FAKTA TERSIBAK

108 11 1
                                    


Arfi melangkah keluar dengan perasaan lega setelah berhasil meloloskan diri dari pelukan Monica. Hatinya berkecamuk risau. Pria itu sudah bulat dengan keputusannya untuk tidak memperpanjang kontrak kerja Rani dengan pihak agensi Angkasa Entertainment demi meminimalisir interaksinya dengan Monica. Setelah kejadian yang menimpa dirinya dan orang-orang terdekatnya membuatnya selalu waspada. Mungkin hatinya sedang melunak untuk mengatasi hal yang mengganjal dan belum terselesaikan.

Arfi merasa punya kewajiban untuk memperjelas hubungan pekerjaannya dengan pihak Angkasa Intertainment.  Setelah merenung selama berhari-hari, Arfi memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak tersebut bukan semata-mata masalah pribadi ada banyak pertimbangan lain tentang kerjasama yang sudah terjalin. Sejak dia mengetahui fakta tentang profil penanggungjawab yang mengelola agency tersebut membuatnya berpikir ulang untuk melanjutkan kerjasama dan ada beberapa kesepakatan dengan pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini dilakukan agar Rani merasa nyaman dengan karir yang sedang dijalaninya. Dan baru-baru ini dia mengetahui tentang peraturan yang tertulis di kontrak tidak sesuai dan tidak lazim dan jelas menyalahi kesepakatan yang telah disetujui sebelumnya.

Arfi melihat Andre sedang berbincang santai dengan beberapa model yang hari ini ada jadwal pemotretan. Pria itu tidak menyadari kehadirannya yang memperhatikan sejak beberapa menit yang lalu.

"Jangan kebanyakan modus, Ndre! Nanti tak ada cewek yang percaya ucapanmu."

"Andre menoleh sekilas dengan senyum dipaksakan sedangkan gadis yang diajak ngobrol tersenyum canggung melihat bos mereka yang tiba-tiba datang.

"Eh Bos. Tumben kemari, memangnya liburannya udah kelar?"

"Belum sih, tapi aku kangen suasana kantor emang nggak boleh?"

"Ya bolehlah, kan Bos yang punya perusahaan ini."

Gadis yang diajak Andre bicara pamit untuk kembali melanjutkan pekerjaannya karena pemotretan belum selesai.

"Saya permisi dulu, Pak!"

"Jangan lupa save ya?" pinta Andre memperjelas ucapannya.

Arfi mengangguk tersenyum menanggapi sapaan gadis itu dan bergantian melihat ke arah Andre yang tampak seperti remaja tanggung sedang jatuh cinta. Dia masih menatap intens pada Andre yang belum mengalihkan pandangan pada gadis yang baru diajak bicara.

"Udah dapat mangsa lagi nih buaya?" sindir Arfi ikuti arah pandang Andre yang masih belum melepaskan tatapan pada gadis itu.

"Jangan bilang gitu dong, Bos!"

"Emang kenapa? Takut kebongkar sama yang lain?"

"Kan, bukan salahku sepenuhnya, Bos. Siapa suruh mereka baper?"

Arfi menggeleng tak habis pikir.

"Lagian siapa yang tahu kalau kamu kasih harapan sama mereka?"

"Nggak pernah tuh," kilah Andre.

"Yakin nggak pernah?"

"Iyalah, Bos. Kayaknya Bos ketinggalan info."

"Info apa, Ndre?"

"Medusa kemari."

"Udah tahu."

"Lah, kan Bos baru datang?"

"Udah sejak tadi sampai aku hampir muntah dengerin gombalanmu sama model itu," Arfi membuat gerakan seolah hendak memuntahkan sesuatu.

Andre hanya nyengir menanggapi ucapan Arfi.

"Terus sekarang mau balik apa gimana?"

"Iya sih, tapi kamu harus ikut!"

"Kemana, Bos?" Andre tampak bingung.

PENJAGA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang