Andre menimang-nimang anting yang hanya sebelah saja itu. Lelaki itu mengobrak-abrik isi kotak kayu dengan ukiran yang terlihat sudah usang tersebut. Beberapa perhiasan lain yang bermacam bentuknya di dalam kotak kecil khusus perhiasan tersimpan rapi. Satu per satu Andre membukanya dengan seksama. Semuanya punya pasangan. Mengapa satu anting itu tidak memiliki pasangannya? Apa mungkin?
Andre kembali berusaha mengingat bentuk anting yang sangat mirip dengan yang pernah dia lihat. Lalu menghubungkannya dengan hari dibentuknya The Scorpion, kelompok remaja yang berkuasa di dekat pemukiman mereka. Tanggal 25 Februari.
Semasa remajanya, Andre dan beberapa anak di daerah mereka tengah mencari jati diri dengan membentuk semacam grup kecil yang ingin diakui keberadaannya. Terbentuklah The Scorpion yang diperingati tiap tahunnya pada hari mereka meresmikan diri menjadi sebuah grup yakni pada tanggal 25 Februari.
Andre dan teman-teman remajanya itu merekrut adik-adik yang usianya di bawah mereka. Ketika, Andre dan kawan-kawannya memasuki dunia kerja, barulah mereka benar-benar melepaskan grup itu.
Tidak menyangka setelah ditinggalkan itu generasi di bawah mereka menjadi lebih buruk.
Andre harus meyakinkan sesuatu mengenai apa yang baru saja dia temukan ini. Menenteng buku serta memasukkan anting itu ke dalam saku celananya, Andre melesat menuju rumahnya dengan Karina.
Dalam perjalanan pulang, lelaki itu mulai mengurai benang kusut dari segala yang membuatnya seperti dejavu setelah melihat anting itu.
Demi untuk menemukan sebuah kebenaran, Andre membawa benda tersebut untuk membuktikan dugaannya.
Sesampainya di rumah.
"Mana bukunya? Ketemu?" tanya Karina.
Andre hanya mengangguk. Pikirannya masih berkelana mempertanyakan hubungan dari semua yang ditemukan akhir-akhir ini.
"Kamu kenapa?" tanya Karina dengan dahi yang mengerut heran karena mendapati Andre seperti tengah memikirkan sesuatu.
"Enggak apa-apa. Eeeng ... di kotak kuno milik Tante Mina kira-kira barang apa aja yang disimpan ya?" tanya Andre.
"Maksudnya?" tanya Karina heran.
"Selain buku, aku juga menemukan benda lain di dalam kotak itu. Apa barang di dalam itu adalah barangnya Tante Mina?"
"Iya ..., itu punya Tante Mina semua. Biasanya barang itu barang lama atau udah tua. Kayak resep jamu turun temurun milik keluarga mama. Emang kamu nemuin yang lain?" tanya Karina serius.
"Oh itu, iya. Ada beberapa barang selain buku. Tapi aku nggak tau persis apa. Mungkin perhiasan ...," kata Andre kemudian.
"Hmmm ya, perhiasan lama juga disimpan tante di sana. Kamu nemuin perhiasan?" tanya Karina.
Andre mengangguk.
"Aku jadi pengen liat. Waktu ke sana aku lupa bongkar kotak itu. Harusnya 'kan waktu Anton datang, aku mau memeriksa semua peninggalan Tante Mina selama ini. Bukan untuk apa-apa, sih. Tapi sebagai kenang-kenangan aja. Lagipula ada perhiasan mama yang dikasihin ke Tante Mina. Aku juga pengen nyimpen perhiasan itu, buat kenang-kenangan. Bisa nggak ntar kalo Abang ke sana lagi, kotak itu sekalian dibawa," kata Karina dengan wajah memelas.
Andre mengangguk.
Setelah mengiyakan perkataan Karina, lelaki itu berpikir harus secepatnya memeriksa kecocokan benda tersebut. Sebab dia tidak mau memberikan kotak itu jika isinya ada yang berkurang.
Setelah makan siang, Andre meninggalkan Karina yang tengah tertidur pulas bersama bayinya.
Bergegas dia masuk ke dalam rumahnya menuju kamar Ogi. Di lemari baju sang adik, Andre mengobrak-abrik isinya hingga baju adiknya berhamburan di lantai.
Tidak beberapa lama kemudian, Ogi masuk ke dalam kamarnya.
"Ya ampun, Bang ..., kok berantakan gini. Kayak orang lagi ngamuk. Abang nyari baju?" komentar Ogi.
Andre tidak menjawab. Lelaki itu masih sibuk dengan pikirannya dan tujuannya membongkar isi lemari.
"Bang?!" panggil Ogi.
Andre masih belum menjawab.
"Ditanya kok nggak jawab," gumam Ogi.
"Gi, kamu liat kotak jam Abang nggak?" tanya Andre tanpa menoleh pada Ogi.
"Kotak apa? Nggak ada kotak apa-apa di sini," jawab Ogi yang duduk di ranjangnya sembari melihat segala tingkah laku sang kakak.
"Kotak jam. Jamnya emang nggak ada lagi. Tapi kotaknya masih abang simpen. Soalnya kotaknya eksklusif banget. Jadi masih abang simpen. Kalo nggak salah inget kotak itu abang tarok di lemari ini juga, sebelum abang pindah rumah.
Tadinya kamar Ogi adalah kamar bersama mereka berdua. Setelah Andre menikah, praktis masih banyak barang yang belum dibawa oleh Andre dan bahkan ditinggalkan di rumah tersebut.
"Oh, kotak jam sama barang-barang abang diberesin ibu. Disimpen di kamar ibu. Menurut ibu ada beberapa yang pas dibongkar sama ibu barang berharga. Ya, ibu sih karna emang tipe ibu yang enggak pernah ikut campur urusan pribadi anaknya, jadi nggak yang gimana-gimana. Ibu mindahin aja itu barang kepunyaan abang. Tanpa nanya apa-apa," jelas Ogi.
Andre manggut-manggut. Meski ibu mereka menemukan sesuatu milik anak-anaknya dan itu barang berharga, Lela hanya akan memindahkannya ke tempat yang aman. Begitulah sifat ibu mereka.
"Kamu yakin 'kan kalo barang abang ada yang dipindahkan sama ibu?" tanya Andre.
Ogi mengangguk kuat.
"Oke, aku akan nanya ibu," kata Andre kemudian.
Baru saja Andre hendak melangkahkan kakinya keluar dari kamar, suara Ogi menginterupsinya.
"Bang, aku baru inget, ibu pergi sama tante tadi jam sepuluhan."
Andre menautkan alisnya di tengah.
"Kemana?" tanya suami Karina itu.
"Nggak tau sih, Bang. Soalnya nggak bilang mau ke mana. Telpon aja kalo gitu," usul Ogi.
Andre pun merogoh kantong celana dan mengeluarkan ponsel dari dalamnya.
"Hallo, kenapa Ndre?" tanya Lela di ujung ponsel.
"Itu, Bu. Mau nanya ibu ada mindahin barang-barangku yang di dalem lemari nggak, Bu?" tanya Andre perlahan.
"Barang apa?" tanya Lela.
"Itu, Bu ... kotak jam sih," jawab Andre yang menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
"Oh, yang warnanya abu-abu itu 'kan?" tebak Lela.
"Iya, Bu. Yang itu. Lagian cuma itu kotak jam yang aku punya. Itu pun pemberian anak The Scorpion waktu aku ulang tahun. Mereka patungan belinya pas lagi diskon pula," kata Andre sembari mengenang kisah masa mereka masih remaja.
"Kalo itu, ibu pindahin ke kamar ibu. Bukan apa-apa, Ogi kan kurang teliti takutnya barang kamu pada ilang. Jadi ibu pindahin ke kamar ibu. Masih banyak barang lain yang juga ibu pindahkan ke kamarnya ibu. Kamu bisa cari apa yang mau kamu cari. Di lemari paling atas," kata Lela.
"Oke, Bu."
Tidak lama kemudian Andre menuju kamar ibunya dan mulai mencari kotak yang dimaksud oleh sang bunda.
Mengambil kotak jam yang dimaksud, tangan Andre bergetar karena ingin membukanya. Namun, karena rasa ingin tahunya yang besar, mau tidak mau dia harus membuka kotak itu.
Setelah membukanya, bola mata Andre membesar.
Hai ...
Aku up ...
Jangan lupa bintang dan komennya ya...
Makasih 🙏

KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah untuk Anakku
ChickLitKarina yang mengalami depresi pasca pemerkosaan yang dialaminya dinikahkan oleh bibinya dengan seorang pria yang masih ugal-ugalan bahkan di usianya yang sudah matang. Andre yang belum punya pekerjaan tentu saja mau menikah dengan Karina karena akan...