Chapter 4

47.8K 2.2K 6
                                    

Tak terasa hari sangat cepat berlalu. Pekerjaan di kantor yang menumpuk membuatnya hampir saja lupa bahwa hari ini adalah hari Jumat. Brenda mengingatkannya untuk berkemas setelah pulang bekerja. Dia memang berjanji pada Brenda untuk menghadiri pesta yang diadakan CEO Perusahaan tempatnya bekerja.

" Aku rasa aku tidak akan datang."

Ucapnya pada Brenda.

Rose melupakan 'akhir pekan yang megah di Vegas', begitu para pria di Divisi Pengembangan menyebutnya. Dia benar-benar sangat melupakannya dan tidak mempersiapkan apapun untuk datang. Tidak dengan pakaian, sepatu hak tinggi bahkan alat make up yang harus di bawa.

Dia benar-benar melupakannya.

Brenda menghampiri meja kerjanya, berkacak pinggang menatap tajam pada Rose.

" Kau harus datang, harus!"

Ucapnya tegas.

Brenda memberikan tatapan yang tajam dan menuntut. Rose hanya mampu memutar kedua bola matanya. Dia benar-benar sangat malas untuk pergi.

" Kita lihat nanti."

Ucapnya singkat.

Brenda menghela nafas panjang.

Maksudnya membawa Rose untuk menemaninya disana. Dia tidak ingin menjadi 'satu-satunya perempuan lagi' dari Divisi Pengembangan di pesta yang di langsungkan setiap tahun itu.

Rose melempar tas kerjanya ke tempat tidur dan melepaskan sepatunya dengan kasar. Tubuhnya sangat lelah bersamaan matanya yang mulai mengantuk padahal waktu masih sangat awal. Dia sangat ingin beristirahat namun apa daya waktu yang dia miliki tidak memadai.

Jika dia berniat datang, dia harus bersiap-siap sekarang juga.

Rose meraih sebuah koper kecil di lemarinya dan mulai mengemasi barang-barang yang akan dia bawa ke Vegas. Dia bongkar lemari bajunya untuk mencari gaun yang sesuai dengan tema pesta itu. Dia memilih dengan acak pakaian yang akan di bawa.

Saat sedang mencarinya tak sengaja dia menemukan gaun Sequin Champagne yang dia beli di salah satu butik perancang terkenal di London. Dia memandang gaun cantik dengan sejuta kenangan yang berada di dalamnya. Gaun cantik itu mengingatkannya kembali pada lelaki yang telah menguasai seluruh hatiku bahkan hingga saat ini.

Kembali menghela nafas panjang.

Memorinya memutar mundur pada acara makan malam formal di sebuah Restoran Perancis. Dia memandangnya dengan tatapan hampa dengan pikiran yang melayang-melayang.

Tidak ada gaun yang lain. Hanya satu gaun yang pantas untuk digunakan. Walaupun dia benci hanya dengan memandangnya saja, dia tidak punya pilihan lain selain membawanya.

Sasha yang sudah siap sejak tadi menghampirinya. Dia terlihat agak gusar dan terus menerus memandang jam tangannya.

" Rose, sudah selesai?"

Sasha memanggilnya dari arah ruang tamu.

Dia menggeleng-gelengkan kepala. Entah mengapa Brenda dan Sasha memaksanya sejak tadi. Apa mereka sudah berkomunikasi sebelumnya, itu menjadi tanda tanya di kepalanya.

IMPULSIVE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang