Ceklek!
Pintu itu terbuka. Menampilkan perempuan mungil yang presensinya tak Jennie inginkan. Melihat wajah itu, Jennie membuang muka dan memunggungi Eunha.
Ya, Eunha datang menjenguk Jennie.
Perempuan itu mendekat secara perlahan. “Em, ha-halo, Kak.”
Jennie masih diam dan acuh.
“Gu-gua ke sini mau jenguk lu. B-boleh, kan?” tanya Eunha gugup.
Ingin sekali Jennie mengusir perempuan tak tahu diri itu dari sini. Kehadirannya membuat semuanya hancur dan memperburuk perasaan Jennie.
Namun sedetik setelahnya, sosok pemuda itu masuk ke kamar inap dengan wajah datar.
“Gua gak ada hak untuk ngusir lu.” Jennie kembali memejamkan mata.
Eunha terdiam. Setelahnya, Eunha menaruh buah-buahan yang ia bawa ke meja yang ada. Lalu, ia duduk di sofa yang ada. Sedangkan, Jungkook, pemuda itu membawa nampan makan siang dari luar yang baru saja ia terima dari suster.
“Bangun,” ucap Jungkook dingin. Tangannya mengatur posisi ranjang Jennie agar Jennie nyaman.
Jennie pun berbalik secara perlahan, Jungkook pun mulai menyuapi Jennie. Tidak ada yang spesial kali ini. Sama seperti makan siang yang lalu. Jungkook tetap sama dingin dan datarnya. Mungkin kali ini berbeda karena ada Eunha yang menjadi nyamuk di antara keduanya.
“Udah,” ucap Jennie di saat satu sendok lagi makanannya akan habis.
Jungkook pun mengangguk kecil saja. Jennie pun kembali merebahkan diri dan memunggungi kedua remaja yang ada di kamar inapnya.
“Gak ada yang sakit, kan?”
Jennie menegang dalam posisinya. Jungkook baru saja bertanya padanya? Tentang keadaannya?
Tidak, dirinya pasti hanya bermimpi.
“Kalau gua tanya, berarti gua minta jawaban. Gak ada yang sakit, kan?” tanya Jungkook.
Perlahan, Jennie menoleh ke arah Jungkook, dan menggeleng. Jungkook pun mengangguk saja, dan kemudian pergi tanpa berpamitan padanya atau Eunha.Jennie tak sengaja menatap Eunha yang memandangnya seperti tak enak hati. Eunha sepertinya takut menatap Jennie hingga memutuskan menunduk saja sambil mengelus perutnya yang mulai buncit.
=M(Y)H=
Tidak ada yang menjenguk Jennie hari ini.
Hingga terciptalah ruang canggung antara Jennie dan Eunha.Perempuan yang berbadan dua itu masih berada di rumah sakit, tepatnya masih berada di kamar inap Jennie.
Jennie yang sibuk memegang ponselnya, sedangkan perempuan itu tengah membuat susu ibu hamil. Jennie yang tak sengaja melirik, melihat betapa sayangnya Eunha pada janinnya sendiri. Hal itu sedikit membuat hati Jennie menghangat.
Ceklek!
Jungkook pun telah datang dengan hoodie hitamnya. “Udah? Mau pulang?”
“I-iya, deh. Belum bisa untuk hari ini,” jawab Eunha dengan lesu.
“Oke. Nanti istirahat di rumah. Lu di sini gak ngapa-ngapain, Cuma ngelamun, doang,” titah Jungkook. Eunha mendelik tak terima.
“Mana ada? Gua gak ngelamun, deh!” seru Eunha sembari terkekeh dan memukul pelan bahu Jungkook.
“Iya, tadi gua lihat! Lu tadi ngelamun kayak ini, nih!” Dan Jungkook memeragakan seperti apa Eunha melamun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Younger) Husband (Uncontinued)
FanfictionPERJODOHAN memangnya masih berlaku dijaman seperti ini? ah kulot sekali! Namun, itu tidak membuat Tuan Kim mengurungkan niatnya. Yakni, menjodohkan anak perempuannya kepada anak saudara 'angkat'nya. Jennie Kim. siapa yang tidak kenal CEO dari Kim'...