"Ka--Ka--Karina diperkosa?" tanya Andre dengan suara lirih.
Shafa dengan mata berkaca-kaca mengangguk pelan.
"Apa buktinya?" tanya Andre yang masih berprasangka bahwa Rangga adalah ayah bayi itu.
"Mas Rangga masih menyimpan surat yang harus kami serahkan pada penyidik andaikan kasus itu mau kami teruskan."
"Surat?" tanya Andre.
"Surat untuk penyidik. Jadi kita sebagai keluarga tidak diperkenankan memegang surat visum. Yang berhak pihak berwenang seperti penyidik misalnya, itu pun diambil untuk keperluan bukti persidangan. Nah, surat pengantar untuk penyidik mengambil visum di rumah sakit itu yang masih kami pegang. Tertera tanggalnya di surat itu," jelas Shafa sembari menyeka air matanya yang sudah mulai meleleh.
"Malam itu kami tengah ada di luar, waktu Karina menelepon dalam kondisi panik. Untung dia masih ingat untuk menelepon aku. Aku dan istriku langsung menuju lokasi di mana Karina bersembunyi setelah lari dari lelaki yang memperkosanya. Kondisinya membuat kami sangat sedih. Karina perempuan modis dan rapi, lalu kami menemukannya dalam kondisi compang-camping, sungguh menyedihkan. Akhirnya kami bawa dia ke rumah sakit untuk diobati dan kami harus bergantian menjaganya karena dia sering mengamuk tiba-tiba. Setelah kondisi mental dan fisiknya mulai pulih, barulah dia pulang ke rumah Tante Mina. Setelah itu kami tidak pernah bertemu dia lagi. Aku dan Shafa juga setelah itu tidak terhubung satu sama lain, karena kami memiliki masalah kami sendiri," jelas Rangga.
"Tante Mina sempat cerita saat Karina pertama kali pindah ke rumahnya, Karina sudah terlihat berbeda. Dia jauh lebih pendiam. Ternyata itu sebabnya. Ditambah lagi dia nggak punya temen saat itu." Andre merasakan hatinya pedih saat mengatakan itu.
"Mungkin itu sebabnya Karina jadi depresi. Dia nggak ada temen saat itu," kata Shafa sedih.
"Lalu surat itu di mana?" tanya Andre.
"Aku simpan di rumah. Nanti aku carikan dan aku foto sebagai bukti bahwa benar Karina diperkosa."
"Aku tunggu!" kata Andre.
Andre melangkah lesu saat memasuki teras rumahnya. Penjelasan Shafa dan Rangga terasa sangat masuk akal. Entah mengapa meski ingin menyangkal, hati kecilnya membenarkan ucapan sepasang suami istri itu.
Matahari terbenam sudah lama berlalu, setelah berbicara permasalahan anak yang ada di dalam rahim Karina, Andre membawa pergi dirinya mengelilingi pusat kota. Berpikir tentang dugaannya yang selama ini salah. Selama ini dia mengira Karina melakukan hal tersebut dengan orang yang dia cintai. Menjadi frustasi karena anak itu akan terlahir tanpa ayah yang menolak untuk bertanggung jawab. Pada kenyataannya Karina hanyalah korban pemerkosaan dari orang yang tidak bertanggung jawab.
Setelah lelah merenungi dan menyesali diri karena telah berpikir negatif pada Karina selama ini, pada akhirnya Andre pulang ke rumah mereka.
Nyala lampu ruang tamu sudah tidak tampak dari halaman rumah Andre, dia menebak Tante Sari sudah pulang. Masuk ke ruang tengah lalu membawa kakinya menuju kamar Karina dan membuka knop pintu yang tidak dikunci.
Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Karina bergelung dengan selimut membelakangi dia. Andre pun ikut masuk ke dalam selimut memeluk Karina dari belakang.
Sang istri menggeliat. Membungkus telapak Andre dengan tangannya dan perlahan matanya terbuka.
"Udah pulang?" tanya Karina lembut.
Andre yang menaruh dagunya di ubun-ubun Karina menjawab singkat. "Hmmm ...."
Karina mengernyitkan dahi lalu membalikkan tubuhnya perlahan menghadap Andre. Saat pertama menatap, suaminya itu tengah memejamkan mata. Karina mengusap pipi Andre dengan punggung telapaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah untuk Anakku
ChickLitKarina yang mengalami depresi pasca pemerkosaan yang dialaminya dinikahkan oleh bibinya dengan seorang pria yang masih ugal-ugalan bahkan di usianya yang sudah matang. Andre yang belum punya pekerjaan tentu saja mau menikah dengan Karina karena akan...