(Idn) Chapter 5

531 105 51
                                    

Tak lagi tidur di atas lantai kayu yang dilapisi dengan kasur tipis, Danmuji kini nyaman tidur di tengah springbed yang empuk dan besar. Perutnya tak lagi kembung karena masuk angin akibat diterpa udara dari kipas angin. Kamar tempat ia tidur saat ini menggunakan AC dan juga pelembap udara. Mulut mungilnya sedikit terbuka saat Seol memasukkan dot susu. Masih dengan mata terpejam, Danmuji meminum susunya perlahan. Tetapi karena terlalu mengantuk, mulutnya berhenti menyedot. Seol mencolek pipi gembulnya, dan mulut itu menyedot lagi. Senyum Seol terkembang melihat betapa imutnya bayi lelaki ini.

 Senyum Seol terkembang melihat betapa imutnya bayi lelaki ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tok... tok...

Seol beringsut turun dari ranjang dan berlari kecil untuk membuka pintu. Seorang bellboy berdiri di depan pintu membawakan handuk-handuk baru yang diminta oleh Seol. Ia memang sudah berpesan kepada pihak hotel bahwa bellboy dilarang membunyikan bell karena ada bayi yang sedang tidur.

Ya, selama tiga hari, Seol dan Danmuji menginap di hotel. William yang menyuruh, dan tentu saja dia yang membayar biayanya. William tidak ingin kondisi kulit Danmuji makin parah bila menginap di rumah Seol. Ia pun sudah mengirimkan seorang dokter anak yang paling handal di Seoul untuk menyembuhkan ruam kulit Danmuji. Hanya satu hari, bentol merah di kulit bayi itu pun hilang.

Mumpung Danmuji masih tidur, Seol memutuskan untuk berenang di kolam renang hotel. Ia akan menggunakan semua fasilitas di hotel ini semaksimal mungkin, mumpung dibayarin.

Kolam renang sore itu cukup sepi, hanya ada sebuah keluarga kecil yang baru saja selesai berenang. Seol melepaskan jubah handuknya, menampakkan lekuk tubuh rampingnya yang dibalut oleh bikini two-piece. Ia segera menceburkan diri dan berenang. Tetapi ia lupa untuk pemanasan terlebih dulu sehingga kaki kanannya kram di tengah kolam. Tubuhnya timbul-tenggelam.

"TOLOOONG!!!" jeritnya.

Dan ia merasa tubuhnya ditarik ke pinggir kolam. Sepasang tangan kekar membantunya untuk naik dari kolam.

Uhuk... uhuk... Seol memuntahkan sedikit air kolam yang sempat terminum.

"Apa kau baik-baik saja, Seol?" Tanya pria penyelamatnya seraya menyampirkan handuk ke bahunya.

Seol menoleh cepat saat menyadari bahwa penolongnya itu mengenal dirinya, tetapi ia tak mengenal pria tampan pemilik garis kotak-kotak yang tercetak di balik kemeja putihnya yang basah.

"Apa kau mengenalku?" Tanya Seol.

"Tentu saja," jawab pria itu sambil memijat kaki Seol yang kram.

Seol mengerutkan keningnya, mencoba untuk mengingat-ingat, namun ia yakin bahwa pria ini tak pernah singgah dalam ingatannya.

"Apakah penampilanku begitu berbeda sampai kau tidak mengenaliku lagi?"

"Maaf, tapi aku tidak merasa pernah mengenalmu."

"Baek In Ho, teman kursus bahasa Inggrismu. Yah, meskipun kita tidak sedekat itu. Kau pernah menyelamatkan hidupku, berkat sosis yang kau berikan di atap tempat kursus."

A Sudden Dad✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang