Chapter 20

27K 1.4K 78
                                    

Perjalanan menuju Barcelona membutuhkan waktu enam jam untuk tiba. Mereka berangkat agak siang dan sesuai perkiraan akan tiba sore menjelang malam.


Alexander memutuskan menerbangkan jet pribadi tanpa dirinya ke Barcelona dan menunggu di sana. Bentley terpacu dalam kecepatan 140 km/h di Jalan Bebas hambatan. Ketika mereka mencapai setengah dari perjalanan akhirnya memutuskan untuk berhenti di Rest Area yang berada di Zaragoza. Pria itu turun sebentar di sebuah kedai kopi yang sangat terkenal dengan logo putri duyungnya untuk membeli kopi sementara Rose tetap duduk diam di dalam mobil.

Dia menunggu dengan memperhatikan ke arah sebelah kanan dan kirinya. Dua mobil Escalade Hitam tadi yang isi di dalamnya sedang membuat perimeter untuk menjaga Bentley yang mereka apit.

" Ini berlebihan!"

Gumamnya setengah marah.

" Seharusnya hari ini hanya tentang kami berdua."

Menghela nafas panjang.

Ponsel Alexander yang tertinggal di dalam mobil dan di letakkan di dashboard mobil berbunyi. Suara nyaring itu menarik perhatiannya. Dia melirik layar yang menyala itu tetapi tidak berniat untuk membacanya. Mereka mungkin sedang dalam sebuah hubungan tetapi privasi tetaplah privasi.

Ponsel itu terus menerus berbunyi dan itu menganggunya. Pikirannya berada pada Max, dia merasa mungkin semua ini tentang masalah perusahaan. Dia mengangkat ponsel itu dan tidak sengaja pesan singkat layar itu terlihat jelas. Dia sebenarnya enggan untuk membacanya tetapi nama perempuan itu menarik perhatiannya.

Victoria?

Gumamnya dalam hati.

Dia punya nama Inggris yang cantik.

Menghela nafas panjang.

Akhirnya rasa penasaran membuatnya sangat ingin tahu. Dia bersikap lancang membuka pesan singkat tersebut dan yang membuatnya heran, ponsel itu tidak terkunci dengan password apapun. Matanya membulat ketika membaca pesan dari wanita itu. Dia membaca kalimat yang membuatnya merasa sedih dan kecewa.

Victoria :

I MISSED YOU!


Kalimat singkat membuat dadanya terasa sesak, jantungnya berdebar sangat cepat hingga tak terasa dia meremas jok kulit Bentley itu dengan kuat. Ini pertama kali dia merasakan apa itu cemburu. Dia berusaha menenangkan dirinya. Bisa saja itu adalah orang terdekatnya seperti adik atau saudara sepupunya. Namun kecurigaan terbesarnya justru jatuh pada mantan tunangan yang masih sangat misterius terhadapnya.

Dia meletakkan ponsel itu ke tempat semula dan kini sepasang mata itu terfokus menatap Alexander yang berjalan cepat dengan dua gelas kopi yang berada dalam genggamannya. Pria itu kemudian berlari karena hujan datang dengan tiba-tiba.

Dia memasuki mobil dengan rambut setengah basah begitu juga pakaiannya dan menyodorkan satu gelas kopi pada Rose. Rose memutar-mutar gelas itu menemukan namanya yang sudah berisi emote hati di bagian belakangnya. Hal manis itu membuat marahnya sejenak hilang.

Kau harus fokus, Rose!

Ucapnya dalam hati berusaha untuk waras.

IMPULSIVE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang