BERDAMAI DAN MEMAAFKAN

165 17 13
                                    


Keesokan harinya, Firman beserta ibunya berkunjung ke rumah Riyanti untuk menyampaikan permintaan maaf secara langsung pada wanita itu atas semua kesalahan yang telah dilakukan Rustam Rahardi pada kekasihnya dulu. Tak lupa, ia pun ingin mengucapkan terima kasih karena Riyanti yang telah merawat dan membesarkan anak suaminya yang dulu diabaikan dan tak pernah dianggap keberadaannya.

Sebelumnya, Firman sudah menghubungi Nila dan Riyanti melalui ponsel memberitahukan rencana kedatangan mereka di rumah Riyanti. Awalnya Nila menolak dengan tegas karena tidak ingin berurusan lagi dengan keluarga Subrata mengingat perlakuan ayahnya yang sangat tidak terpuji.

Namun Riyanti tidak bisa melarang mereka untuk datang karena walau bagaimanapun keluarga Firman berhak tahu masalah ini agar lebih jelas semuanya dan tidak ingin membawa rahasia ini lebih lama lagi. Nila sempat bersikeras dengan pendapatnya, tapi Riyanti dengan bijak memberi nasehat yang membuat gadis itu berubah pikiran.

Mereka sekarang berkumpul di ruang tamu kecuali Nila. Di sana mereka mendengarkan Riyanti berbicara panjang lebar tentang kisah asmara Ningsih dengan Rustam Rahardi sewaktu masih muda, hingga berakhir pada diri Ningsih yang dibuang dengan sengaja dari kehidupan kekasihnya.

"Begitulah kisah cinta mereka yang membuat penderitaan Ningsih berlanjut karena mengandung anaknya tapi tidak diakui oleh Rustam Rahardi. Dalam pelariannya, saudara kembar Rustam Rahardi adalah sosok berhati malaikat dan dengan sukarela memberi banyak bantuan untuk Ningsih dan Nila. Saya tidak menyangka Sundari dan Suteja hidupnya berakhir tragis oleh kakaknya sendiri."

Ibu Firman tak kuasa membendung air mata menyimak cerita pilu kisah mereka. Ia tidak menyangka bahwa selama ini suami yang begitu mencintainya berbuat hal sekeji itu.

Nila hanya berada di dalam kamar mendengar semua pemaparan Riyanti. Gadis itu tidak sanggup mendengar kisah menyedihkan ibunya yang tak pernah ia lihat. Ia masih enggan bertemu dengan ibunya Firman yang bernama Ajeng Rara Supatmi, meskipun lelaki itu sudah menerimanya sebagai saudara dengan tangan terbuka, tapi ia merasa hanya pria itu yang bersedia mengakui keberadaannya sedangkan yang lain tidak.

"Perlu anda tahu bahwa kami tidak akan pernah menuntut apapun pada keluarga besar pak Subrata. Yang saya inginkan hanyalah kehidupan yang tenang tanpa ada dendam. Anda tidak perlu khawatir tentang Nila Nareswari. Selama ini dia tumbuh dengan baik tanpa kekurangan kasih sayang meskipun saya bukanlah ibu yang melahirkannya."

"Saya kemari hanya ingin menyampaikan maaf atas nama mas Rustam atas perlakuan buruknya selama ini terhadap kalian dan Firman juga sudah memberitahu saya dan yang lain tentang tes DNA atas nama Nila Nareswari agar lebih jelas semuanya dan kini bertambah gamblang setelah anda menceritakan tentang kisah cinta mereka di masa lalu. Dan saya berterima kasih pada mbakyu karena telah merawat Nila dengan sangat baik, walaupun suami saya tidak menginginkannya, tapi setidaknya buah hati mereka masih hidup. Anak itu tidak bersalah dan dia berhak untuk hidup, andaikan dulu hal buruk menimpanya, saya tidak tahu lagi bagaimana caranya menebus semua kesalahan ayahnya Firman karena sudah terlalu banyak dosa yang telah dia lakukan," ungkap Ajeng dengan sungguh-sungguh dan penuh penyesalan.

"Njenengan tidak perlu menyampaikan terima kasih karena apa yang telah saya lakukan terhadap Nila. Saya benar-benar tulus menyayanginya. Dan satu hal yang harus njenengan ketahui bahwa, saya pun tidak sepenuhnya membenarkan perbuatan Ningsih karena telah melakukan hubungan sejauh itu yang seharusnya tidak mereka lakukan sebelum terikat pernikahan, tapi jika njenengan berpikir bahwa Ningsih berniat membunuh anaknya sendiri jelas itu tidak mungkin terjadi karena Ningsih bukan tipe perempuan setega itu meskipun Nila hadir di dunia atas kesalahan yang telah mereka lakukan karena menjalin hubungan diluar batas norma, tapi Ningsih sangat mencintai buah hatinya walaupun Tuhan berkehendak lain hingga akhirnya Nila dititipkan kepada saya. Seandainya Ningsih tidak menyerahkan Nila, saya juga akan tetap menjaganya karena saya menyayanginya sama seperti saya menyayangi ibunya sebagai sahabat sekaligus saudara."

PENJAGA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang