Chapter 15

30.4K 1.6K 57
                                        

Rose terbangun dengan melirik perutnya yang terasa berat. Sepasang tangan melingkar dengan posesif memeluk pinggang kecilnya membuat paginya menjadi pagi yang luar biasa indah. Dia memalingkan wajah ke arah belakang dimana Pria itu tertidur dengan kepala bersandar pada punggungnya. Wanita itu mengangkat pelan-pelan tangan Pria itu dan meletakkan di sebelah kepalanya. Sebelum pergi ke dapur, dia menyempatkan diri untuk memandang wajahnya yang masih tertidur lelap dan mencium rambutnya.

" Kau masih punya aroma yang sama."

Ucapnya setengah berbisik.

Dia menatap jam di atas nakas dan menemukan bahwa dua jam lagi seharusnya dia berangkat. Sebaiknya dia bersiap-siap untuk pergi menuju Madrid.

Rose tidak berniat membangunnya dan membiarkannya tidur sedikit lebih lama lalu pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Ketika dia membuka pintu kulkas, dia hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya. Kulkas miliknya hanya di penuhi oleh beberapa merk bir terkenal dan minuman soda. Dia meraih salah satu sparkling water dan meminumnya. Beruntung dia sudah mempersiapkan kostum untuk di gunakan dan membawanya malam itu di dalam mobil yang dia kendarai.

Apakah itu semacam feeling?

Gumamnya dengan memegang botol kaca air itu.

Dia tidak tahu apa yang harus di lakukan. Memasak jelas sudah tidak mungkin jadi dia memutuskan untuk pergi mandi mempersiapkan diri. Dia membongkar tas jinjing berukuran medium dengan merk mahal ternama berbahan kulit berwarna cokelat. Tas itu terlihat klasik dengan usia yang memang sudah hampir sepuluh tahun.

Dia mempersiapkan satu persatu pakaiannya. Sepasang setelan rok di atas lutut dengan atasan kemeja berbahan tidak terlalu tebal. Hanya ada beberapa pakaian tersisa di lemari karena yang lain masih dalam kemasan di box kamar apartement.

Dia ragu apakah harus membangun pria itu dari tidur nyenyaknya untuk berpamitan. Wajahnya terlihat lelah dan akhirnya Rose memutuskan untuk pergi tanpa berpamitan.

Ada dua kamar tidur dalam satu ruangan apartement. Dia memutuskan untuk mandi dan mengganti pakaiannya. Tidak lupa memesan sarapan pagi untuk pria itu. Pikirannya masih tersita dengan apa yang sudah Alexander katakan semalam. Dia menimbang-nimbang permintaan Pria itu untuk secara resmi memiliki hubungan. Hanya saja ada perasaan ragu di dalam hati walaupun emosinya menjawab tanpa ragu bahwa dia sangat ingin kembali bersamanya.

Setelah mandi dia menggunakan setelan formal itu. Jas wanita adalah hal wajib dan di letakkan secara terlipat di tangan kirinya. Dia sudah sangat rapi dengan aroma parfum yang merebak di hampir seluruh penjuru ruangan. Parfum mewah itu beraroma buah-buahan yang memberi kesan segar. Pesanan antar makanan sudah tiba yang dia pesan untuk Alexander. Dia meletakannya di atas meja makan lengkap dengan surat yang isinya mengingatkan Pria itu untuk memakan sarapan itu. Rose pergi setelah menyiapkan makanan pagi yang dia beli melalui layanan pesan antar tadi.

Wanita itu memutuskan untuk pergi dengan taksi. Ya sepagi ini dan tidak mungkin meminta Martin untuk mengantarkan dirinya jadi taksi adalah solusi terbaik. Sudah dengan pakaian rapi dia menunggu taksi online yang sudah dia pesan melalui aplikasi di ponselnya. Tak berapa lama taksi itu datang dan detik berikut dia sudah dalam perjalanan menuju Heahtrow. Taksi berjalan dalam kecepatan rata-rata karena memang tidak terburu-buru, Rose tidak meminta sopir setengah baya tersebut untuk menaikkan kecepatannya.

Senyumnya terus menerus mengembang sejak tadi karena membayangkan bagaimana Alexander menjadi sangat hangat dan romantis. Dia memintanya untuk bersama dan menjadi kekasihnya walaupun belum ada keputusan yang di ambil, hal manis itu terus saja berputar di kepalanya. Dia merasa sudah berada pada jalur yang benar. Dia butuh pembuktian untuk kesungguhan itu dan harus memberinya waktu untuk membuktikan.

IMPULSIVE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang