(Idn) Chapter 16

718 107 57
                                    

Angin laut yang hangat memindahkan halaman demi halaman sebuah buku yang berada di pangkuan Will. Pria itu sedang duduk selonjoran di bangku pantai dengan kacamata hitam bertengger di atas jembatan hidung mancungnya. Sepasang lengan perlahan terkalung di depan lehernya. Bibir mungil merah jambu mendarat di pipinya, meninggalkan jejak pink di sana. Pria itu tersenyum, lantas membuka kacamata hitamnya, menoleh dan tersenyum pada Seol Hyun yang juga tersenyum manis.

Ia menarik pinggang ramping gadis itu untuk duduk di atas pangkuannya. Jemarinya mengambil rambut panjang yang tertiup angin, menyampirkannya ke belakang telinga Seol Hyun. Perlahan bibir mereka mendekat, hingga saling melekat.

"CUT!!!" Sutradara berteriak dari balik megaphone.

"Oke, bagus. Take sekali lagi, dimulai dari saat kalian berciuman. Kamera 2 zoom in. Seol Hyun-ssi, agak lebih agresif, ya."

"Ye, Gamdog-nim..."

"Ready... and... action!"

~~~

Will dan Seol Hyun melepas pagutan mereka setelah Sutradara meneriakkan kata "CUT!" Tangan Will langsung menyeka mulut Seol Hyun yang belepotan saliva mereka.

Sebrengsek-brengseknya Will terhadap para wanita, dia tetap punya manner yang baik terhadap partner kerja sesama selebriti. Dan itulah yang kadang membuat partner kerja lawan jenisnya jadi baper. Dan Seol Hyun tampaknya telah menjadi salah satu di antara mereka

~~~

Setelah berjam-jam menjalani proses syuting hari ini, Will akhirnya mendapatkan waktu luang untuk membuka ponselnya. Tujuannya hanya satu, aplikasi chat. Ia membuka chat terakhirnya dengan Seol, yaitu kemarin malam.

Tak seperti saat ia manggung di Jepang, yang sampai membuat berbagai macam alasan hanya untuk bisa menghubungi Seol, kali ini ia tak terlalu sering menghubunginya. Bukan hanya karena kesibukannya yang padat, tapi juga dia tak ingin terlalu memaksakan perasaan Seol terhadapnya. Namun bukan berarti dia menyerah. Ia sedang melakukan jurus tarik ulur. Ia tidak ingin Seol semakin lari menjauh jika ia terus mengejarnya dengan menggebu.

Meski begitu, ia tak menampik bahwa ia jadi semakin rindu kepadanya. Ia sudah berada di Pulau Jeju hampir sebulan, dan proses syuting belum sampai separuhnya. Entah kapan syuting mereka akan selesai.

'Sedang apa?'

Will mengetik sebuah chat, namun menghapusnya kembali dan mengetik kalimat lain,

'Apa anakku sudah tidur?'

<Send>

Sekitar sepuluh menit kemudian, pesan itu baru dibalas,

'Ya.'

Seol memang selalu membalas dengan sesingkat-singkatnya, kadang membuat Will kesulitan untuk memperpanjang chat di antara mereka.

'Kalau begitu, kau juga tidur sa--'

<delete>

'Oke. Good night.'

Jempol Will berada di atas tombol <send> tapi ia belum menekannya juga.

<Jo Eun Seol is typing...>

Will mengangkat alisnya saat melihat hal itu. Ia menunggu dengan tak sabar, pesan apa yang akan dikirimkan oleh gadis itu kepadanya?

'Apa syutingmu sudah selesai?'

Will tak dapat menahan senyum lebarnya. Ini pertama kalinya Seol menanyakan sebuah pertanyaan.

A Sudden Dad✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang