Chapter 26

15.2K 878 84
                                    

Flashback.

Rose akhirnya tiba di Madrid.

Penerbangan singkat yang ditempuh dari London membawanya ke Madrid di waktu tengah malam. Tentu saja dengan aktivitas padat sejak pagi, dia benar-benar kelelahan kali ini. Siapa yang tidak senang datang ke Negara yang merupakan salah satu destinasi favoritnya. Hanya saja kali ini rasanya ada mengganjal.

Dia selalu menyukai Spanyol, Negara eksotis dalam benua Eropa.

Sopir yang sudah menunggu sejak satu jam tadi menghampiriny. Dia adalah salah satu dari anak buah Kakek Nolan dan mengenal dengan baik gadis itu. Sopir itu memberikan senyuman tipis dan membantunya membawa koper kecilnya.

" Lama tidak berjumpa denganmu Nona Nolan."

Ucapnya membuka pembicaraan.

Rose tersenyum lebar dan memberinya sebuah pelukan.

" Bagaimana Kabarmu Gusto?"

Menatap wajah Gusto dengan senyum riangnya.

" Seperti yang kau lihat tiba banyak yang berubah."

Balasnya.

Dia berjalan menuju pintu belakang penumpang dan Gusto sedang meletakkan kopernya di bagasi mobil. Rose masuk kedalam mobil yang di tutup pintunya oleh Gusto kemudian mereka berkendara menuju Hotel yang berada di pusat kota Madrid.

Jalanan yang lenggang memberi sebuah pemandangan hampa di kedua matanya. Mobil berkecepatan tinggi di jalan bebas hambatan membuatnya teringat pada wajah tampan Alexander. Matanya mengantuk membuatnya tertidur sejenak hingga tak terasa mereka akhirnya tiba di Hotel. Pria setengah baya itu membukakan pintu dan mengeluarkan koper dari bagasi. Dia melirik jam tangannya lalu menghela nafas panjang.

" Pulanglah ini sudah larut."

Ucap Rose.

Dia meyakinkan bahwa tidak ada yang harus Pria itu lakukan. Kakek Nolan memang menyuruhnya untuk tetap stand by di Hotel dan itu memang kebiasaannya.

Kadang Grandpa keterlaluan.

Ucapnya membatin.

Dia menarik koper menuju Resepsionis dengan kunci yang sudah di persiapkan. Segala sesuatunya sudah dipersiapkan dengan baik oleh Nenek Nolan.

Acara wisuda ditambah kejutan mencengangkan yang membuatnya kehabisan kata-kata, dia yang merasa sangat lelah memutuskan untuk membaringkan tubuhnya dan dia pun terlelap tanpa menghidupkan kembali mode ponselnya.

Di belahan bumi lain, Alexander tidak bisa menutup matanya sejak tadi. Dia berbaring sudah dengan setelan tidur baju kaos putih polos dan celana panjang berbahan katun tebal merasa gelisah karena Gadis itu tidak juga menghubunginya kembali.

Pikiran buruk terus terlintas di benaknya.

Pagi hari yang cerah akhirnya tiba.

Udara di Spanyol memang tidak sedingin Inggris. Gadis itu terbangun dari tidur nyenyaknya. Tidur nyenyak setelah satu bulan tidak bisa memejamkan mata dengan baik. Dia tersenyum lebar, jika dia bangun siang seperti ini di tempat Kakaknya, itu akan menjadi masalah besar. Biasanya Clark akan melakukan apapun untuk membuatnya terbangun.

Dia menarik tubuhnya ketika sinar matahari mengintip dari balik tirai gelap yang menghalau sinar untuk masuk ke dalam kamar. Matahari itu lumayan membuat matanya silau. Dia melirik jam tangan yang masih terpasang rapi di pergelangan tangannya. Jarum jam itu membuat matanya mendelik tajam.

IMPULSIVE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang