Meja makan hanya berisikan dua orang yang sedang sibuk dengan makanan mereka dan sibuk dengan pemikiran masing-masing.
"Moyang,"
"Boteng,"
Jungkook dan Jennie saling menatap.
Mereka memiliki sesuatu yang ingin dibicarakan, sehingga mereka sama-sama memanggil.
"Kenapa?"
"Kenapa?"
Lagi. Mereka sama-sama menanyakan satu sama lain bersamaan.
Perlu diketahui. Setelah Jungkook dengan berani mencium pipi Jennie, keduanya menjadi canggung. Terlebih Jungkook. Pemuda itu pasti banyak omongnya, tetapi tidak saat malam ini. Dirinya tak berkutik sama sekali.
Keduanya memandang tak percaya satu sama lain, lalu tertawa kecil.
"Yaudah. Lu dulu, aja," tawar Jennie. Jungkook menggelengkan kepalanya.
"Gak. Lu dulu, aja. Lu, kan, istri gua. Prioritas gua dulu, dong," ucap Jungkook.
Geli memang mendengarnya. Tapi siapa sangka, Jennie tersipu mendengarkannya. Mulut Jungkook sepertinya habis makan madu, kah? Kenapa manis begini?
"Bener, nih?" Jungkook mengangguk.
Jennie menghela napas sebelum berucap. "Jadi, besok gua bakal ke sekolahan lu. Gua diundang dan jadi pembicara diseminar."
"Lah. Gua mau cerita itu juga," sahut Jungkook dan Jennie paham.
"Terus, kenapa?" lanjut Jungkook.
"Gak apa, kan, gua jadi pembicara diseminar nanti?" tanya Jennie pada Jungkook.
Jungkook mengernyit. "I—iya, gak apa, aja. Cuma, kenapa gitu? Kayak minta ijin, aja."
"Ya, emang minta ijin," jawab Jennie dengan mimik polos bak anak kecil. Jungkook terkekeh kecil dan gemas melihatnya.
"Iya, gak apa doang kalau gua. Lagipula, itukan kerjaan lu," ujar Jungkook.
"Oh, gitu. Takutnya, lu hadang gua pas tengah-tengah seminar sambil bawa spanduk 'Tolak Bu Jennie jadi pembicara seminar'," timpal Jennie.
Jungkook mendengarnya, tertawa keras. "Mana ada gua bikin begitu? Terus, buat apa gua bikin begitu?"
Jennie menggedikkan bahunya. "Ya, siapa tahu. Lu kan random dan aneh kalau sama gua."
"Bukan, gua. Tapi elu," balas Jungkook.
"Gak! Elu yang aneh, Boteng,"
"Elu, Moyang."
"Boteng!"
"Moyang!"
"Boteng!"
"Moyang!"
"Kita berdua!" seru keduanya. Lalu, dilanjutkan dengan berjabat tangan, tanda setuju.
"Tapi, gak elu doang yang dicurigai," kata Jungkook.
"Maksudnya?" tanya Jennie.
"Tadi. Gua pas rapat tentang lomba basket, tiba-tiba lu nelepon gua. Dan, gak keburu gua ambil, malah diambil temen gua. Untungnya, nama kontak lu itu 'Moyang' sama emot kucing marah," terang Jungkook sambil mengunyah steak daging sapinya.
Jennie mengerutkan dahinya. "Lu nyamain gua sama kucing?"
Jungkook mengangguk. "Habis, kalian, tuh, sama. Kayak satu spesies."
"Gua lempar garpu, nih," ancam Jennie sambil mengangkat garpunya.
"Lempar, aja. Nanti elu juga yang salah," timpal Jungkook santai sambil menikmati pastanya. Jennie menggeram. Ia termakan kesal jika Jungkook seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Younger) Husband (Uncontinued)
FanfictionPERJODOHAN memangnya masih berlaku dijaman seperti ini? ah kulot sekali! Namun, itu tidak membuat Tuan Kim mengurungkan niatnya. Yakni, menjodohkan anak perempuannya kepada anak saudara 'angkat'nya. Jennie Kim. siapa yang tidak kenal CEO dari Kim'...