37

12.1K 988 66
                                        

Rangga sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil. Hingga Karina dan Andre tidak sempat mencegatnya Namun, Andre memiliki cara bertemu dengan Rangga. Jalan untuk mencaria ayah anak Karina yang sebenarnya mulai menemui titik terang.

Dalam perjalanan pulang.

"Rangga itu siapa?" tanya Andre dengan aura dingin.

Karina terkesiap sesaat.

"Oh, itu dia sahabat kami. Aku, Ifan dan Rangga sahabatan dulunya."

"Bener cuma sahabatan?" tanya Andre.

"Itu ..., kami---" Karina tidak mampu melanjutkan ceritanya. Karena ada memori yang sedikit buruk saat bersama Rangga.

Lelaki itu bisa dibilang kekasihnya, tetapi juga tidak bisa dibilang kekasih. Mereka memang sering bersama, tetapi Karina merasa jika hati Rangga tidak bersamanya. Itu yang dia rasakan. Sehingga ketika ingin memberikan jawaban pada Andre, perempuan itu bingung akan menjawab apa. Sebab hubungan mereka yang tidak jelas.

Sementara itu Andre menanggapinya berbeda. Kelunya lidah Karina menceritakan hubungan antara dia dan Rangga diartikan dengan adanya kenangan traumatis yang dialami Karina saat menjadi kekasih Rangga. Satu hal yang dipastikan oleh Andre, bahwa Rangga memang pernah menjadi kekasih Karina.

Jika dulu berita itu hanya didengarnya dari Mina. Namun, sekarang berita itu sepertinya benar. Mulai sekarang Andre akan mencari tahu siapa ayah bayi Karina. Pria yang tidak bertanggung jawab meninggalkan benih di dalam rahim Karina. Baik Andre maupun Sari tidak ada yang berani bertanya tentang ayah bayi Karina. Mereka tidak ingin menyinggung sedikitpun tentang hal itu kuatir menyebabkan terguncangnya jiwa Karina. Sementara Karina juga tidak ingin kejadian itu diungkit kembali.

Andre tidak lagi berniat mencari informasi dari Karina soal Rangga. Selanjutnya dalam perjalanan pulang itu keduanya diliputi kebungkaman, larut dalam lamunan dan pikiran masing-masing. Satu hal yang pasti, Andre akan mencari tahu sendiri mengenai siapa Rangga dan apakah ada hubungannya dengan Karina dan anak yang dikandung oleh istrinya itu.

Hari sudah sore saat mereka sampai di rumah.

Andre baru saja selesai mandi saat terdengar bunyi ponselnya berdering di atas nakas.

"Hallo, Gi?" sapa Andre di ujung telepon.

"Bang, abang bisa ke rumah?" tanya Ogi

"Maleman dikit ya abang ke sana," jawab Andre.

"Sekarang, Bang. Penting!" pinta Ogi.

"Ada apa, sih Gi?" tanya Andre penasaran.

"Ibu dan Tante Sari pengen ngomong," jawab Ogi.

"Awas kalo nggak penting!" kata Andre.

"Ini penting banget, Bang."

"Ya udah, bentar lagi abang pulang."

Sejurus kemudian Andre menuruni tangga dan mendapati Karina ada di pantri tengah mencuci sayuran dan ayam.

Mendengar suara kaki mendekatinya, Karina menoleh.

"Mau ke mana?" tanya Karina yang mendapati Andre telah rapi dengan kemeja lengan pendek berwarna hitam dipadu dengan celana jeans warna biru tua.

"Ke rumah Tante, enggak lama kok. Kamu tunggu di rumah, ya. Jangan terima tamu sembarangan, oke?"

Karina tersenyum mendengar pesan Andre tersebut. "Makan malam di rumah ya? Aku baru mau masak."

"Iya, aku nggak lama kok. Aku pergi ya."

Lelaki itu pun melesat menuju rumah tantenya.

"Ada apa, Tan? Tumben pake acara ngomong di sini. Biasanya ngomong di rumahku. Atau kalo nggak nelpon."

Ayah untuk AnakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang