=Distance=

177 38 2
                                    

Dokter akhirnya keluar dari ruang pemeriksaan. Sontak, Jungkook berdiri.

"Dengan keluarga pasien?" tanya dokter Yoo

Jungkook tak menjawab. Ia bingung hendak berkata apa.

"Oh, apa anda suami pasien?" Jungkook makin gelagapan.

"Bu-bukan, Dok-"

Dokter Yoo justru terkekeh. "Oke, saya anggap begitu."

Sudahlah, Jungkook tak mau lebih penasaran lagi. "Gimana kondisi pasien, Dok?"

Dokter Yoo menghela napas sebentar. "Pasien pingsan karena kelelahan. Mungkin, pasien terlalu memaksakan diri buat bekerja. Apalagi, usia janin pasien berusia tiga bulan, yang dimana janin masih belum kuat, dan rentan sekali kelelahan."

Jungkook melongo. Janin sudah berusia tiga bulan? Kelelahan karena bekerja?

"Apa pasien sudah boleh pulang, Dok?" ucap Jungkook.

Dokter mengangguk. "Boleh. Asalkan pasien beristirhat selama beberapa hari kedepan. Jangan biarkan pasien bekerja untuk sementara."

Jungkook mengangguk paham akan keterangan yang diberikan Dokter.

"Apa pasien boleh dijenguk, Dok?" tanya Jungkook dan Dokter Yoo mengangguk.

"Tapi, tolong jangan mengganggu istirahat pasien. Biarkan pasien bangun sendiri," titah Dokter yang diangguki oleh Jungkook.

Dokter beserta perawat pergi dari situ, dan Jungkook mulai memasuki kamar pasien.

Pintu Jungkook sudah terbuka, menampilkan Eunha yang pucat pasi, dan tubuh yang terlihat agak kurus. Entah mengapa, Eunha yang sekarang terlihat malang dan menyedihkan. Tapi, Jungkook juga agak kecewa. Bagaimana juga, ini kesalahan Eunha.

Cukup lama menunggu Eunha sadar. Dan untungnya, Jungkook sudah menyediakan makanan untuk mengisi perutnya.

"Akh!"

Jungkook yang semula bermain game online, langsung menegapkan badan, menaruh ponsel, dan melihat Eunha yang sudah siuman.

Menyipitkan mata karena matanya belum bisa menerima cahaya lampu yang terang itu.

"Gu-gua dimana?" tanya Eunha.

"Lu di rumah sakit," balas Jungkook.

Eunha terkejut akan suara itu, lalu membuka matanya. Ia melihat sosok Jungkook duduk di sebelah brankarnya dengan tersenyum ramah.

"Kook? Ke-kenapa lu bi-bisa di-"

"Ceritanya tadi, lu pingsan di trotoar. Terus gua nolongin elu," potong Jungkook.

Eunha yang masih belum paham, mengerutkan dahi. Jungkook terkekeh gemas. Eunha masih lucu seperti dulu.

"Sebentar. Minum dulu," tawar Jungkook sembari menyodorkan air putih yang ia sudah sediakan sedaritadi. Eunha pun menerimanya dan meminumnya.

"Oke. Jadi, lu itu pingsan di trotoar. Orang-orang pada ngerumunin elu. Terus teriak minta tolong, dan kebetulan gua lewat situ. Akhirnya, gua datang dan kaget kalau elu yang pingsan."

Eunha mendengarkan dengan ekspresi terkejut.

"Gua pun ditolong beberapa orang buat nganter lu ke rumah sakit. And, here you are."

Eunha terdiam sejenak, untuk meresapi cerita yang baru saja Jungkook jabarkan.

"Boleh gua nanya?" tanya Jungkook membuat Eunha menoleh.

"Lu kerja sekarang?"

Pertanyaan itu membuat Eunha makin terdiam. Jungkook pun merasa tak enak sendiri.

My (Younger) Husband (Uncontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang