PEMBALASAN

217 40 37
                                    


Tiga jam sebelumnya

Andre dan Siska telah tiba di kediaman Arfi. Mereka diminta agar menjaga Rani. Andre dan Siska sudah diberitahu oleh Arfi bahwa Helsa telah diculik, tapi mereka dilarang memberitahukan masalah ini pada Rani. Hal itu dilakukan untuk menjaga mental gadis itu supaya tidak terpengaruh. Selama seminggu ini situasi di luar sedang tidak stabil. Hal ini dikarenakan berita hoax yang disebarkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab di beberapa media. Tentu saja berita tersebut berimbas pada Rani dan Arfi. Lebih parah lagi menyorot sosok Arfian Yudhistira yang menjadi topik utama di semua media cetak dan elektronik.

Berita tersebut membuat Rani kurang nyaman bahkan pihak manajemen menyarankan agar gadis itu mengurangi aktifitas di sosial media. Selain teror pemecahan kaca jendela  rumah di kediaman Arfi beberapa hari yang lalu berimbas pada Rani yang sedikit mengalami gangguan kecemasan. Dan Arfi memutuskan untuk menemani Rani menjalani terapi psikologi di rumah dan membatasi aktivitas gadis itu. Inilah alasan mengapa Arfi meminta pada Siska dan Andre agar tidak menceritakan kejadian buruk yang menimpa Helsa.

"Kenapa kalian di sini? Memangnya di kantor tidak ada pekerjaan?" tanya Rani menatap heran pada Siska dan Andre yang baru tiba di rumahnya.

"Ya, kan kita di sini pastinya disuruh si Bos. Bener, kan Sis?" ujar Andre menatap Siska agar berkata apa adanya.

Siska mengangguk sekilas.

"Tapi kok kalian terlihat aneh. Atau jangan-jangan kalian menyembunyikan sesuatu yang tidak aku tahu?" tuding Rani dengan tatapan menyelidik ke arah mereka.

"Apa sih, Ran? Nggak ada kok. Beneran deh," jawab Siska meyakinkan sambil mengedipkan mata pada Andre agar kompak.

"Kalau memang tidak terjadi sesuatu, lantas kenapa tingkah kalian mencurigakan?" desak Rani masih tidak percaya.

Siska dan Andre saling melirik lewat ekor mata. Dan saling sikut  untuk mengurangi kegugupan mereka. Tingkah mereka seperti anak remaja yang sedang diintrogasi oleh guru BK yang disidang karena melanggar peraturan. Di mata Rani sanggat menggelikan dan mengundang kecurigaan. Bukan tanpa alasan mereka bersikap demikian. Sebab Rani yang sedang mereka hadapi berada di mode serius dengan memasang mimik muka datar tampak dingin dan sorot netra tajam seakan menyelidik. Air muka  seperti ini yang sering membuat siapapun mati gaya dan menjadikan mulut bungkam seketika. Bahkan Arfi pun pernah mengalami. Beberapa bulan yang lalu hubungan mereka mengalami kesalahpahaman karena ulah Monica yang dengan sengaja membuat skenario drama seolah  Arfi berbuat serong di belakangnya dan hal tersebut sukses membuat Rani nyaris hilang kepercayaan pada Arfi hingga lelaki itu didiamkan selama tujuh hari. Sikap diam Rani membuat Arfi kelabakan sendiri dirundung kebingungan sebab berbagai macam cara pendekatan sudah dilakukan untuk mengajak kekasihnya bicara dari hati ke hati. Karena sikap diam Rani hampir membuat Arfi menyerah dan mengasingkan diri selama dua hari di Villa tempat untuk menenangkan diri.

"Iya bener apa yang dikatakan Siska," sahut Andre paham dengan kode kedipan mata yang dilayangkan Siska.

Rani mengembuskan napas pasrah karena mereka tetap tidak akan bicara jujur seperti dugaannya.

Tiba-tiba terdengar suara gaduh di luar terdengar hingga ke dalam melenyapkan keheningan sejenak setelah Andre dan Siska turut diam melihat ekspresi Rani yang masih tidak yakin dengan ucapan mereka.

Brakk

Suara pintu dibuka dengan kasar oleh seseorang yang langsung menerobos masuk ke dalam diikuti sepuluh orang berpenampilan serba hitam dengan penutup wajah ala ninja.  Sepuluh orang itu melenggang masuk begitu leluasa usai melumpuhkan pak Udin yang menjaga pos di samping pintu gerbang masuk halaman. Pria itu dirunduk dari belakang dibekap mulutnya hingga pingsan dan diikat di pos tempatnya berjaga.

PENJAGA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang