SEBUAH RAHASIA

199 40 57
                                    


Di ruangan sel, Thomas bersandar di tembok dekat jeruji besi. Lelaki itu menerawang jauh membayangkan peristiwa enam tahun silam tentang sebuah perintah dari Rustam Rahardi yang menyuruhnya melakukan  rencana jahat untuk memisahkan Firman dengan Arum. Semula ia berusaha menolak, namun Rahardi punya cara agar dirinya tetap menuruti keinginan pria paruh baya itu. Mengingat kekejaman yang dilakukan oleh Rahardi terhadap ibunya---Thomas tidak akan tinggal diam. Yang membuat Thomas menyimpan dendam pada Rahardi hingga saat ini dikarenakan adanya rahasia besar yang selama ini ditutupi. Dan puncak kebencian itu ketika Rahardi tidak menepati janjinya hingga ibunya meregang nyawa karena ulah orang suruhan anak buahnya.

"Akan kubuka semua kedokmu Rahardi. Mungkin aku memang belum punya bukti. Tapi satu hal yang harus kau tahu, aku tak mau membusuk sendiri di sini. Setelah apa ysng kau lakukan terhadap ibuku. Hahaha, Arrgg ..." gerutu Thomas seraya tertawa pilu diiringi amarah mencengkram jeruji sel dan membenturkan kepalanya hingga menimbulkan kegaduhan.

"Thomas apa yang Kau lakukan? Jangan membuat keributan!" salah satu anggota polisi menghampiri dan menyuruhnya diam.

"Dengar, Pak. Kau harus segera menangkap penjahat semacam Rahardi karena dia sangat berbahaya," racau Thomas makin tak terkendali.

"Sudah diam. Jangan bicara macam-macam. Jika Kau ingin bicara besok saja langsung pada penyidik yang menangani kasusmu. Sekarang waktunya tidur."

Enam tahun yang lalu

Thomas Rahardi menahan sesak di dadanya usai acara lamaran dan pertunangan Firman dan Arum yang dilaksanakan di kediaman rumah Bulik  Dyah Kusumaningrum atau lebih dikenal Bulik Ningrum sekitar dua minggu yang lalu. Semua usahanya selama ini seakan sia-sia karena pada kenyataannya Arum dan Firman saling mencintai.

"Kenapa bukan aku yang kau pilih, Arum," gumam Thomas sendirian.

Saat kegalauan melanda hati Thomas yang berlangsung selama dua minggu ini, seseorang menghampirinya ketika duduk sendiri di teras belakang kediaman Rustam Rahardi.

"Mas Thom, sampeyan ditimbali tuan Rahardi," ucap lelaki paruh baya itu.

(Sampeyan ditimbali= kamu dipanggil)

"Untuk apa?"

"Saya nggak tahu, Mas. Permisi," ucapnya langsung pamit bergegas pergi.

Thomas menghela napas sejenak guna menetralksn suasana hatinya yang masih tidak karuan. Lelaki itu berjalan gontai menuju ruangan khusus tiap kali dirinya dipanggil oleh Rahardi.

Setelah mengetuk pintu, suara di dalam segera menyuruhnya masuk.

"Kunci pintunya dan duduklah! Aku ingin bicara," suruh Rahardi.

"Hal sepenting apa yang ingin Anda sampaikan? Sampai harus menyuruh saya kemari," tanya Thomas.

"Kau masih punya kesempatan untuk memiliki Arum seutuhnya, Thom."

"Maksud Anda?" bingung Thomas.

"Bawa dia sejauh mungkin! Pancing dia dengan sebuah cerita agar gadis itu percaya dengan ucapanmu," titah Rahardi.

"Sebenarnya apa yang sedang Anda rencanakan?" tanya Thomas.

"Seharusnya Kau mengerti apa maksud ucapanku."

"Jadi Anda ingin menghancurkan kebahagiaan putra Anda sendiri?" tebak Thomas.

"Bukan putraku. Aku hanya ingin menjauhkannya dari gadis miskin itu."

"Itu sama saja, Pak Rahardi yang terhormat."

"Kenapa harus saya yang melakukannya?" imbuhnya lagi.

PENJAGA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang