Suara denting jam teredam oleh nada dering ponsel milik Andre. Lelaki yang tengah duduk di sofa depan televisi melirik ponsel yang persis ada di sebelahnya.
Tertera nama di sana "Tante Gokil".Dengan sigap Andre meraih ponsel itu. Dia berharap bibinya itu memberikan kabar baik. Sejak kepulangannya tadi sore, dia tidak menemukan Karina. Ponselnya pun mati.
"Hallo?" sapa Andre.
"Hallo, Ndre. Di mane lu?" tanya Sari.
"Di rumah. Kenapa, Tan?" jawab Andre di ujung ponselnya.
"Karina di rumah Mina ternyata. Pan aye tadi pulang dari pengajian. Terus si Ogi bilang pas lewat rumah Mina kayak ade orang masuk halaman rumah Mina. Pas Ogi perhatiin si Karina. Saroh minta kunci Rumah Mina. Nah, Si Saroh rupenye disamperin Si Karin buat nanya di mane kunci rumehnye. Trus Saroh langsung ke sini minta kunci. Lo susul gih. Pan dari tadi lo nyariin die?" oceh Sari panjang lebar.
Andre mengangguk setuju. "Oke, aku susul dia, Tan."
Sambungan telepon itu pun ditutup.
Andre melirik jam yang menempel di dinding ruang tengah, waktu sudah menunjukkan jam tujuh malam. Andre melompat pelan dari sofa di sana bergegas menyambar kunci mobil menuju garasi dan melajukan mobil Karina dengan sangat cepat.
Sepanjang perjalanan Andre tidak henti-hentinya membunyikan klakson mobil hanya untuk mengusir rasa paniknya. Entah mengapa begitu sampai rumah, lalu dia tidak mendapati Karina perlahan hatinya digerogoti rasa cemas yang tak berhenti sampai Sari meneleponnya sesaat yang lalu.
Lelaki gondrong itu menarik napasnya secara penuh agar paru-parunya mengembang, sebab sejak tadi dia tidak bisa bernapas lega bahkan hingga kini. Ketakutan itu menyergapnya tiba-tiba.
Namun masalahnya yang ditakuti Andre apa? Mengapa rasa takut itu datang saat Karina tidak ada di rumah? Tidak biasanya dia dalam keadaan pikiran yang kalut.
Melajukan mobilnya di antara kendaraan yang masih menyisakan kemacetan setelah magrib tadi, Andre didera rasa kuatir yang semakin menjadi-jadi. Satu hal yang tidak disadarinya, rasa cemas itu adalah buah dari rasa bahwa seseorang yang dicemaskan itu adalah bagian dari dirinya yang teramat penting.
***
Karina tengah membuka laci di dalam lemari pakaian yang ada di kamar Karina. Matanya menangkap sebuah kotak kecil namun panjang seperti kotak pulpen mahal. Entah mengapa hatinya tergerak untuk menyentuh benda itu. Diraihnya benda persegi panjang itu dengan hati ragu. Karina merasa kotak itu semacam pesan yang hendak diantarkan sang bibi padanya. Isi di dalamnya mungkin saja sebuah petunjuk penting. Itu yang dikatakan hati kecilnya.
Menggenggam benda itu, Karina memutar tubuhnya lalu duduk nyaman di kasur bibinya. Dibukanya perlahan kotak yang membangkitkan rasa penasarannya tersebut. Setelah benda hitam itu terbuka sempurna, kening Karina mengerut. Di dalamnya ada selembar kertas yang telah dilipat rapi, sementara di atasnya sebuah deska lepas ikut ditaruh di sana.
Karina mengambil kedua benda itu dan menaruh kotaknya di atas nakas. Perempuan itu memejamkan mata mencoba menguatkan hati jika dugaannya benar.
Dengan gerakan pelan sementara hati diliputi keraguan---setelah memutuskan untuk membuka kertas itu sesaat yang lalu---Karina membuka lipatan kertas tersebut.
Assalamu'alaikum Karina Sayang ...
Jika kamu berhasil membuka kotak ini, itu artinya kamu sudah sembuh dan tante sudah berada di tempat yang paling tinggi. Tante sudah pergi dari sisi kamu.
Sampai di situ penglihatan Karina mulai buram oleh lesakan air mata yang siap meluruh berderai-derai. Perempuan itu mulai terisak. Cukup lama dia membiarkan air matanya meleleh.
Setelah dia berhasil menguasai hatinya kembali, dia mengusap air mata itu dengan punggung telapak tangannya. Penglihatannya kembali jernih, Karina pun melanjutkan membaca surat cinta dari Mina.
Ada satu hal yang ingin tante jelaskan lewat surat ini, untuk menghindari salah paham.
Karina sayang ... dulu kamu pernah menderita sakit mental. Tante sudah mulai kewalahan merawatmu sayang ... (maafkan tante, ya)
Kondisi tante saat itu benar-benar tidak memungkinkan untuk merawatmu. Tante sudah mulai sakit-sakitan saat itu. Dibutuhkan seorang pria yang harusnya ditugaskan mengurusimu sayang ...
Namun hal itu bukanlah perkara mudah. Tante tidak memiliki kepercayaan pada siapa pun juga. Saat itu Anton tengah berusaha mencarimu. Dalam kondisi sakit seperti itu, tante kuatir laki-laki itu akan memanfaatkan kondisimu yang tengah sakit. Pengkhianat itu sudah beberapa kali ke rumah untuk meminta bagian hartamu yang merupakan warisan papamu. Dan terakhir waktu dia ke rumah, dia meminta kamu menandatangani surat rumah milik papa dan mamamu.
Mengingat kondisi seperti itu, mau tidak mau tante harus menitipkan kamu pada orang yang tepat. Hingga yang terpikirkan dalam benak tante hanya Sari dan keluarganya.
Sari adalah teman baik tante. Hatinya baik, dia teramat tulus. Tante yakin jika kamu bersamanya dia tidak akan menyia-nyiakanmu. Di sisi lain, dia juga memiliki keponakan. Tanpa pikir panjang tante menawarkan sebuah kesepakatan dengan mereka.
Andre menikahimu dan setelah kamu sembuh dia bisa kembali mendapatkan status jomlonya kembali.
Akhirnya kalian dinikahkan. Tapi walau tante menyerahkan kamu pada mereka. Tante juga tidak lepas tangan begitu saja. Tante memasang CCTV di kamarmu, di ruang televisi, di teras dan di dapur untuk memantau sikap Andre padamu. Sebelum kalian menempati rumah itu, tante telah memasang CCTV itu.
Ada banyak cerita dari tante yang bisa diwakilkan lewat rekaman CCTV yang disimpan dalam flash disk hitam itu.
Lihatlah hasil rekamannya. Ada beberapa hal yang tidak sejalan dengan keinginan tante. Tapi menurut tante itu semua masih dalam tahap kewajaran.
Tante sudah titipkan kamu pada Sari dan Andre. Tante sudah sangat tenang sekarang. Walaupun Andre bukan pria kriteriamu, tapi jadikan dia suamimu sesungguhnya. Tante yakin suatu hari kalian akan jadi pasangan yang berbahagia.
Salam tante dari surga.
Karina mendekap surat yang di beberapa bagiannya terkena tetesan-tetesan air mata yang sedari tadi setia menemani Karina membaca surat dari Mina.
Isak tangisnya pun terdengar naik dan turun seiring pundaknya yang juga naik dan turun. Hatinya benar-benar diliputi kesedihan yang mendalam.
Setelah tangisnya reda. Karina menatap lekat deska lepas yang ada di genggamannya. Dia akan melihat isinya sebentar lagi menggunakan laptop yang ada di kamar itu pula.
Tayangan pertama dari rekaman CCTV itu hanya menampakkan Andre dan Karina di ruang televisi duduk berdua. Barulah tayangan kedua tentang bagaimana Andre menyuapi Karina dengan lembut. Lelaki itu memang urakan tapi cukup telaten merawat Karina.
Satu hal yang dapat disimpulkan Karina saat melihat dua potongan video dalam laptop itu, baik Andre maupun Sari telah mengupayakan maksimal perawatan untuk dirinya. Dengan cara mereka sendiri.
Bel di luar rumah berbunyi berulang-ulang, mengalihkan konsentrasi Karina dari melihat video itu. Perempuan itu mengernyitkan dahinya karena heran. Siapa tamu yang sepertinya tidak sabaran bertamu pada malam hari begini.
Karina mematikan laptopnya sebentar untuk kemudian meninggalkan kamar menuju pintu utama.
Begitu pintu dibuka, Karina terperangah melihat siapa yang datang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah untuk Anakku
ChickLitKarina yang mengalami depresi pasca pemerkosaan yang dialaminya dinikahkan oleh bibinya dengan seorang pria yang masih ugal-ugalan bahkan di usianya yang sudah matang. Andre yang belum punya pekerjaan tentu saja mau menikah dengan Karina karena akan...