(IDN) Chapter 36

424 59 10
                                    

Diiringi alunan piano, Hotaru melantunkan sebuah lagu berbahasa Jepang-Korea karangannya sendiri untuk mengiringi langkahnya menuju altar, di mana Eun Seob telah menantinya dengan jantung yang berdegup kencang, baik karena gugup, maupun terpesona ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diiringi alunan piano, Hotaru melantunkan sebuah lagu berbahasa Jepang-Korea karangannya sendiri untuk mengiringi langkahnya menuju altar, di mana Eun Seob telah menantinya dengan jantung yang berdegup kencang, baik karena gugup, maupun terpesona oleh kecantikan calon istrinya di dalam balutan gaun putih.

"Aku, Jo Eun Seob, menikahimu Hotaru Kobayashi sebagai istriku yang sah. Aku berjanji untuk selalu melindungi dan membahagiakanmu. Aku akan bekerja makin giat agar kau dan anak-anak kita tidak akan pernah mengalami kesusahan. Aku akan menjadi suami dan ayah yang baik dan bertanggung jawab. Aku akan mencintaimu hari ini, besok, hingga aku menutup mataku selamanya," janji pernikahan Eun Seob yang diucapkan dalam bahasa Jepang.

"Aku, Hotaru Kobayashi, menikahimu Jo Eun Seob sebagai suamiku yang sah. Aku berjanji akan mendukung apapun yang kau kerjakan. Aku juga membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari rumah tangga kita. Aku akan menjadi istri yang taat dan ibu yang baik untuk anak-anak kita. Aku akan mencintaimu hari ini, besok, hingga aku menutup mataku selamanya," janji pernikahan Eun Seob yang diucapkan dalam bahasa Korea.

Setelah itu mereka saling memasangkan cincin di jari manis pasangan mereka. Kemudian mereka melakukan wedding kiss yang disambut dengan sorak gembira para tamu undangan.

Kemudian mereka memberi salam hormat kepada Nenek Gamri dan Kakek Kobayashi. Kedua lansia itu memberikan beberapa nasehat untuk mereka agar mereka menjalani kehidupan pernikahan yang bahagia. Pasangan pengantin baru itu tak dapat menahan air mata mereka.

Beberapa tamu yang hadir turut menitikkan air mata haru, termasuk Seol. Ia teringat bagaimana kakaknya itu bekerja keras selama ini demi kehidupan dan kebahagiaan adiknya, bahkan rela putus kuliah demi menguliahkan adiknya. Kini pria itu telah menemukan kebahagiaannya sendiri.

Setelah foto-foto, saatnya momen penting yang ditunggu oleh para lajang, yaitu lemparan buket bunga. Seol berdiri di tengah kerabat dan teman Hotaru, siap mengambil bunga itu. Ia ingin segera menyusul kakaknya.

Buket bunga melayang melewati barisan para single, jauh ke belakang...

Hop!

Para gadis lajang menoleh. Will melambai-lambikan buket bunga yang ia tangkap. Ia melangkah maju menghampiri Seol yang masih mematung kaget. Gadis lajang di sekitarnya menyingkir memberi jalan sambil menatapnya iri.

Tiba-tiba Will berlutut sambil menyerahkan tak hanya buket bunga, tetapi beserta sebuah kotak kecil berisi cincin berlian.

"Marry me, My Soul..."

Seol mengatupkan mulutnya dengan kedua tangannya, tak percaya dirinya akan dilamar di hari pernikahan kakaknya. Ia menyodorkan jemarinya, yang segera dihiasi oleh cincin berlian itu. Semua orang yang menyaksikannya bertepuk tangan heboh, apalagi setelah itu mereka berciuman.

"Aish... mwo ya... ini pernikahanku, tapi kenapa mereka yang jadi pusat perhatian?" Eun Seob mendumel kesal.

•••

A Sudden Dad✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang