Chapter 39

10.9K 760 39
                                        

Hampir tiga tahun berlalu

Sudah hampir 3 tahun lebih berlalu. Gadis kecil yang manis itu bernama Kasey. Dia tumbuh dengan sangat cepat. Kasey, adalah miniatur kecil dari Alexander. Dia memiliki bentuk wajah oval ibunya dengan mata biru yang dalam dan rambut gelap sedikit bergelombang seperti sang ayah. Karakternya yang keras kepala tetapi cerdas cenderung seperti Alexander. Kulitnya benar-benar pale dan bibirnya berwarna merah seperti delima.

Dia dipanggil Snow White oleh sang Nenek.

Rose sangat protektif pada gadis kecilnya. Baginya, tidak ada yang lebih berharga dari gadis kecil yang kini sudah menjadi dunianya. Dia selalu mengawasi, mencatat dan merekam di memori otaknya tentang perkembangan Kasey dari waktu ke waktu. Dia selalu mengambil gambar di setiap kesempatan yang ada. Kasey memiliki setumpuk foto album sejak dia baru lahir. Rose sangat terobsesi padanya. Dia ingin mengingat setiap detail pertumbuhan boneka hidup itu.

Gadis itu tumbuh dengan penuh cinta, mungkin tidak ada ayah yang mendampinginya selama dia tumbuh namun Clark menggantikan posisi itu dengan sangat baik. Kasey adalah kesayangan Clark dan Lucy, tunangannya. Mereka selalu merindukannya dan datang hampir setiap dua minggu sekali untuk menjenguknya.

Beberapa hari terakhir mereka menghabiskan waktu dengan mengelilingi kota Amsterdam, hanya mereka berdua menghabiskan waktu bersama. Sudah hampir satu bulan Clark dan keluarga Nolan lain tidak mengunjunginya. Mereka sedang di  sibukkan dengan persiapan pernikahan Clark. Mereka akan menikah di London bulan depan.

Hari ini sedang liburan musim gugur, Kasey sedang libur sekolah dan kebetulan cuaca hari ini sedang cerah. Jadi Rose memutuskan untuk membawanya mengelilingi kota yang sempat tertunda beberapa bulan lalu, ada beberapa tempat yang belum mereka kunjungi. Hanya beberapa distrik. Dia memutuskan untuk mengelilingi Amsterdam bagian selatan hari ini.

Kasey yang seperti boneka hidup mencuri perhatian beberapa pengguna jalan. Beberapa diantara hanya tersenyum dan sisanya ada yang menghampiri. Kebanyakan mereka adalah warga asing yang sedang berlibur ke tempat tersebut. Mereka sangat menyukai Kasey. Kasey selalu menghentikan langkahnya ketika bertemu dengan seseorang yang membawa anjing. Ya, dia memang sangat menyukai anjing.

" Mommy, boleh Kasey punya satu?"

Bertanya dengan sepasang bola mata biru yang bersinar.

Dia menatap penuh harapan pada Ibunya yang sudah memberikan tatapannya terlebih dahulu. Pelafalannya yang masih kurang jelas membuat Ibunya merasa gemas pada bocah kecil itu. Tanya itu membuatnya tersenyum, dia membelai wajah gadis kecilnya. Gadis kecil yang memang sangat banyak bicara. Dia selalu bertanya apapun yang begitu saja terlintas di benaknya

" Nanti kalau Kasey sudah besar ya."

Balas Rose.

Dia mengusap-usap kepala gadis itu dan mereka kembali berjalan menyusuri jalanan yang sedang ramai oleh pejalan kaki. Kasey mengangguk kecil dan tidak menuntut lagi. Dia mungkin pemberani dan keras kepala tetapi dia adalah gadis yang penurut pada ibunya. Sifat yang mirip dengan Ibunya ketika masih kecil, ucap Nyonya Nolan.

Mereka menikmati kegiatan hari ini dengan memandang etalase toko yang mereka lewati. Dia mengenggam kuat tangan putrinya sembari sesekali menatap wajah Kasey yang kini sedang menatap barang-barang yang berada di dalam etalase di sebelahnya.

Setelah hampir tiga tahun berlalu, terkadang dia masih saja tidak percaya kalau dia mampu membesarkan putrinya seorang diri. Dia sempat berpikir bahwa dia'mungkin' hanya punya 'potensial menjadi seorang tante yang menyenangkan'.

Tentang ingatannya pada Alexander, dia perlahan sudah melupakan pria itu. Dia tidak lagi memikirkannya setiap hari walaupun terkadang mimik wajah Kasey yang sangat mirip dengan ayahnya, membuatnya teringat kembali. Dia sudah berdamai dengan masa lalunya dan merelakan bahwa semua memang sudah sesuai dengan jalan hidup yang harus di lalui olehnya.

IMPULSIVE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang