=Ancaman papa=

378 40 2
                                    

Setelah dua hari pertemuan dengan keluarga angkat tuan Kim, keluarga tuan Kim menjalani hari-hari mereka seperti biasa.

Kini, keluarga tuan Kim sedang sarapan bersama. Menikmati makanan yang Sojung dan Jennie buat, yakni Japchae.

"Wah, japchae nya enak banget tante! Haneul sangat suka!" Seru anak sulung Seokjin, Kim Haneul.

"Wah serius? Makan yang banyak ya, biar kamu tumbuh sehat" Kata Jennie sambil mengelus kepala keponakannya itu.

Semua begitu menikmati sarapan mereka dengan khidmat, sampai akhirnya diruang keluarga.

"Jennie" Panggil tuan Kim pada Jennie

"Kenapa pa?" Tanya Jennie

"Papa mau bicara sama kamu. Jadi, kapan kamu sama pacar kamu menikah?" Tanya tuan Kim, to the point.

Muka Jennie menjadi sedikit kesal.

Ia kesal bukan karena masih ingin bekerja, atau belum siap menjadi seorang istri untuk kekasihnya, Kim Jong In. Bahkan jika ditanya seperti ini, Jennie senang sekali karena orang tuanya 'seperti'nya merestui hubungannya dengan Jong In. Namun, ia kesal karena...

"Pa, sudah aku bilang berapa kali? Jong In saja belum ngelamarku. Kalau dia sudah ngelamar aku, aku pasti sudah bilang sama papa dan mama" Jawab Jennie dengan nada yang, seperti... Lelah.

Tuan Kim mengangguk paham. Sebenarnya, ia sangat tidak merestui hubungan Jennie dengan Jong In, karena sesuatu yang Jennie belum ketahui sejak ia berpacaran dengan Jong In.

"Jennie, lihatlah abangmu. Dia sudah menikah dan punya anak, dan kapan kamu mau menikah? Sebentar lagi papa tua dan papa takut gak bisa menimang anakmu nanti" Lirih tuan Kim

"Papa, apa yang papa bilang tadi? Papa pasti dapat kesempatan menimang anakku nanti" kata Jennie sambil memegang tangan tuan Kim.

"Makanya, bilang sama Jong In itu. Ngomong, sebelum anak ketigaku lahir" Ucap Seokjin, namun sepertinya ada sesuatu dalam kalimatnya. Seperti, spoiler?

"A-apa maksudmu Seokjin?" Tanya nyonya Kim yang kebingungan.

Sojung dengan malu-malunya, memberikan sebuah surat pada nyonya Kim. Seperti surat dari rumah sakit.

Nyonya Kim dan tuan Kim membaca surat itu lalu terkejut melihat bagian tabel dalam surat itu yang bertuliskan POSITIVE.

"Seokjin, selamat ya. Aku akan jadi opah lagi" Ucap tuan Kim girang, Jennie dan Yewon terkejut. Terkejut bahwa kakak ipar mereka hamil, lagi.

"Sojungie, selamat ya. Kamu jadi seorang ibu lagi" Kata nyonya Kim sambil memeluk Sojung yang bahagia.

"Hei abang! Abang gak bisa gitu nahan nafsu, hah? Byeola masih 3 tahun, dan abang udah buat lagi" Seru Yewon, semua orang tertawa mendengarnya.

"Hei Yewonie! Terserah abang, dia kan istri abang. Suka-suka abanglah!" Seru Seokjin sambil menjulurkan lidahnya, mengejek si bungsu. Yang diejek hanya bisa jengkel dalam diamnya.

"Wah kak, rumah ini jadi ramai lagi!" Ujar Jennie sambil memeluk Sojung.

"Jennie, Sojung saja sudah hamil anak ketiga, dan kamu? Kamu masih saja pacaran. Kamu harus cepat menikah" Kata tuan Kim

"Iya pa, nanti aku ngomong sama dia. Aku nanti minta Jong In segera mengadakan pertunangannya dalam—"

"Seminggu. Bagaimana?"

Jennie terbelalak.

Yang benar saja? Seminggu???

"M-maksud papa? Seminggu? Apanya yang seminggu pa?" Tanya Jennie yang belum mengerti.

My (Younger) Husband (Uncontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang