(Idn) Chapter 12

501 104 59
                                    

Tokyo

Untuk ke sekian kalinya, Hotaru masuk ke aplikasi chat, membaca chat dari Naoki, lalu keluar lagi dari aplikasi itu. Ia melemparkan ponselnya begitu saja ke atas kasur, lalu bergelung di bawah selimut. Tapi kemudian ia bangkit lagi, mengambil ponselnya, membuka aplikasi chat.

"Aaahhh... apa yang harus aku lakukan?" Hotaru mengacak rambutnya yang sudah acak-acakan, "kalau aku memberitahunya, lalu dia menemukan wanita itu, dia akan pergi lebih cepat..."

Ia membuang lagi ponselnya, "tak usah kuberitahu lah."

"Tapi cepat atau lambat, dia pasti akan tetap kembali ke negaranya..." pikirnya sedih.

Ia meraih ponselnya lalu bangkit dan keluar kamar. Matanya tertuju pada handle pintu. Di sana ada sebuah kantong kertas. Di dalamnya ada sebuah burger dan kentang goreng. Ada notes yang tertempel di depannya.

Kuperhatikan seharian ini kau tidak keluar kamar sama sekali selain saat mengambil air minum. Kupikir kau lapar, jadi kubelikan burger. Semoga kau suka.
-- Jo Eun Seob

Hotaru menggigit bibirnya yang bergetar, menahan tangis yang ingin keluar lagi. Ia mengambil kantong itu, berjalan cepat menuju kamar Eun Seob dan mengetuknya. Pintu terbuka dengan cepat seolah ia memang menunggu kedatangan Hotaru.

"Hotaru-chan..." Eun Seob menyambutnya dengan senyum sumringah.

Namun senyum ramah itu dibalas dengan lemparan kantong kertas dari Hotaru dengan kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Namun senyum ramah itu dibalas dengan lemparan kantong kertas dari Hotaru dengan kasar. Burger dan kentang goreng berceceran di atas lantai kayu.

"Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kau marah-marah kepadaku tanpa sebab? Apa aku berbuat suatu kesalahan yang tidak kusadari? Bicaralah! Jelaskan padaku!" Eun Seob sudah tak dapat menahan emosinya lagi.

"Aku mohon, jangan terlalu baik kepadaku."

"Apa?"

Hotaru menunjukkan pesan dari Naoki kepada Eun Seob.

"Paman temanku tahu keberadaan Cindy Lee. Ia mengajakmu untuk bertemu pamannya besok."

"Apa kau bisa menemaniku?"

"Tidak. Pergilah sendiri. Aku akan menyuruh Naoki menjemputmu."

"Hotaru-chan..."

Hotaru berpaling memunggunginya, "kalau urusanmu sudah selesai, cepatlah kembali ke negaramu."

Eun Seob hendak mengejar Hotaru yang sudah naik ke kamarnya di lantai dua, namun Pak Kobayashi datang menghadangnya.

"Selamat malam, Pak," sapa Eun Seob dengan sopan.

"Mau minum teh bersamaku?"

•••

Seoul

"Kau milikku."

Arogansi yang besar terdengar dari nada suara Will bagai titah raja yang tak terbantahkan. Sepersekian detik Seol terdiam. Otakknya sedang berusaha untuk mencerna kalimat yang diucapkan oleh pria itu, namun ia tak dapat berkonsentrasi karena begitu dekatnya wajah lelaki itu darinya. Aroma musk dari parfum yang ia kenakan merangkak masuk ke dalam indra penciuman Seol, tak masuk ke paru-parunya, malah melenceng ke jantung, membuatnya memompa darah dua kali lebih cepat daripada saat ia berlari maraton. Dan debarannya makin menggila tatkala bibir Will makin mendekati bibirnya.

A Sudden Dad✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang