(4) KONSPIRASI RAHASIA

558 50 4
                                    

Di cafe yang sama seseorang mengumpat kesal luapkan amarah karena sebuah rencana yang gagal. Tanpa disadari olehnya ada sepasang netra memperhatikan gerak gerik pria bertopi itu dengan seksama dan sempat mendengar gerutuan serta menyebutkan sebuah nama yang begitu familiar.

"Sial," racau pria itu.

"Susah payah aku menyuruh Riska untuk menghentikan kontrak itu sepihak. Arfi malah dapat penggantinya."

"Aaarrrgg ..." decaknya frustasi.

"Padahal tinggal selangkah lagi, aku menghancurkan Yudhistira Corporation," desis pria itu untuk kesekian kali.

"Kau tak usah khawatir, mungkin gagal untuk hari ini. Tapi lain waktu pasti berhasil," ledek seseorang yang duduk di sebelahnya yang agak bersebrangan.

Pria itu reflek menoleh ke kiri pada seseorang yang berkomentar dengan tatapan tajam.

"Kamu siapa? Berani sekali mengajariku. Kau belum tahu siapa aku. Jadi jangan ikut campur!" teriaknya lantang seolah diremehkan oleh orang itu.

"Kalau Kamu ingin berhasil? Aku punya penawaran yang menarik. Musuh kita sama, tawar pria itu.

"DND," pria itu memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya wujud kesepakatan.

Flashback seminggu yang lalu

Malam itu di Cafe Bima tepat pukul 20.00 WIB seorang model bernama Riska Anindita sedang menunggu seseorang dengan tidak sabar. Sesekali ia melihat jam di pergelangan tangannya menahan geram karena orang yang menyuruhnya datang ke kafe itu masih belum tiba. Saat ia akan beranjak pergi, seseorang memanggil namanya.

"Selamat malam, Nona Riska Anindita." Gadis itu menoleh ke belakang melihat seseorang yang memanggil namanya.

"Apa maumu?"

"Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, aku ingin agar Kamu membatalkan kontrak itu," ucap pria bertopi.

"Apa imbalannya jika aku memenuhi permintaanmu?" geram Riska menatap sinis.

"Aku yakin, Kamu pasti menerimanya."

"Sudahlah tak usah bertele-tele. Apa sebenarnya maksudmu?" tanya Riska sekali lagi.

"Lihatlah ini!" Pria bertopi itu meletakkan sebuah amplop di atas meja berisi sejumlah uang.

Riska mengambil amplop itu dan membukanya perlahan. Dia tercengang dengan jumlah uang yang ada di dalamnya yang lumayan fantastis melebihi gajinya sebagai model untuk sekali kontrak dengan Yudhistira Corporation. Dia tersenyum miring kemudian mengangguk terima tawaran itu.

"Pokoknya jika terjadi sesuatu, aku tak mau terlibat dengan masalahmu," tegas Riska tak mau disangkut pautkan dengan urusan pria bertopi itu.

"Tenang saja." Pria bertopi itu tersenyum puas karena berhasil membuat Riska menyetujui permintaannya.

☘️☘️☘️

Sore itu Arfi dan Sekar pulang bersama, suasana hening kembali terjadi seperti pagi tadi saat dalam perjalanan. Tak ada banyak hal yang dibicarakan. Pria itu hanya mengucapkan terima kasih pada Sekar yang bersedia membantu. Sampai di rumah pun mereka saling diam. Arfi merasa bingung memulai pembicaraan karena sudah lama tak berbincang dengan perempuan secara personal selain adik dan sepupunya. Rasa canggung itulah yang selalu menjadi penyebab utama. Meskipun ia seorang pria yang tampan dan ekstrovert namun tak pandai menggaet seorang gadis. Bukan ia tak pernah pacaran. Dia pernah dua kali menjalin suatu hubungan dengan seseorang dan semuanya hasil dari percomblangan sepupunya. Jadi bukan inisiatif dari dirinya. Namun kisah cintanya tak berjalan mulus, cinta pertamanya berakhir tragis yang hampir membuatnya terpuruk dan yang kedua harus kandas hingga menorehkan luka dan kecewa karena penghianatan yang tak bisa dilupakannya. Sejak saat itu ia menjadi pribadi yang pemdiam dan pandai menyembunyikan perasaan.

PENJAGA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang