(Idn) Chapter 31

375 65 29
                                    

Kedatangan tim produksi film 1 minggu kemudian disambut tatapan sinis tak bersahabat dari warga Desa Gangjin. Tiga orang nenek menghadang mereka di depan rumah tempat syuting.

"Halmeoni-deul, anyeonghaseo," sapa sang sutradara dengan keramahan yang berlebihan.

"Sampai berapa lama kalian akan memakai rumahku?" Nenek Gamri to the point, tidak mau berbasa-basi.

"Sekitar satu bulanan lagi, Nek."

"Satu minggu."

"Apa?"

"Seminggu lagi aku ingin melihat rumahku sudah bersih dari segala macam properti syuting kalian."

"Tapi Nek, di kontrak perjanjian, kami boleh meminjam rumah ini sampai 3 bulan. Masih tersisa 1 bulan lagi..."

"Itu kalau kalian tidak membuat masalah di desa ini."

"Kami minta maaf atas segala ketidaknyamanan yang telah terjadi," sutradara membungkuk dalam, diikuti semua kru dan aktor, termasuk William Choi yang berdiri di belakang Sutradara.

"Kami mohon maafkan kami dan beri kami waktu untuk menyelesaikan syuting hanya satu bulan saja. Kami akan berikan kompensasi atas kerugian yang mungkin anda alami."

"Aku tidak butuh uang kalian. Cucuku harus menanggung malu seumur hidup akibat ulah salah satu aktormu!" Mata Nenek Gamri tertuju pada William yang sedari tadi terus menunduk, "aku mungkin akan membiarkan kalian jika kalian mengganti aktor itu dengan orang lain."

Sutradara terkesiap, "kami tidak mungkin mengganti aktor. Pengambilan gambar sudah hampir selesai. Jika kami harus menggantinya, kami harus syuting lagi dari awal."

"Halmeoni," Will maju selangkah, kemudian tiba-tiba ia berlutut.

Nenek Gamri terkejut, "Ya! Apa yang kau lakukan!"

"Maafkan saya. Saya bersalah kepada Seol, baik 3 tahun yang lalu, maupun saat ini. Mohon maafkan saya."

"Kau seharusnya minta maaf kepada Seol, bukan kepadaku."

"Bila saya diizinkan untuk bertemu dengannya--"

"Tidak, tidak," ralat Nenek, "jangan pernah temui Seol lagi. Segera setelah syuting kalian di sini selesai, segera tinggalkan desa ini dan jangan pernah kembali. Jangan hubungi dia, jangan cari dia, dan jangan dekati cucuku lagi!"

Cinta Will semakin terpuruk. Bukan hanya Eun Seob, kini neneknya Seol pun tak merestuinya. Apakah ia memang tidak ditakdirkan untuk berjodoh dengan Seol?

~~~

Tulisan CLOSE tergantung di cafe yang gelap gulita itu. Pemiliknya kini entah berada di mana.

"Will..." Julian menepuk bahu Will untuk menyemangatinya.

"Haruskah aku menyerah?"

"Dia bilang dia tidak mencintaimu lagi. Dia juga sudah punya kekasih. So..." Julian menghela napas panjang, "life must go on, bro."

~~~

Sang pemilik cafe itu kini sedang berada di Seoul. Untuk sementara Seol tinggal bersama Eun Seob dan Hatoru sampai syuting filmnya Will di desa selesai. Kini pasangan itu tidak tinggal di flat kecil lagi. Mereka baru pindah ke apartemen dua kamar di daerah Mapo.

Ketika sedang menyiapkan makan siang, Seol mendapatkan telepon dari In Ho yang mengabarkan kalau dia sedang berada di Seoul dan mengajaknya ketemuan.

"Temanmu datang ke Seoul?" Eun Seob yang juga berada di pantry nyeletuk.

Seol mengangguk masih dengan ponsel di telinganya.

"Undang saja dia makan siang di rumah."

Eun Seob mengetahui tentang 'teman' Seol ini dari Nenek Gamri yang pernah bercerita melalui telepon bahwa ada pria baik yang sedang mendekati Seol selama 3 tahun. Meskipun mereka mengaku hanya teman, tapi Nenek tahu bahwa pria itu menyukai cucunya.

A Sudden Dad✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang