=Hilang Percaya=

174 33 0
                                    

Suasana rumah duka benar-benar terasa pedih yang amat dalam. Semua orang yang berada di dalamnya, hanya menangisi kepergian orang yang disayangi. Yakni, Jeon Jungsoo.

Semua tamu yang datang menghaturkan rasa dukacita mereka, dan memberikan doa yang terbaik bagi Jungsoo. Mulai dari teman, mantan rekan kerja, beberapa kerabat datang untuk menguatkan keluarga yang ditinggalkan.

"Kook, yang kuat, ya. Gua yakin lu pasti kuat buat ngelewatin masa-masa ini," hibur Bambam sembari menepuk bahu Jungkook yang terduduk termenung dengan tatapan kosong.

Tidak ada respon, membuat Yugyeom dan Bambam saling bertatap dan sama-sama menghela napas, melihat kondisi Jungkook yang menjadi pendiam saat kehilangan sesosok yang mendukung kehidupan Jungkook.

Beberapa rombongan dari sekolah datang. Termasuk anggota organisasi, seperti Yerim, Mina, Mingyu dan beberapa siswa sekelas Jungkook bersama Bu Jung. Bersama-sama datang untuk mengucapkan belasungkawa pada keluarga Jeon.

"Kook. Gue sama anak-anak turut berduka, ya, buat kepergian Opah lu. Semoga, Opah tenang disana," ucap Mingyu sembari menepuk bahu kanan Jungkook memberikan dukungan.

Jungkook hanya mengangguk. "Iya. Makasih, teman-teman."

Jungkook dan semua teman-temannya berpisah. Dirinya pergi ke ruang dimana dua keluarganya berada. Somi terlihat sesenggukan di pelukan Ji eun dan Chinseon, Juhyeon sedang menenangkan Hayoung, Wonshik pun ditenangkan oleh Yewon. Hati Jungkook teriris melihat kedua keluarga yang menangisi sosok yang mereka dan dirinya sayangi.

Ia sedang berusaha menyadarkan diri, jika ini nyata adanya, bukan bayangan. Jungkook masih belum bisa mempercayai hal ini.

Sebelum melangkah lebih jauh untuk bergabung dengan mereka. Mata Jungkook mengembara di sekelilingnya. Mencari sosok yang sebenarnya ia muak untuk memandangnya. Tapi entah kenapa, Jungkook tetap melakukannya.

Gotcha!

Di sudut ruangan, orang itu duduk sendirian sembari menghela napas. Berusaha mengatur pernapasannya agar ia dapat tenang. Jungkook tahu, perasaan yang ada di benak orang itu. Namun, Jungkook sudah kecewa terlebih dahulu.

Bahkan, ketika mata mereka bertemu, terkuncilah mereka dalam tatapan itu. Jungkook dapat melihat mata yang sangat menyesal dan meminta sebuah maaf. Namun Jungkook memutuskan secara sepihak, lalu pergi begitu saja.

"Maafin gua, Kook."

=M(Y)H=

Pemakaman Jungsoo pun sudah selesai. Banyak tamu sudah pamit undur diri dan pergi meninggalkan tempat itu, bahkan keluarga Jeon dan keluarga Kim sudah pergi beberapa menit lalu. Dan yang tersisa kini hanya Jungkook, Yewon, Seokjin, dan Jennie yang berdiri beberapa meter dari mereka.

Jungkook masih duduk tersimpuh di dekat makan sang Opah yang sudah meninggalkannya. Banyak yang ia rasakan sekarang. Rasa sedih, kecewa, marah, dan bersalah itu menumpuk di hatinya. Ia hanya dapat menangis untuk mengutarakan itu semua di depan makam Jungsoo.

Yewon merangkul lengan Jungkook dan mengelus pelan memberi semangat. Seokjin menepuk bahu yang bergetar itu, dan memberi beberapa kata penyemangat pada adik iparnya.

Jennie juga ingin seperti itu. Bahkan Jennie ingin sekali memeluk tubuh yang terkulai lemas itu. Ia ingin memberikan afeksi yang menenangkan. Jennie ingin, setidaknya dirinya dapat menguatkan pemuda yang berstatus suaminya itu. Tapi kenyataan menyadarkannya bahwa ia tak bisa melakukannya. Maka dari itu, Jennie selalu menjauhi pemuda itu, dengan tangisan yang amat pedih.

Seokjin sadar akan hal itu. Ia berbalik ke arah adiknya, lalu mengajak Jennie untuk bergabung. Akan tetapi, perempuan itu menggeleng tak mau.

Seokjin mendekat. "Ayo."

My (Younger) Husband (Uncontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang