(8) CEMAS

351 37 1
                                    

Di Kantor Yudhistira Corporation, Siska tampak cemas menunggu kabar dari Arfi dan Rani. Hampir sore pun dia masih belum mendapat kabar dari keduanya. Padahal dia sudah berusaha menghubungi Arfi melalui ponselnya berulang kali namun tidak aktif.

"Sial," umpat Siska meluapkan kekesalannya dengan melempar gawainya di sofa.

"Sebenarnya kalian itu syuting atau sedang pacaran? Mentang-mentang kamana-mana jalan berdua," gerutu Siska bicara sendiri di ruangannya.

Beberapa saat kemudian ada suara ketukan di pintu membuyarkan kekesalannya.

"Masuk!" suara lantang Siska menyuruh orang itu masuk.

Dengan langkah tertatih Andre memasuki ruangan Siska. Matanya langsung membulat sempurna tatkala menatap kondisi Andre yang tampak tak baik saja karena luka lebam dan perban yang membalut keningnya. Dia membeliak dan tampak sangat khawatir kemudian mendekati pria itu memastikan keadaannya.

"Kamu kenapa sih Ndre? kok bisa kayak gini," tanya Siska tertegun melihat kondisi Andre.

"Aduh panjang ceritanya mending sekarang Kamu tanya keadaan si Bos sama Rani!" titah Andre agar Siska segera menghubungi Arfi melalui ponselnya.

"Udah puluhan kali kutelpon tapi tak ada jawaban," ucap Siska menahan kesalnya.

"Tapi setidaknya Kamu sempat bicara sama si Bos?' tanya Andre sekali lagi.

"Iya, tadi sudah kuhubungi tapi suaranya putus-putus, dan kutelpon lagi nggak bisa," keluh Siska menerangkan.

"Kamu jangan cemas, tadi aku sudah hubungi polisi dan semuanya beres," jelas Andre

"Sebenarnya kejadiannya kayak gimana sih, Ndre? Kenapa mereka tiba-tiba datang terus menculik Rani?" tanya Siska penasaran.

"Aku sendiri juga bingung, Sis. Aku nggak nyangka ada orang senekad itu menculik Rani, tadi di lokasi syuting saat break ada beberapa orang kru yang terlihat mencurigai seseorang," papar Andre menceritakan kronologi kejadiannya.

Siska memasang mimik muka serius mendengarkan perkataan Andre.







🍀🍀🍀





Di tempat lain Arfi dan Rani dalam perjalanan pulang. Menurut Arfi kejadian yang mereka alami hari ini merupakan peristiwa yang paling menegangkan sekaligus melelahkan karena tragedi yang tak bisa diprediksi sebelumnya. Dengan perlahan dia melajukan mobilnya menuju ke rumah, dia berinisiatif untuk pulang tak ingin kembali ke kantor mengingat kondisi Rani tampak lemas. Sampai di rumah, ia membopong gadis itu turun dari mobil. Dia tak berniat membangunkannya karena melihat kondisinya yang lemah akibat pengaruh obat bius itu.

Ketika Helsa baru saja pulang terkejut melihat kondisi Rani yang tampak kelelahan dan tidak bertenaga. Ia kemudian mendekati kakaknya untuk memastikan keadaan Rani yang terlihat tidak berdaya.

"Rani kenapa, Kak? Kok lemes gitu?" tanya Helsa pada Arfi namun yang ditanya hanya bergeming dan tetap menggendong gadis itu menuju kamar untuk direbahkannya. Sedangkan Helsa dengan setia mengekor di belakangnya.

"Ya Tuhan, kenapa sampai kayak gini?" Helsa terlihat khawatir dengan keadaan Rani.

"Kamu tak usah khawatir , sekarang dia hanya tertidur karena efek samping yang ditimbulkan dari obat bius tadi." Arfi beri penjelasan.

"Apa yang terjadi, Kak?" tanya Helsa lagi.

"Tadi ada orang yang berusaha nyulik dia," kata Arfi pelan.

PENJAGA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang