Rose terlelap selama satu malam di Hotel De Magna. Alexander membawanya kembali setelah Dokter memperbolehkan dia untuk pulang. Wanita itu membuatnya terjaga selama satu malam penuh. Dia tertidur di atas ranjang dan Pria itu duduk di kursi sudah sejak semalam. Dia terus-menerus memandang wajahnya yang sedang pergi ke alam mimpi sembari menunggu sambungan ponsel dari Max.
Dia menaruh dendam pada mereka yang sudah hampir membuatnya terbunuh.
Sinar matahari menelusuk dari balik sela tirai jendela, seperti kemarin cuaca hari ini juga pasti akan sama cerahnya. Setelah berusaha untuk terjaga sekian lama, Alexander akhirnya tertidur setelah merasa kantuk yang luar bisa hebat dan tidak tertahankan. Dia memilih ikut berbaring tidur di sebelah gadis itu setelah dua malam tidak bisa beristirahat dengan baik.
Gadis itu sudah terbangun dari tidurnya yang lelap. Dia mengangkat tubuhnya yang masih terasa pegal dengan kostum yang sudah di ganti oleh Alexander semalam tanpa dia sadari. Dokter memberinya obat penenang membuatnya tertidur seharian seperti orang mati suri.
Ia merasakan kepala yang terasa pening hebat dan membuatnya meringis kesakitan namun tetap menutup mulutnya untuk tidak berkata aduh karena menyadari bahwa seseorang telah berbaring tepat di sebelahnya. Dia memberi sebuah senyuman yang sama cerahnya dengan cuaca di luar, menatapnya dalam-dalam dan memainkan rambut berwarna gelap sedikit bergelombang itu hingga membuatnya terbangun.
Pria itu menarik tangannya dengan gerakan cepat membuat Rose terjatuh tepat di atas dadanya. Mereka saling beradu pandang satu sama lain tanpa satu kata yang keluar dari masing-masing bibir mereka . Dia menarik dagu gadis itu dan menyesap bibirnya dengan kuat tanpa sebuah perlawanan.
" Apa kau sudah merasa lebih baik?"
Tanya Pria itu memeriksa setiap inchi tubuhnya secara bergantian dengan pandangan mata.
Suaranya terdengar sangat lembut penuh kekhawatiran membuat Rose merasa sangat tenang. Waktu seperti berhenti dan membeku sejenak.
" Denganmu di sini, aku merasa jauh lebih baik."
Balasnya.
Pria itu tersenyum lega kemudian memberikan sebuah pelukan yang erat sembari mencium keningnya beberapa kali. Dia memeluk dengan kuat kemudian membaringkan tubuhnya tepat di sebelahnya membuatnya tertidur di atas lengan bagian kiri.
" Jadi katakan jawabanmu tentang permintaanku."
Ujar Alexander.
" Apa tidak ada tambahan waktu?"
Balasnya membalikkan tubuh menatap wajah Pria itu.
" Apa kau ingin membunuhku?"
Jawabnya dengan pertanyaan lain.
Gadis itu hanya tersenyum lebar yang di sambut dengan jenis senyum yang sama.
" Apa makna dari senyum itu 'Ya'?"
Menatap tajam dan serius.
Rose memainkan hidungnya namun tetap diam. Dia penasaran apakah Pria ini mengerti dengan kode yang sudah dia buat dengan mimik wajahnya sekarang yang tersenyum lalu mengangguk cepat. Senyum Alexander mengembang karena semua itu terlalu mudah untuk di baca. Hanya melalui sorot mata yang berbinar itu dia tahu bahwa jawaban itu adalah 'Iya'.
Dia menariknya kembali kemudian memeluknya dengan erat.
" Hari ini adalah hari terbaik dalam hidupku!"
Ucapnya berteriak.
Rose tersipu-sipu malu dan Pria itu memberi sebuah senyuman penuh kelegaan. Rasa mengantuknya menghilang dan energi tubuhnya sekarang seperti sudah memiliki daya yang penuh. Dia siap untuk melakukan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPULSIVE BOSS
RomansaRose Elizabeth Nolan adalah gadis cantik dari kalangan menengah keatas yang berasal dari Inggris. Dia diterima bekerja di sebuah perusahaan raksasa bernama Thorn Company yang berada di Newyork dan memutuskan untuk pindah ke Amerika demi mengejar cit...