=Just Broken=

270 46 47
                                    

Jennie lelah. Sungguh, Jennie merasa lelah yang membuncah di dada dan di pundaknya.

Jennie rasanya ingin pergi dari semuanya ini. Ingin sekali terlepas dari masalah yang menumpuk. Entah kenapa, terasa berat yang Jennie terima sekarang. Tekanan pekerjaan, bisnis, keluarga, apalagi soal Jungkook.

Mobil yang tadinya berkecepatan tinggi itu akhirnya berhenti pada sebuah restoran kecil. Jennie masuk dan membeli kalguksu untuk menghangatkan tubuhnya di malam hari yang terasa dingin. Jangan lupakan dua botol Soju yang menemani.

Oke, malam hari ini, Jennie ingin bersenang-senang dengan makanan saja.

=M(Y)H=

"Maaf, kamu harus pulang, Nak."

"Gak! Jennie maunya disini aja," ucap Jennie yang terlihat sayu.

Perempuan itu berakhir mabuk di restoran kecil yang hendak tutup karena sudah malam hari. Dan sudah 15 menit para pegawai mencoba mengusir Jennie. Tetapi perempuan karir itu tetap diam dan meracau tak jelas dengan wajah yang penuh air mata. Pegawai-pegawai itu pun sebenarnya merasa iba.

Dengan perlahan, mereka membawa Jennie ke depan pintu mobilnya. Awalnya memang kesulitan karena Jennie yang selalu bergerak. Hingga Jennie mengusir pegawai yang membawanya ke mobil.

"Hush! Pergi kalian semua! Ka-kalian mana tahu hatiku lagi sa-sakit," racau Jennie yang tengah mabuk.

"Terima kasih, sudah menikmati hidangan kami," ucap salah satu dari mereka dan para pegawai tersebut pergi meninggalkan Jennie sendiri.

"Bener, kan, dugaan gua? Lu selalu gak mau repot untuk nolong orang."

"Termasuk Opah gua."

Jennie tersenyum lalu terkikik. "Gampang, ya, kalau ngomong."

"Tanpa lu tahu, di hati gua numpuk rasa penyesalan yang datengnya gak pernah berhenti." Jennie langsung menangis kencang sambil memegangi kepalanya.

"Dan itu selalu bertambah saat gua lihat wajah lu."

Semuanya terasa runyam, bahkan disaat Jennie ingin merasa bebas sejenak. Dan semuanya ini karena Jungkook. Pemuda yang menorehkan luka demi luka untuk Jennie, tanpa Jennie minta.

"Argh! Gua ben-"

Tidak. Jennie tak sanggup menyatakan jika ia benci Jungkook.

Jennie bergegas masuk ke mobil, lalu menancap gas seenaknya sendiri.

Jennie berkendara dengan tatapan kosong dan air mata yang deras mengalir. Walau begitu, kakinya tak pernah berhenti menginjak pedal gas, bahkan semakin kencang kecepatan mobil itu. Dan kini, emosi Jennie mendominasi dirinya.

Pikirannya yang kacau, terus membuat perasaan Jennie tertekan. Hingga tak menyadari kalau di depan sana terdapat-

Brak!!

=M(Y)H=

"Pasien mengalami keretakan yang lumayan parah pada kaki. Dan perlu dilakukan operasi untuk memasukkan pen pada bagian yang retak, supaya tulangnya kembali membaik."

Apa sampai separah itu, hingga kaki Jennie harus dilakukan operasi? Apa memang seserius itu? Jungkook dibuat bungkam karenanya.

"Kook!"

Jungkook menoleh dan mendapati Seokjin dan Yewon menghirup napas rakus karena berlari mencari ruangan Jennie. Raut wajah mereka berdua menandakan betapa mereka khawatir akan Jennie. Telepon yang mereka terima dari Jungkook membuat seluruh kediaman mansion Kim heboh seketika. Alhasil, Seokjin dan Yewon yang menjenguk Jennie dahulu.

My (Younger) Husband (Uncontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang