Sudah seminggu ini, Jungkook menjaga jaraknya dengan Jennie. Jennie pun merasa hampa. Kepulangan Jungkook selalu Jennie tunggu, respon Jungkook saat Jennie memasakkan masakan kesukaannya, atau saat Jungkook meminta tolong padanya mengenai tugas. Jennie mengaku, bahwa Jennie merindukan momen-momen itu. Atau, Jennie mulai merindukan Jungkook?
Ah, tidak. Ia hanya merasa kesepian saja, saat rumah besarnya itu kosong tanpa rusuhnya Jungkook. Ya, rumah itu sepertinya mengharapkan Jungkook yang dulu.
Jennie hanya menghela napas, setelah beradu pikiran di dalam otaknya. Lalu, menengok jam yang sudah jam setengah 10. Jennie takut, kalau sekarang Jungkook mulai keluyuran tak jelas, karena merasa kecewa dengan Jennie.
=M(Y)H=
"Kook. Boleh, gak, beli tteokbokki?"
Jungkook menoleh. Ia mendapati Eunha yang memakan es krim rasa mint chocolate, tapi calon ibu muda itu terlihat cemot di sekitar bibirnya. Jungkook terkekeh lalu mengusak rambut Eunha.
"Kalau makan, yang santai, dong!" seru Jungkook dan Eunha mengernyit.
"Kok lu ngegas, sih?" tanya Eunha dengan nada kesal.
Masih dengan tawanya, Jungkook menunjuk pada bibir Eunha. "Lu kalau gini, kayak badut!"
Menyadari jika lelehan es krim itu menghiasi sekitar bibirnya, Eunha segera membersihkannya. Setelah bersih, Eunha pun memukul dada bidang Jungkook. Maklum, mood swing seorang Bumil.
"Eh, sakit! Maaf, maaf. Lagian, lu lucu banget tadi," jawab Jungkook sembari terkekeh.
Eunha tak berkata apa-apa. Ia hanya merengut kesal, sembari memajukan bibirnya tanda kesal. Jungkook yang melihat hal itu, mengusak rambut bob Eunha. Lalu mendorong sang mantan menuju stan penjual tteokbokki.
Setelah membeli tteokbokki, Eunha lahap memakannya. Jungkook tersenyum juga merasa terenyuh. Beberapa bulan kebelakang, Eunha tidak bisa memenuhi kebutuhan janinnya secara utuh. Eunha hanya cukup membeli susu ibu hamil, juga beberapa vitamin untuk menjaga kesehatannya.
Kedua manusia sekarang duduk manis di salah satu bangku yang tersedia. Eunha mengayunkan kakinya, sembari memakan tteokbokki. Eunha terlihat kepedasan memakan tteokbokki.
Jungkook paham akan hal itu. "Kepedesan, ya?"
Eunha tak bisa menjawab. Terakhir kali Eunha makan tteokbokki, tidak sepedas ini. Padahal, Eunha sangat menyukai pedas. Tiap kali Eunha datang ke pasar malam, dirinya pasti berlari ke stan penjual tteokbokki dan membeli makanan khas Korea itu dengan level pedas yang tinggi. Tapi sekarang? Entah kenapa rasanya pedas sekali hingga ia kelu untuk bicara.
Paham jika Eunha merasa kepedasan, Jungkook mengambil botol minum dan memberikannya pada perempuan mini di sebelahnya. Eunha pun segera minum untuk menghilangkan rasanya pedas di mulutnya. Butuh beberapa saat juga untuk meredakan rasa pedas itu.
"Gimana? Udah gak apa?" tanya Jungkook dan Eunha mengangguk.
Jungkook terdiam sebentar, lalu mencicip tteokbokki milik Eunha. Jungkook mengerutkan dahinya sembari mengunyah makanan pedas itu.
"Lu beneran kepedesan? Ini level pedes yang biasa, loh," ucap Jungkook bingung.
Eunha mengedikkan bahunya. "Gua juga gak tahu. Biasanya level segitu, biasa aja buat gua."
"Kayaknya pengaruh kehamilan lu, deh," cetus Jungkook.
"Karena hormon, bisa aja pengaruh di indera perasa lu," lanjut Jungkook. Eunha memiringkan kepala karena heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Younger) Husband (Uncontinued)
FanfictionPERJODOHAN memangnya masih berlaku dijaman seperti ini? ah kulot sekali! Namun, itu tidak membuat Tuan Kim mengurungkan niatnya. Yakni, menjodohkan anak perempuannya kepada anak saudara 'angkat'nya. Jennie Kim. siapa yang tidak kenal CEO dari Kim'...