Pagi ini, Jennie masuk kerja.
Kantornya ramai seperti biasa. Banyak mahasiswa yang magang dikantornya, karena perusahaannya selain terkenal dengan saham terbesar dan perusahaan yang berhasil. Perusahaan Kim Corp diminati banyak mahasiswa. Mereka ingin ketika lulus, bisa bekerja disana.
TOK TOK TOK
"Masuk!" Seru Jennie.
Nampak sosok sahabatnya, menemuinya diruang kerjanya.
"Nayeon!" Jennie berdiri dan merangkul Nayeon dan menyambutnya.
"Kok kamu gak kirim chat atau apa gitu?" Tanya Jennie sambil mengerutkan dahinya.
"Sengaja, biar jadi surprise" Jawab Nayeon dengan kekehan kecilnya.
Mereka pun duduk disofa milik Jennie. Lantas, Nayeon mengeluarkan sebuah kertas berbentuk undangan pernikahan.
"Apa ini, Nay?" Tanya Jennie, Nayeon memandang Jennie malas.
"Itu undangan nikah, Jennie" Jawab Nayeon dengan kesal. Jennie hanya bisa tertawa kecil.
"Iya tahu. Maksudku, undangan nikahnya siapa?" Jennie memandang tiap inci kertas undangan pernikahan itu.
"Sekarang, aku yang tanya" Ucap Nayeon, Jennie pun melihat Nayeon sambil menunggu pertanyaan yang ingin dilontarkan.
"Yang kasih kamu undangan nikah ini, siapa?"
"Kamu"
"Berarti, yang nikah siapa?"
"Kamu" Jawab Jennie polos
Setelah sepersekian detik, mata Jennie membulat.
"KAMU NIKAH?!" Seru Jennie sambil menutup mulutnya.
Nayeon menepuk jidatnya. Ia lelah berhadapan dengan sahabat yang lemot ini.
"Nay, kamu kok udah mau nikah aja? Siapa calon kamu?" Tanya Jennie penasaran.
Nayeon tidak pernah menceritakan masalah percintaannya kepada siapapun termasuk sahabatnya ini, Jennie.
"Kamu tahu dokter Sehun?" Jennie berpikir, sepertinya ia pernah mendengar nama 'Sehun'.
"Oh, dokter dari Yeongha Family Hospital itu?" Ucap Jennie, Nayeon mengangguk.
"Loh, sama dokter itu? Dia dokter kepercayaannya kakak iparku" Ujar Jennie.
"Gimana kalian bisa ketemu?" Tanya Jennie kepo.
"Jadi, aku dulu magang di rumah sakit itu. Dan, ketemu sama dokter Sehun ini. Dia yang selalu nemanin aku tiap kali aku pulang telat. Dan dari situ, kami saling jatuh cinta dan pacaran deh" Jawab Nayeon dengan senyum bahagia, Jennie terharu.
"Ya ampun, sahabatku udah mau nikah aja" Seru Jennie lalu memeluk Nayeon.
"Kamu harus datang loh. Sama Jong In ya?" Ucap Nayeon sambil melepas pelukannya, Jennie tersenyum kecut dan mengangguk.
Tiba-tiba, Jennie menangis tersedu-sedu. Nayeon yang sangat mengerti akan Jennie, memeluknya.
"Nangis aja, biar lega" Kata Nayeon, Jennie pun menangis dengan keras.
Setelah beberapa menit menangis, Jennie pun mulai merasa tenang walau masih sesenggukan.
"Apa ini tentang Jong In?" Tanya Nayeon, Jennie mengangguk.
"Jujur Nayeon, aku iri sama kamu juga Chaeyoung. Kalian sebentar lagi nikah, sedangkan aku?" Jennie memang iri, iri pada sahabat-sahabatnya.
"Pas aku ajak Jong In bahas soal pernikahan, dia selalu diam. Sedangkan dua hari lagi, papa bakal tanya soal hubunganku sama Jong In" Lanjut Jennie dengan sesenggukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Younger) Husband (Uncontinued)
FanfictionPERJODOHAN memangnya masih berlaku dijaman seperti ini? ah kulot sekali! Namun, itu tidak membuat Tuan Kim mengurungkan niatnya. Yakni, menjodohkan anak perempuannya kepada anak saudara 'angkat'nya. Jennie Kim. siapa yang tidak kenal CEO dari Kim'...