"Jungkook!" seru Jennie sembari bersiap menuju kantornya. Karena membenahi kamar Jungkook kemarin, Jennie jadi terlambat untuk masuk kerja. Tapi, tak apa kalau dirinya terlambat. Kan, dirinya CEO.
CEO MAH BEBAS!
Jennie segera keluar dari kamar dan pergi menuju kamar Jungkook dengan pintu sudah terbuka. Menampilkan Jungkook kesusahan menggunakan dasinya. Jika sudah begini, Ji eun adalah orang yang Jungkook butuhkan. Tapi sekarang? Ia dipaksa melakukannya sendiri.
"Astaga, dari tadi lu cuma ribet sama dasi sekolah, doang?" ejek Jennie sambil masuk dan langsung membenarkan dasi Jungkook.
Jungkook awalnya terkesiap. Tapi, matanya segera menatap wajah Jennie yang dekat dengannya. Jungkook kembali mengaguminya, setelah kejadian mereka tertidur bersama tadi.
"Gak usah lebay. Gua tahu, kok, kalau gua cantik," tutur Jennie sombong sambil membenarkan dasi Jungkook.
Jungkook berdecih. "Kege'eran banget, sih."
"Gak usah munafik. Mulut lu gak ngaku, tapi hati lu mengagung. Iya, kan?" ucap Jennie dengan percaya diri tinggi.
"Dih. Nyesel gua lihat muka lu," cerca Jungkook.
"Udah! Yuk berangkat," ajak Jennie.
Dengan cepat, Jungkook dan Jennie turun. Mereka segera keluar dari rumah mereka, dan menuju garasi.
"Kita naik mobil. Tapi, elu yang nyetir," cetus Jennie sambil melempar kunci mobil pada Jungkook.
Jungkook segera menangkap, namun setelahnya, menatap Jennie bingung. "Kok gua?"
"Kan elu suami gua. Jadi, elu yang nganter gua ke kantor," jawab Jennie.
"Apa?!"
Jungkook mengerutkan dahi dengan wajah kagetnya. Sedangkan, Jennie menghela napasnya dan memutar bola matanya.
"Gak usah lebay, deh. Lagipula, lu bawa mobil ini kemana aja, gak apa. Asalkan, waktu jemput gua, gak boleh penyok!" ancam Jennie sambil menajamkan pandangannya pada Jungkook.
Jungkook melakukan gerakan seperti menghormati komandan, dan tersenyum senang. "Siap komandan!"
Jennie mengangguk, lalu keduanya pun masuk ke dalam mobil.
=M(Y)H=
Jarak antara rumah Jennie dan kantornya, cukup dekat. Namun, kantor Jennie menuju sekolah Jungkook, agak berjauhan. Apalagi Jungkook terlambat, sehingga ia mengendarai mobil sedikit ngebut.
"Kook, pelan-pelan," ucap Jennie yang agak khawatir.
Namun, Jungkook tak menggubris perkataan Jennie. Jungkook tetap melaju dengan cepatnya.
Selanjutnya, keheningan mendominasi di dalam mobil.
"Buka mulut."
Jungkook mengernyit saat ada roti lapis di depan mulutnya.
"Ini apa?" tanya Jungkook yang menatap jalanan.
Jennie menatap ke atas dan menghembuskan napas kasar. "Ya ampun. Masa gini aja gak tau?"
"B—bukan. Maksud gua, ini roti lapis, buat dimakan?" tanya Jungkook yang membuat Jennie ingin melempar roti lapis itu pada wajah Jungkook, sekarang.
"Bukan. Buat ditempel di muka," jawab Jennie dengan senyum paksa.
Jika saat ini saja, membuat Jennie pusing. Bagaimana kedepannya? Kebodohan apa lagi yang Jennie terima dari si Boteng ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Younger) Husband (Uncontinued)
FanfictionPERJODOHAN memangnya masih berlaku dijaman seperti ini? ah kulot sekali! Namun, itu tidak membuat Tuan Kim mengurungkan niatnya. Yakni, menjodohkan anak perempuannya kepada anak saudara 'angkat'nya. Jennie Kim. siapa yang tidak kenal CEO dari Kim'...