=Shocked=

302 43 12
                                    

"Moyang!" Terdengar keras dari luar kamar Jennie. Jungkook mengetuk pintu, serta berteriak keras. Jennie yang telah bersiap, segera membuka pintu dan melihat Jungkook di depan pintu kamarnya.

 Jennie yang telah bersiap, segera membuka pintu dan melihat Jungkook di depan pintu kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cantik, bukan?

Kata itu yang berkeliling tak henti-hentinya dipikiran Jungkook. Bahkan, matanya tidak berkedip sekali saja.

"Lu kenapa, Kook?" Jennie melambaikan tangan tepat di depan wajah Jungkook. Namun karena tidak mendapat balasan dari Jungkook, terpaksa ia menjitak jidat paripurna Jungkook.

Pletak!

"ADUH, MOYANG!" jerit Jungkook sambil mengusap dahinya itu. Sedangkan, sang pelaku hanya tertawa kencang dan tidak merasa bersalah.

"Udah jitak, keras lagi. Gak minta maaf juga," Jungkook mengerucutkan bibirnya kedepan. Jennie melihat itu sangat amat gemas, bahkan ia ingin sekali meremas wajah Jungkook saat ini.

"Emangnya, gua harus minta maaf?" tanya Jennie dengan wajah meremeh. Jungkook menghentakan kakinya, ia kesal pada nenek moyang ini. Sudah salah, tidak mau minta maaf. Dasar nenek moyang tua jutek, begitulah batin Jungkook.

Melihat Jungkook bergumam karena perkataannya, Jennie segera mendekat, mengusap jidat Jungkook pelan, lalu meniupnya dengan perlahan. "Jidatnya boteng, moyang minta maaf ya?" ucap Jennie. Sedangkan Jungkook diam membatu, hanya jantungnya saja yang berdetak secara bar-bar.

"Bo-boteng itu apa?" tanya Jungkook polos. "Boteng itu bocah tengil," jawab Jennie. Jungkook mengerutkan dahinya, apa? Bocah tengil?

"Emang, siapa bocah tengil?" tanya Jungkook penasaran. Dengan enteng, Jennie menunjuk Jungkook dengan menekan hidung Jungkook dengan jari telunjuknya. "MOYANG, SAKIT!" Tawa Jennie kembali meraung.

"Jennie! Jungkook! Ayo, turun!" seru Sojung dari bawah. Dengan segera, Jungkook dan Jennie turun dan menemui keluarga Kim di ruang makan.

"Pagi Pa, Ma," sapa Jennie sembari duduk di kursinya. "Pagi, Jennie" jawab tuan Kim dan nyonya Kim. Jungkook hanya tersenyum lalu duduk di dekat Yewon.

"Pagi, Jungkook" sapa Chinseon. "Pagi juga, Ma" Jungkook tersenyum pada Chinseon yang menyiapkan makanan untuk Wonshik.

"Pagi, om" sapa Jungkook. Wonshik mengerutkan dahinya. 

"Apa ini? Kamu panggil Chinseon Mama, tapi kenapa kamu malah panggil saya om? Mulai sekarang, panggil saya Papa juga, ya?" tutur Wonshik. Senyum Jungkook mengembang. Ia merasa sudah benar-benar diterima di rumah tuan Kim.

"Oh iya, Haneul. Kenalin, dia namanya om Jungkook. Dia temannya papa, juga calon suami tante Jennie," tutur Seokjin pada Haneul. Jungkook pun melambaikan tangan pada Haneul.

 "Hai, Haneul! Nama aku kak Jungkook. Kakak harap, kita bisa jadi teman, ya?" ucap Jungkook.

Sojung melotot. "Pantasnya itu om, Kook, bukan kakak. Kan elu sebentar lagi jadi omnya," tegur Sojung. Jungkook cengengesan, memperlihatkan giginya. 

My (Younger) Husband (Uncontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang