(Idn) Chapter 22

466 63 15
                                    

Sorry it took a lo0o0o0ng time...
Selain sibuk di rl, aku juga harus menyelesaikan konflik utama cerita ini, just in case jika beberapa dari kalian akan merasa nggak nyaman ketika membaca chapter2nya, aku juga nggak mau membuat kalian menunggu kelanjutannya terlalu lama saat sudah memasuki konflik.

Tapi karena terlalu banyak pembaca yang minta NEXT, aku publish sekarang, dan next lagi dalam beberapa hari kemudian.

Selamat membaca...

.
.
.

Daniel tersentak dengan mata yang masih terpejam. Tangan mungilnya menggosok-gosok telinganya. Ia mengulet sedikit, lalu kembali terlelap dalam damai, tak peduli pada tiga orang dewasa yang sedang kejar-kejaran di kamar itu. Saat mereka bertiga keluar, kamar kembali senyap.

"Oppa... Oppa... sabar, Oppa..."

Seol berada di tengah antara Will dan Eun Seob. Kedua tangannya terangkat untuk menghalangi Eun Seob melempar barang apapun yang diraih oleh tangannya.

"Iluwa... iluwa sekkiya!" (Sini lo brengsek!)

Eun Seob melempar sebuah remote tivi. Namun Seol berhasil menangkapnya.

"Eun Seob, dengarkan aku dulu..."

"Apa lagi yang harus aku dengarkan? Tentang caramu merayu adikku? Tentang bagaimana nikmatnya dia di ranjang?"

"Bukan begitu--" Sebuah pajangan kayu melayang sebelum Will menyelesaikan kalimatnya. Will refleks menunduk dan turut menarik kepala Seol untuk menunduk.

Melihat Will memeluk Seol, membuat Eun Seob tambah murka. Ia pergi ke dapur dan mengambil pisau daging.

"Oppa!!! Letakkan itu! Bahaya!"

Eun Seob menuding Will dengan pisau itu, "kau akan mati hari ini, William Choi..."

"Oppa, jangan... kumohon..."

"Minggir kau, Seol!"

"Eun Seob, kumohon dengarkan kami dulu. Aku tidak sedang mempermainkan adikmu. Aku serius dengannya. Aku berencana untuk menikahinya."

"Apa? Atas izin siapa kau mau menikah dengan Seol?"

"Oppa, maaf kalau kau mengetahui hal ini dengan cara seperti ini. Tapi tolong restui kami. Kami berdua saling mencintai. Aku juga ingin menikah dengannya. Tolong restui kami, Oppa..."

"Seol-ah, apa kau sudah lupa bagaimana sakitnya hatimu dikhianati oleh mantanmu yang playboy itu? Kenapa kau jatuh lagi pada seorang playboy?"

"Dia berbeda dari Jeong. Aku dapat melihat ketulusannya. Will benar-bensr tulus mencintaiku dan tidak mempermainkanku."

"Hei, berapa lama kau mengenalnya? Berapa lama kau pacaran dengannya? Aku sudah 3 tahun menjadi manajernya, dan 5 tahun bekerja di Shinning Star. Hanya di awal saja dia mesra dengan pacarnya. Dia bilang mau berhubungan serius? Dia bilang akan menikahimu? Dia juga mengatakan hal yang sama kepada semua mantannya. Seol-ah, sadarlah. Seorang playboy tidak akan berubah."

"Kau tak sepenuhnya benar, Eun Seob, aku tak seperti yang kau kira. Memang benar dulu aku suka bermain-main dengan perempuan, one night stand, dan tidak serius saat pacaran. Tapi sejak bertemu dengan Seol, aku tak melakukan itu lagi, dan tak akan pernah melakukannya lagi."

Eun Seob menggeleng, "aku tidak bisa Will. Meskipun memang kau bisa berubah dan menjadi pria paling baik dan setia sedunia, aku tetap tak bisa memberikan adikku kepadamu. Kau sudah terlalu banyak membuat masalah, di masa lalu, sekarang, dan entah masalah apa lagi di masa depan. Sebagai kakak, aku tak bisa merelakan masa depan adikku untuk bersama bajingan sepertimu."

A Sudden Dad✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang