Karina membuka perlahan kertas itu setelah menaruh Aksa di boxnya.
Hai sayangku istriku tercinta
Abang kirim surat ini untuk kamu itu artinya abang sedang menyelesaikan tanggung jawab abang sama kamu.
Sebelumnya abang minta maaf karena telah tanpa malu menikmati fasilitas Tante Mina padahal sebenarnya kami tidak punya hak. Karena sebenarnya mengurusi kamu saat sakit kemarin sudah jadi tanggung jawab kami. Bukankah karena abang hidupmu jadi begini. Untuk itu abang putuskan untuk mengembalikan aset Tante Mina sama kamu. Sedangkan bengkel akan abang serahkan asetnya atas nama Aksa. Ini adalah bentuk pertanggungjawaban abang yang terakhir untuk kamu dan Aksa.
Abang akan menuntaskannya hari ini sama Mas Raka. Jadi, pagi ini abang langsung ke kantor Mas Raka.Setelah ini abang akan pulang ke rumah Tante Sari. Sewaktu-waktu jika abang rindu Aksa, abang akan mampir. Abang tidak lari dari masalah ini. Abang hanya malu sama kamu, malu sama mendiang Tante Mina. Rumah itu adalah punya kalian, abang terlalu malu untuk ada di sana. Jika saja suatu saat nanti, abang sudah pantas untukmu abang akan datang. Tapi, jangan tunggu abang jika kamu menemukan seseorang yang pantas untukmu. Dan jika kamu sudah menyerah untuk Aksa, abang akan ambil dia, itu pun atas ijinmu.
Karina menangis, dia tidak lagi meneruskan membaca surat itu. "Dasar laki-laki bodoh! Gimana dia bisa bilang aku dan Aksa akan mencari pria lain sementara ada dia yang kami inginkan. Kenapa sih pake malu segala ... punyaku punyanya juga ....," Karina mengambil bantal dan memukul-mukul benda empuk itu.
Sementara itu di tempat lain pada waktu yang sama, Andre tengah berada di kantor Raka.
"Apa?" pekik Raka yang langsung berdiri dari kursi kerjanya memutari meja dan menarik kerah kemeja Andre dalam satu kali sentakan.
Andre hanya bisa pasrah dengan kejujuran yang dia katakan pada Raka. Lelaki yang bagaikan Kakak bagi Karina itu mau tidak mau tersulut emosi juga mendengar pengakuan Raka tentang sebab pengalihan harta atas nama Mina menjadi milik Karina.
"Jadi Karina diperkosa sama kamu?" Raka setengah berteriak pada Andre.
Suami Karina itu tidak lagi bisa mengelak dari cengkraman Raka. Sejurus kemudian Raka melayangkan bogem mentahnya pada Andre di bagian perut, membuat lelaki itu terhuyung dan merasakan sakit di bagian perutnya.
Memegangi perutnya yang sakit, Andre kembali mendapat serangan di bagian wajahnya. Kali ini Andre tersungkur di lantai. Sementara mukanya terasa sangat sakit, dan dia memeganginya.
Raka menyentak jasnya dengan kedua lengannya karena berantakan setelah memberi pelajaran pada Andre. Menaruh kedua tangannya di pinggang, Raka memasang wajah kesal.
"Lalu sekarang setelah tau semuanya, kamu malah akan meninggalkan dia? Hah?!" omel Raka.
"Enggak Mas ... aku nggak ninggalin dia. Aku ngerasa nggak pantas di sana. Di rumah Karina, rumahnya Tante Mina."
"Emangnya menurutmu siapa yang paling pantas ada di sana? Laki-laki laen? Kan kamu ayahnya. Sekarang aku tanya, Karina gimana reaksinya waktu kamu bilang mau balikin aset dan keluar dari rumah itu?" tanya Raka.
"Aku nggak tau. Aku keluar rumah tanpa Karina tau. Lagian Karina lagi pengen sendiri."
"Andre, kamu emang payah! Nggak memahami perempuan sama sekali!"
"Apa, Mas?"
"Jadi gini, Karina itu hanya ingin berpikir dulu. Bukan berarti kamu harus pergi gini. Dasar!"
"Aku nggak yakin, Mas! Setelah Karina tau aku yakin cintanya jadi luntur."
"Emangnya Karina bedak murahan yang mudah luntur, ada-ada aja kamu ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah untuk Anakku
أدب نسائيKarina yang mengalami depresi pasca pemerkosaan yang dialaminya dinikahkan oleh bibinya dengan seorang pria yang masih ugal-ugalan bahkan di usianya yang sudah matang. Andre yang belum punya pekerjaan tentu saja mau menikah dengan Karina karena akan...