(Idn) Chapter 33

417 66 15
                                    

Pekikan burung camar yang bersahut-sahutan memecah keheningan di antara mantan kekasih yang kini saling menatap.

"Apa kabar?" Will berbasa-basi.

"Bagaimana... bagaimana kau bisa ada di sini?" Seol, seperti biasa, selalu to the point.

"Well... aku naik pesawat dari LA, lalu transit di--"

"Maksudku," potong Seol, "kenapa kau datang ke Desa Gangjin?"

"Untuk refreshing."

"Dari sekian negara, pulau, bahkan desa di seluruh dunia, kau ingin refreshing di desa kecil yang tidak punya tempat wisata apapun ini? Apa di Amerika tidak ada desa nelayan seperti ini?"

"Bogosippo..." (aku merindukanmu.)

Satu kata itu sudah lebih dari cukup untuk menjawab seluruh pertanyaan Seol dan membuatnya kehilangan kata-kata. Ia hanya bisa tersenyum kecil, menunduk dan tersipu malu. Will makin melebarkan senyumnya melihat reaksi yang ditunjukkan oleh Seol. Dia semakin yakin, bahwa ia bisa mendapatkan hati Seol kembali.

~~~

Masalahnya adalah, kini bukan hanya Eun Seob, neneknya Seol juga tidak merestui jika Will dan Seol bersatu kembali. Bahkan seluruh warga desa Gangjin tidak menyukai Will. Mereka melemparkan lirikan tajam dan sindiran-sindiran saat Will melewati mereka. Sementara itu Nenek Gamri menarik Seol untuk masuk ke dalam rumah, dan menghadang Will di depan pagar sambil berkacak pinggang.

"Kenapa kau muncul lagi di sini? Mau syuting lagi?"

"Tidak, Nek. Saya hanya berlibur."

"Berlibur? Di sini? Apa yang bisa kau lihat di desa ini?"

Nenek Gamri bersedekap sambil memicingkan matanya, "aku tahu apa rencanamu. Jangan harap kau akan berhasil mendekati cucuku lagi. Langkahi dulu mayatku!"

"Aigoo, Halmeoni, jangan bicarakan hal yang mengerikan seperti itu. Anda akan selalu sehat dan berumur panjang."

"Cih... tak perlu berpura-pura, kau pasti akan lebih senang kalau aku cepat mati, agar kau bisa leluasa mendekati Seol."

"Kenapa anda bicara begitu? Saya tulus mendoakan kesehatan anda. Jika anda sehat, Seol pasti akan bahagia. Dan saya bisa terus mengunjungi anda sampai anda memberikan restu."

"Jangan harap! Pergi!!!"

~~~

"Hei, Seol-ah!" Nenek langsung menghardik Seol begitu ia masuk ke dalam rumahnya, "kenapa kau pulang bareng dengannya? Apa kalian sudah kembali bersama lagi?"

"Tidak," Seol menggeleng, kemudian menunduk, "belum..."

"Apa?" Nenek mendekatkan telinganya yang sedikit budek karena usia tua.

Seol kabur ke dalam kamarnya.

"Hei! Jangan pernah kembali kepada pria brengsek itu, mengerti?"

~~~

Seol mengocok whipcream kemudian menyemprotkannya ke atas es cappucino. Ia menaburkan bubuk cinamon di atasnya, tak lupa memberi astor pendek sebagai pemanis. Setelah siap, ia menekan bel yang tersambung dengan alarm yang dipegang oleh sang pemesan.

Kling...

"Selamat datang..." Seol menoleh sekilas ke arah pintu yang terbuka, kemudian ia kembali pada aktivitasnya sambil tersenyum kecil.

" Seol menoleh sekilas ke arah pintu yang terbuka, kemudian ia kembali pada aktivitasnya sambil tersenyum kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Sudden Dad✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang