"Oh jadi begitu"
Jennie melirik sebentar pada Jungkook dan Yewon yang sedang berada di meja makan. Mereka berdua entah sejak kapan sudah berada disitu. Dan banyak sekali buku tulis yang Jungkook punyai disana. Sepertinya Jungkook meminta Yewon untuk mengajari mata pelajaran yang Jungkook belum paham.
"Iya, jadi lu harus kalikan dulu, terus elu jumlah itu semua," tutur Yewon lalu dirinya berdiri serta mengambil susu rasa plain dari lemari pendingin dan dua gelas.
Yewon dengan teliti menuangkan susu kedua gelas tersebut. Lalu menyerahkan salah satu gelas pada Jungkook yang fokus akan buku tulis dan tugasnya.
"Kook, ini buat lu" Jungkook menoleh pada Yewon yang menyodorkan susu padanya. Ia pun mengambil alih gelas dari Yewon, lalu meminumnya secara tergesa-gesa.
"Minumnya biasa aja, kali," gumam Yewon yang tersenyum kecil melihat Jungkook meminumnya tergesa-gesa.
Tangan Yewon meraih dagu Jungkook, dan jarinya membersihkan sisa susu di ujung bibir Jungkook. Jungkook hanya tersenyum melihat perlakuan Yewon padanya, benar-benar mencerminkan seorang kakak yang baik.
"Ekhem!"
Mereka berdua menoleh ke arah sofa ruang keluarga. Disana hanya ada Jennie yang memakan keripik kentang dan menonton acara televisi, dan terlihat Jennie kesal akan sesuatu.
"Kak, kenapa?" tanya Yewon dan Jennie hanya menggeleng saja.
"Beneran kak? Kok kelihatannya kakak kesel gitu, kenapa?" tanya Yewon lagi, ia nampak merasa ganjil dengan kakaknya.
"Iya, gak apa-apa. Udah, lanjut aja belajarnya itu." Nada bicara Jennie menurut Yewon, sedikit ada penekanan di kata belajar.
"O-oh, ya udah kalau begitu." Yewon dan Jungkook kembali fokus pada belajar mereka.
Sekian lama mereka belajar, akhirnya mereka dapat menyelesaikannya pada pukul empat sore. Terlihat raut wajah Jungkook bahagia. Pasalnya saat ia belajar, raut wajahnya menunjukkan bahwa dirinya sedikit pusing akan pelajarannya yang menumpuk karena belakangan ini dirinya selalu izin dan meninggalkan pelajaran.
Jennie yang melihat Jungkook sudah tidak ada di meja makan, yang ada hanya Yewon. Dengan cepat, Jennie menghampiri Yewon yang membereskan sisa snack yang dirinya makan bersama Jungkook.
"Kata cuma teman, kok dekat banget?" tanya Jennie sambil memasukkan buah dan sebuah yougurt ke blender.
"Emangnya kenapa? Kami berdua emang sahabat. Bahkan aku udah anggap dia kayak adik aku sendiri," jawab Yewon yang kini memakan kue beras di lemari pendingin.
"Oh, sahabat ya? Kayak adik sendiri ya? Oke oke," ucap Jennie.
Yewon mengernyit. Jennie tidak seperti biasanya, bahkan sekarang Yewon berpikir kalau Jennie-
"Kakak cemburu?" Pertanyaan ini akhirnya dapat Yewon keluarkan dari pikirannya.
"Hah? Cemburu? Mana mungkin," balas Jennie dengan kekehan meremeh. Yewon menghela napasnya dalam. Ia yakin bahwa ada sesuatu yang aneh dari kakaknya yang satu ini.
"Oh gitu, oke. Lagipula kan, aku sahabatnya Jungkook. Kalo kakak calonnya dia, kan?" ujar Yewon. Entah kenapa perkataan Yewon membuat Jennie senyum sendiri.
"E-eh i-iya udah. Kakak naik dulu, ada yang harus kakak kerjakan." Setelah Jennie kabur dari Yewon. Kini sang adik tertawa, ia pun mengerti sekarang. Sesuatu yang baru pasti muncul dalam diri Jennie.
=M(Y)H=
"Gak ada abang, rasanya sepi," guman Somi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Younger) Husband (Uncontinued)
FanfictionPERJODOHAN memangnya masih berlaku dijaman seperti ini? ah kulot sekali! Namun, itu tidak membuat Tuan Kim mengurungkan niatnya. Yakni, menjodohkan anak perempuannya kepada anak saudara 'angkat'nya. Jennie Kim. siapa yang tidak kenal CEO dari Kim'...