perjalanan pulang pembicaraan mereka hanyalah seputar kepulangan Rose dan sisa dari pekerjaannya. Tidak sedikitpun dia membahas tentang kehamilan itu. David hanya membicarakan pekerjaan Rose yang sudah di ambil alih olehnya mulai saat ini dan beruntung, memang pekerjaannya sudah tidak banyak lagi.

*

" Rose, Apa kau tahu kau menghilang dan itu hampir membuatku gila disini?"

Baterai ponsel Rose baru saja terisi 11 persen tetapi Alexander sudah menghubunginya berpuluh-puluh kali.

Hal pertama yang dia lakukan ketika sampai di tempat tinggal sementara adalah mengisi daya ponsel untuk memberi kabar sembari menunggu ponselnya, dia pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Sesungguhnya perutnya tidak terlalu lapar namun dia sadar ada kehidupan lain di perutnya yang membutuhkan gizi untuk tumbuh jadi dia memutuskan untuk tetap makan semangkok salad dengan satu butir telur rebus.

Kembalinya dari makan malam, dia menghubungi Alexander.

Sebenarnya dia tidak sedang dalam mood yang baik untuk melakukan sambungan ponsel. Dia masih merasa shock dengan berita kehamilannya.

Ini semua terlalu tiba-tiba.

Dalam sambungan ponselnya, dia lebih banyak diam. Dia lebih banyak hanyut dalam lamunan hingga melewati beberapa pertanyaan yang harus di jawab.

IMPULSIVE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang