Aku bersedia untuk menikah denganmu.
"Luka ini berbekas."
Ucap Rose sembari meraba bekas luka gores yang berada di punggungnya.
Alexander membalikkan badan menatap penasaran padanya.
" Apa aku mendapatkannya di waktu yang hilang itu?"
Bertanya dengan sorot mata kosong.
Dia tidak bisa mengingat bagaimana dan dimana mendapatkan luka gores menyerupai goresan kuku itu. Rose membalas dengan sebuah senyum tipis, semua tentang luka gores itu masih segar dalam ingatannya.
Dia menghela nafas.
" Aku yang melakukannya padamu."
Berbicara dengan mata memandang ke sisi kanan atas sembari tersenyum ketika teringat bagaimana Alexander sudah menjadi yang pertama dan rasa sakit yang luar biasa itu membuatnya mencakar punggung Pria itu tanpa sengaja.
Alexander menghela nafas panjang. Dia merasa sedih dengan semua hal buruk yang pasti sudah di lalui oleh Gadisnya.
" I'm so sorry, Love."
" aku tidak bisa mengingat apapun."
Ucapnya penuh penyesalan.
Hatinya sangat sedih, kecewa karena semua hal indah itu tidak akan pernah dia ingat kembali. Dia kembali menatap Gadis yang sudah menghadirkan kebahagiaan untuknya, tatapan yang begitu sendu dan lembut.
" It's Okay, sayang."
Balas Rose.
Dia menghamburkan diri ke pelukan Pria yang adalah cinta pertamanya itu.
" Kita punya waktu banyak untuk mengulang semua."
*
Mereka memutuskan untuk kembali ke New York dengan perasaan terbaik untuk di rasakan. Mereka seperti sedang terbang melewati Eksosfer membuat dunia hanya milik mereka berdua.
Membutuhkan waktu setengah hari untuk tiba. Perjalanan Barcelona menuju New York cukup memakan waktu. Setibanya, Escalade Hitam sudah menunggu dan membawa mereka menuju apartemen. Rose mengiyakan niat Alexander untuk memboyongnya tinggal bersama. Sebagai kompensasi, tentu saja Sasha memperoleh biaya gratis sebagai ganti bahwa sahabatnya yang satu ini sudah di rampas secara sukarela.
Di dalam apartemen kecil mereka, Rose mengemasi seluruh barang-barang dengan Sasha bersandar di pintu kamarnya. Melipat kedua tangan dan cukup terlihat berantakan dengan setelan pakaian tidurnya.
Ini masih pagi dan bisa saja dia berkemas lebih siang nanti, pikirnya.
" Aku menunggu ceritamu dengan Bos."
"........ apa ada cerita yang harus aku dengar?"
Tanyanya dengan sangat penasaran.
Sepasang mata itu bahkan benar-benar sangat menuntut.
" Mereka menerorku terus menerus, apa kau tahu itu?"
Ucapnya dengan nada kesal.
Mereka berdua adalah topik yang sedang hangat untuk di perbincangkan oleh hampir seluruh pegawai perusahaan. Semua sudah mengetahui bahwa dia sedang menjalin hubungan dengan atasan tertinggi perusahaan sekaligus pemiliknya. Rose menghentikan kegiatannya ketika Sasha mulai mengoceh bagian buruknya.
" Mereka berkata kau sudah menjual dirimu padanya."
Tutur Sasha.
" Aku bahkan menampar salah satu dari mereka."

KAMU SEDANG MEMBACA
IMPULSIVE BOSS
RomanceRose Elizabeth Nolan adalah gadis cantik dari kalangan menengah keatas yang berasal dari Inggris. Dia diterima bekerja di sebuah perusahaan raksasa bernama Thorn Company yang berada di Newyork dan memutuskan untuk pindah ke Amerika demi mengejar cit...